Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Dalam peringatan wafat Sayyidah Khadijah sa, seorang wartawan ABNA melakukan wawancara dengan Masoumeh Seifi Kanari, seorang dosen dan peneliti di Jami’ah al-Zahra sa, mengenai kedudukan dan karakteristik Ummul Mukminin Sayyidah Khadijah (sa).
Keutamaan dan Kedudukan Sayyidah Khadijah sa
Masoumeh Seifi Kanari menjelaskan bahwa minimal yang kita ketahui tentang Sayyidah Khadijah sa adalah bahwa beliau adalah Ummul Mukminin, istri pertama, dan salah satu istri terbaik Rasulullah saw. Pada masa ketika Nabi Muhammad saw belum memiliki harta dan status sosial yang signifikan, Sayyidah Khadijah sa justru memiliki kedudukan sosial dan ekonomi yang tinggi. Namun, karena sudah mengenal keutamaan serta kemuliaan akhlak Nabi Muhammad saw dan sebagai seorang yang bertauhid, beliau menikahi Rasulullah saw demi meraih keridhaan Allah.
Beliau juga mengalami banyak tekanan dari para bangsawan dan wanita Quraisy. Salah satu buktinya adalah saat melahirkan, tidak ada wanita yang bersedia menemaninya sebagaimana adat yang berlaku pada waktu itu.
Lebih lanjut, Masoumeh Seifi Kanari menjelaskan bahwa Sayyidah Khadijah sa termasuk dalam empat wanita terbaik penghuni surga, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan dalam kitab Khishal halaman 206. Keempat wanita tersebut adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim (istri Firaun).
Selain itu, dalam khutbah Qashiah, Imam Ali as dengan jelas menyatakan bahwa beliau adalah orang ketiga yang memeluk Islam setelah Nabi Muhammad saw dan Sayyidah Khadijah sa, sehingga dapat dikatakan bahwa Sayyidah Khadijah sa adalah wanita pertama yang menerima Islam, sedangkan laki-laki pertama yang beriman adalah Imam Ali as.
Keteladanan Sayyidah Khadijah sa dalam Kesabaran dan Keikhlasan
Menurut Masoumeh Seifi Kanari, salah satu sifat utama Sayyidah Khadijah sa adalah kesabarannya serta penghormatan yang luar biasa kepada Nabi Muhammad saw. Bahkan, Allah dan Jibril sendiri mengucapkan salam kepada beliau. Dalam kitab Shahih Bukhari, salah satu kitab hadis paling otoritatif di kalangan Ahlusunnah, disebutkan bahwa Jibril datang kepada Nabi Muhammad saw dan berkata:
"Wahai Rasulullah! Itu Khadijah yang datang membawa makanan dan minuman untukmu. Jika ia telah tiba, sampaikan salam dari Tuhannya dan dariku, serta berikan kabar gembira bahwa Allah telah menyediakan sebuah rumah di surga untuknya."
Hadis serupa juga terdapat dalam Shahih Muslim. Banyak riwayat dari Syiah dan Ahlusunnah yang menjelaskan keutamaan Sayyidah Khadijah sa. Salah satunya diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudri bahwa dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj, ketika Rasulullah saw hendak kembali ke bumi, beliau bertanya kepada Jibril apakah ia memiliki permintaan. Jibril pun menjawab, "Sampaikan salamku dan salam Allah kepada Khadijah."
Oleh karena itu, keutamaan Sayyidah Khadijah sa sangat besar. Selain mengorbankan hartanya demi Islam, beliau juga menunjukkan kesetiaan dan pengorbanan besar untuk Nabi saw. Secara sosial, pernikahan dengan Rasulullah saw mungkin dianggap tidak sepadan menurut adat jahiliyah pada saat itu, tetapi Sayyidah Khadijah sa melampaui norma tersebut demi keridhaan Allah.
Kesabaran Sayyidah Khadijah sa dalam Ujian
Masoumeh Seifi Kanari juga menekankan bahwa Sayyidah Khadijah sa adalah contoh kesabaran. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, beliau tetap setia menemani Nabi Muhammad saw dalam penderitaan, termasuk saat berada dalam pemboikotan di Lembah Abu Thalib (Sy'ib Abi Thalib). Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Sayyidah Khadijah sa memiliki seorang putra bernama Qasim yang meninggal saat masih kecil. Ketika beliau menangis karena kehilangan anaknya, Rasulullah saw bertanya mengapa ia menangis. Sayyidah Khadijah sa menjawab bahwa ia tidak bisa menahan kesedihannya. Rasulullah saw lalu menenangkannya dengan berkata bahwa kelak ia akan bertemu kembali dengan putranya di surga.
Menjadikan Sayyidah Khadijah sa sebagai Teladan bagi Perempuan Muslim
Lebih lanjut, Masoumeh Seifi Kanari menekankan bahwa wanita Muslimah saat ini seharusnya menjadikan Sayyidah Khadijah sa sebagai teladan, yaitu dengan lebih mengutamakan nilai-nilai spiritual dibandingkan materialisme. Bukan berarti meninggalkan dunia materi sepenuhnya, tetapi tidak menjadikannya sebagai prioritas utama.
Perempuan Muslim juga harus menempatkan Ahlulbait as, Nabi Muhammad saw, dan khususnya Imam Mahdi afs sebagai pusat dalam hidup mereka, serta berusaha melakukan yang terbaik dalam rangka menanti dan mendukung kemunculan Imam Mahdi aj.
Kesabaran dan Pengorbanan Perempuan dalam Mendukung Islam
Di akhir pembicaraannya, Masoumeh Seifi Kanari menyatakan bahwa perempuan harus memiliki kesabaran dalam memperjuangkan Islam. Sebagai contoh, kita bisa melihat bagaimana perempuan turut berperan dalam Puyesh-e Hamdeli (Kampanye Solidaritas), yang digagas oleh Kantor Rahbar (Pemimpin Tertinggi Iran), di mana banyak perempuan dengan penuh keikhlasan menyumbangkan emas dan harta mereka demi mendukung gerakan tersebut.
Semoga kita semua dapat meneladani sosok-sosok wanita mulia seperti Sayyidah Fatimah sa, Sayyidah Khadijah sa, Sayyidah Zainab Kubra sa, dan Sayyidah Ma'shumah sa, sehingga dapat meraih kebahagiaan akhirat dengan mengikuti jejak mereka.
Your Comment