15 September 2023 - 14:13
Nabi Muhammad saw Wafat Secara Normal atau Dibunuh? Begini Pandangan Ulama Syiah

ua pandangan mencuat, Nabi Muhammad saw meninggal dunia secara alamiah setelah sebelumnya menderita sakit, dan pandangan lain menyebutkan sakit yang diderita Rasulullah saw disebabkan oleh racun yang telah dibubuhkan pada makanannya.

Menurut Kantor Berita ABNA, penyebab kematian Nabi Muhammad saw sejak dulu telah menjadi polemik. Dua pandangan mencuat, Nabi Muhammad saw meninggal dunia secara alamiah setelah sebelumnya menderita sakit, dan pandangan lain menyebutkan sakit yang diderita Rasulullah saw disebabkan oleh racun yang telah dibubuhkan pada makanannya. 

Berikut ini pandangan ulama Syiah terkait penyebab kematian Nabi Muhammad saw:

1. Syaikh Mufid ridhwanullah ‘alaihi berkata, “Rasulullah saw meninggal dunia pada hari Senin 28 Safar di Madinah dalam kondisi teracuni [1]. 

2. Syaikh Thusi ridhwanullah ‘alaihi berkata, “Muhammad bin Abdullah saw meninggal dunia pada hari Senin 29 Safar tahun 10 H dalam kondisi teracuni.” [2] 

3. Syaikh Thabarsi ridhwanullah ‘alaihi berkata, “Dengan dalil yang diimani kaum muslimin, bahwa keutamaan nubuwah yang dihadiahkan kepada Nabiullah Muhammad saw adalah ia juga meraih kemenangan dengan mencapai kesyahidan.” [3] 

4. Ibn Fattal Naisyaburi ridhwanullah ‘alaihi berkata, “Ketahuilah Rasulullah saw meninggal dunia pada 28 Safar pada tahun 11 H dalam usia 63 tahun dalam keadaan teracuni di Madinah. Juga dikatakan bahwa beliau wafat pada bulan Rabiul Awal, namun pandangan pertama yang lebih dapat diterima.” [4] 

5. Allamah Hilli Ridhwanullah ‘alaihi berkata, “Muhammad bin Abdullah saw meninggal dun pada Senin 28 Safar tahun 10 H dalam keadaan teracuni.” [5]

6.  Muhammad bin Ali al-Ardibili ridhwanullah ‘alaihi berkata, “Pada hari senin, 28 Safar tahun 10 H Nabi Muhammad saw meninggal dunia dalam keadaan teracuni, saat itu ia berusia 63 tahun. Ibunya adalah Aminah putri Abdul Wahab bin Abdu Manaf. [6] 

7. Allamah Majlisi ridhwanullah ‘alaihi berkata, “Pada hari senin, 28 Safar tahun 10 H, ia meninggal dunia dalam keadaan teracuni.” [7]


Catatan Kaki

[1] Al-Muqni’ah, hlm. 456

[2] Tahdzib al-Ahkam fi Syarh al-Muqni’ah, jld. 6, hlm. 3

[3] Majma’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, jld. 9, hlm. 156

[4] Raudhah al-Wa’zhain wa Bashirah al-Mata’azhain, jld. 1, hlm. 71

[5] Tahrir al-Ahkam li Syari’ah ‘ala Madzhab al-Imamiah, jld. 2, hlm. 118

[6] Jami’ah al-Rawah wa Izahah al-Isytibahat ‘an al-Tharaq wa al-Isnad, jld. 3, hlm. 463

[7] Maladz al-Akhyar fi Fahm Tahdzib al-Akhbar, jld. 9