Menurut Kantor Berita ABNA, telah terselenggara sebuah seminar Internasional bertemakan, "Ahlul Bait dalam Al-Qur'an, Sunnah dan Warisan Islam" atas kerjasama Majma Jahani Taghrib Mazahib Islam sebuah lembaga internasional yang bergerak dalam upaya persatuan mazhab-mazhab dalam Islam dengan Universitas Islami Mar'marah 24-25 Desember 2010 di Turki. Dalam seminar tersebut hadir Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri, pimpinan Majma Jahani Taghrib Mazahib Islam, Fharuq Chailak menteri urusan agama Turki dan beberapa tokoh-tokoh dan ulama-ulama Islam beserta dosen-dosen dan para peneliti dari berbagai Negara Islam.
Ayatullah Taskhiri dalam seminar tersebut berkaitan dengan peran Ahlul Bait dalam menjaga keutuhan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saww menegaskan, "Tidak sedikit dari pembesar-pembesar dari kalangan sahabat dan imam-imam mazhab dalam Islam memberikan penghormatan dan pengagungan yang khusus kepada Ahlul Bait Nabi saww begipun kecintaan yang besar kepada mereka. Sangat berbeda dengan yang diamalkan oleh kebanyakan pengikut-pengikut mazhab hari ini, yang sama sekali tidak memberi penghormatan apalagi kecintaan kepada Ahlul Bait, bahkan memiliki sikap permusuhan kepada para pecinta Ahlul Bait as."
Ulama yang juga pemimpin dari organisasi internasional yang bergerak dibidang persatuan mazhab-mazhab dalam Islam ini menyebutkan bahwa catatan sejarah menjadi saksi bahwa banyak dari kalangan sahabat yang telah memberikan pernyataan kecintaan secara terbuka khusus kepada Ahlul Bait Nabi saww. Beliau berkata, "Sahabat Umar bin Khattab, yang dikenal sebagai khalifah kedua kaum muslimin, berkenaan dengan Imam Ali as pernah berkata, kalau tidak ada Ali, celakalah Umar. Begitu juga dengan Ummul Mukminin, Aisyah binti Abu Bakar, dalam banyak kesempatan memberi pengakuan bahwa Imam Ali as lebih banyak tahu dari beliau, beliau pernah berkata, "Pergilah ke sisi Ali, karena ia lebih berilmu dari saya."
Ayatullah Taskhiri mengenai kecintaan empat imam Mazhab berkata, "Kesemua imam-imam mazhab dalam Islam memiliki kecintaan yang istimewa kepada Ahlul Bait as. Ucapan yang sangat termasyhur dari Abu Hanifah, "Jika sekiranya saya tidak berada di sisi Imam Shadiq as dan tidak menuntut ilmu dari beliau, celakalah saya." Imam Malik juga berkata mengenai Imam Shadiq as, "Saya tidak melihat seorangpun yang lebih berilmu dan faqih dari Imam Ja'far Shadiq as."
Ayatullah Taskhiri dalam lanjutan ceramah ilmiahnya mengharapkan kepada segenap ulama-ulama Islam dari berbagai mazhab untuk memberi perhatian lebih terhadap pengkajian-pengkajian ilmu yang diwariskan Ahlul Bait, sebagaimana pengakuan sahabat-sahabat dan imam-imam mazhab sendiri. Beliau berkata,"Ahlul Bait telah menjaga dan menyelamatkan umat ini dari ketergelinciran dan kesesatan. Al-Qur'an sendiri menegaskan dalam banyak ayat mengenai keistimewaan Ahlul Bait dan beberapa ayat yang setelah ditafsirkan para mufassir, turun khusus ditujukan kepada Ahlul Bait."
Selanjutnya beliaupun menyebutkan beberapa contoh ayat yang dimaksudkannya, "Mengenai ayat Mubarak, "faas aluu ahlil zikri in kuntum laa ta'lamun, bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui, banyak ulama tafsir Ahlus Sunnah yang memberikan catatan bahwa ketika ayat tersebut turun, Imam Ali as berkata, "Kami adalah ahli Zikr". Begitu juga tafsir ayat, wa ma ya'lamu ta'wilahu warrasikhuna fil ilmi, padahal tidak ada yang mengetahui maknanya kecuali Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya, tidak sedikit pula dari mufassir Ahlus Sunnah ketika menafsirkan ayat tersebut menukilkan ucapan Imam Ali as, "Barang siapa yang menyebut dirinya lebih mendalam ilmunya dan kami tidak, mau kemana mereka?"
Beliau kembali melanjutkan,"Jika saya menukilkan pendapat-pendapat yang ada di kurun Khulafaur Rasyidin, maka ucapan-ucapan Imam Ali as akan lebih jelas maknanya. Sejarah mencatat khalifah pertama dan kedua dalam banyak hal meminta pertimbangan dan pendapat Imam Ali as terlebih dahulu sebelum mengeluarkan keputusan hukum. Bahkan dalam kitab al Mustadrak diriwayatkan, khalifah Umar bin Khattab selalu merujuk kepada Imam Ali as, ia pernah berkata, "Saya berlindung dari Allah, jika saya berada di tengah-tengah kaum musliminin dan tidak ada Abul Hasan (Ali) di situ." Dari ucapan-ucapan tersebut, setidaknya menunjukkan bukti adanya pengagungan dan kecintaan istimewa yang dikhususkan kepada pribadi Imam Ali as."
Ayatullah Taskhiri kembali menegaskan, "Kalau kita jujur mengkaji sejarah, maka akan kita temukan, Ahlul Bait dalam al-Qur'an dan Sunnah memiliki keagungan dan kemuliaan yang besar. Mereka adalah rujukan umat Islam. Karenanya jika semua umat Islam kembali kepada pegangan Islam sebenarnya yaitu menjadikan Al-Qur'an dan Ahlul Bait sebagai pedoman dalam beragama maka banyak perselisihan dan perbedaan pendapat yang akan terselesaikan. Namun sebaliknya, jika menolak Ahlul Bait sebagai rujukan umat, maka tunggulah kehancuran umat itu, disebabkan perselisihan dan perpecahan yang terjadi."
Beliau melanjutkan, "Hadits Kisa dan hadits Tsaqalain adalah dua diantaranya hadits yang diriwayatkan para ahli hadits dari Sunni dan Syiah. Namun hadits Tsaqalain di kalangan ahlus sunnah lebih banyak menyebut yang dimaksud Tsaqalain adalah Al-Qur'an dan Sunnah sementara dikalangan Syiah yang masyhur adalah Al-Qur'an dan Itrah Nabi, pada dasarnya dari nukilan dua riwayat ini tidak ada perbedaan, sebab yang lebih mengetahui sunnah Nabi yang kemudian menjelaskannya kepada umat Islam adalah keturunan-keturunan beliau."
Dipenghujung pembicaraannya, Ayatullah Taskhiri mengharapkan agar segenap umat Islam kembali memberikan perhatian dan kesungguhan untuk mengkaji ilmu-ilmu yang telah diwariskan Ahlul Bait. Menurutnya menjadikan Ahlul Bait sebagai rujukan akan menghantarkan umat Islam terhadap pengenalan Islam yang sesungguhnya. Beliau berkata, "Sudah selayaknya ulama Sunni dan Syiah untuk bersatu dan saling bekerjasama. Ulama Syiah mengambil ilmu dari ulama Sunni begitupun sebaliknya. Jika ini terjadi didasari saling pengertian dan saling menghormati, maka akan kita temui Islam itu sangat kaya."
Dalam pertemuan yang terselenggara di kota Istanbul Turki ini, juga dipublikasikan beberapa karya ilmiah dari peneliti-peneliti manca Negara, diantaranya: Ahlul Bait dalam Al-Qur'an, Ahlul Bait dalam Sunnah, Ahlul Bait dalam Sejarah, Ahlul Bait dalam Adabiyat Turki, Peran Ahlul Bait dalam Persatuan Umat Islam, dan masih banyak lagi.