15 Maret 2025 - 21:33
Source: Parstoday
Krisis Kelaparan, Pengangguran, Gelandangan, dan Pencurian; Penjara di Inggris Penuh

Konsorsium Retail Inggris, BRC, melaporkan, setiap hari 55.000 kasus pencurian dialami toko-toko di Inggris, dan seperempat penduduk negara ini menyaksikan sendiri aksi pencurian itu.

British Retail Consortium, BRC, yang mendapatkan data tersebut dari jajak pendapat yang digelar Opinium, menunjukkan bahwa pada tahun 2024, seperempat warga Inggris, mengaku menyaksikan dengan mata kepala sendiri aksi pencurian di toko-toko, dan penyerangan terhadap petugas keamanan dan penjaga toko.

Dari seluruh kasus pencurian yang terjadi di toko-toko Inggris, 70 persen di antaranya dilakukan dengan menggunakan senjata. Surat kabar The Guardian menulis, krisis akibat mahalnya biaya hidup, dan inflasi tinggi, di antara penyebab maraknya kasus pencurian di toko-toko Inggris.

Sehubungan dengan ini, para anggota Parlemen Inggris memperingatkan bahwa kapasitas lembaga-lembaga permasyarakatan di negara itu sudah terisi penuh, dan tidak ada tempat lagi untuk tahanan baru.

Pertumbuhan Ekonomi Menurun

Menjelang laporan anggaran pemerintah di Parlemen Inggris, dan dengan memperhatikan ancaman-ancaman Presiden AS terkait kenaikan tarif, Otoritas Statistik Inggris, ONS, mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Inggris, pada bulan Januari 2025 mengalami penurunan 0,1 persen.

Menurut surat kabar The Guardian, meskipun pemerintah Inggris yang berkuasa terus berbicara soal pentingnya perhatian pada pertumbuhan ekonomi, tapi pertumbuhan Produk Domestik Bruto, PDB, yang sangat kecil pada bulan Januari 2025, sangat mengecewakan.

Sekitar 9.000 Warga Inggris Menganggur

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dalam sidang Parlemen terbaru mengatakan tata kelola Pelayanan Kesehatan Nasional, NHS, yang merupakan institusi swasta terbesar dunia, tapi memanfaatkan anggaran dari pemerintah Inggris, harus diubah, dan penutupan institusi ini akan menghemat ratusan juta pound biaya sektor pemerintah di bidang kesehatan dan pengobatan Inggris.

Daily Mail menulis, “Jika langkah ini dilakukan oleh pemerintah Inggris, maka setengah dari pegawai badan kesehatan dan pengobatan Inggris yang berjumlah 18.600 orang, akan kehilangan pekerjaan, dan keputusan pemerintah ini diprotes keras oleh Serikat Buruh Inggris.”

Krisis Tunawisma di Inggris

Di sisi lain, kelangkaan tempat tinggal, penurunan bantuan pemerintah, minimnya pendapatan, naiknya inflasi, dan melambungnya harga sewa rumah serta penurunan pertumbuhan ekonomi, telah meningkatkan jumlah tunawisma di Inggris.

Stasiun televisi Sky News, melaporkan, sejak tahun 2018 sampai sekarang, lebih dari 21 persen jumlah tunawisma di wilayah-wilayah perkotaan dan pedesaan Inggris, bertambah.

Berdasarkan laporan terbaru Shelter, lembaga amal Inggris, saat ini lebih dari 354.000 orang termasuk 161.000 anak-anak di Inggris, negara ekonomi terbesar keenam dunia, menjadi tunawisma, dan tidur di bawah kolong jembatan atau di pinggir jalan. (HS) 

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha