25 Februari 2025 - 09:09
Di Balik Layar Penerbangan Jet Tempur Israel dalam Prosesi Pemakaman Syahid Sayyid Hasan Nasrallah

Seorang penulis Irak dalam sebuah catatannya menulis: Musuh Zionis mengira bahwa dengan tindakan ini, mereka dapat menimbulkan ketakutan dan kepanikan di antara para pelayat prosesi pemakaman, sehingga jutaan pelayat akan melarikan diri. Namun, betapa sia-sia anggapan itu! Musuh Zionis mengalami kekecewaan dan keputusasaan karena jutaan massa tetap teguh bertahan.

Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Pada prosesi pemakaman Sayid Hassan Nashrullah pada Minggu (23/2) dilaporkan melibatkan lebih dari satu juta empat ratus ribu pendukung Hizbullah dan pecinta Sayyid Perlawanan. Selama prosesi ini, jet tempur Israel menerbangkan pesawatnya dengan kecepatan supersonik, terbang rendah dan dekat dengan massa yang mengantarkan jenazah Sayyid Hasan Nasrallah dan Sayyid Hasyim Shafiuddin, dua pemimpin Hizbullah yang gugur oleh serangan Israel. Rezim Zionis mengira bahwa dengan manuver jet tempur ini, mereka dapat merusak kemegahan prosesi jutaan orang tersebut, namun ternyata tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Dalam hal ini, Sayyid Muhammad Shadiq al-Hashemi, seorang penulis Irak sekaligus direktur Pusat Studi Irak, menulis dalam catatannya:

"Israel, dalam pikiran dan konsepnya, apa yang bisa dikatakannya tentang masa depan geografis dan demografinya di tengah lautan manusia yang bergemuruh ini?! Jutaan orang yang menolak keberadaan rezim ini dan dengan pergi ke Karbala Dahiya, mereka memperbarui janji dan sumpah untuk menghancurkan Israel!

Musuh Zionis mengira bahwa dengan tindakan ini, mereka dapat menimbulkan ketakutan dan kepanikan di antara para peserta prosesi pemakaman, sehingga jutaan pelayat akan melarikan diri, menyebabkan kekacauan di seluruh massa, dan akhirnya, saluran-saluran televisi satelit Zionis akan menyiarkan adegan kepanikan, pembunuhan, dan pertumpahan darah akibat kepadatan massa. 

Namun, betapa sia-sia anggapan itu! Musuh Zionis mengalami kekecewaan dan keputusasaan karena jutaan massa tetap teguh bertahan. Mereka bahkan mengumandangkan slogan-slogan yang memperbarui janji dan sumpah mereka kepada syahid Sayyid Hasan Nasrallah. Tidak satu pun bendera yang diturunkan, tidak ada yang merasa kalah, bahkan tidak ada satu pun yang mundur dari prosesi ini. Sebaliknya, suara kehormatan dan kepahlawanan menggema dengan teriakan "Matilah Amerika!" dan "Matilah Israel!", yang merupakan janji setia para pahlawan Islam.

Musuh Zionis akhirnya menyadari bahwa normalisasi hubungan antara organisasi dan pemerintahan yang tunduk pada mereka tidak memiliki makna atau nilai apa pun. Karena gerakan yang ditunjukkan oleh Syiah hari ini membuktikan bahwa merekalah pemimpin sejati kawasan, tanpa basa-basi. Tak satu pun dari pria dan wanita mereka gemetar sedikit pun karena suara jet tempur musuh. Maka, normalisasi hubungan dengan sisa-sisa al-Jaulani, Al-Zubalah, Al-Ghamman, Al-Saud, dan para pengikut mereka sama sekali tidak memiliki nilai.

Laporan di balik layar menunjukkan bahwa musuh Zionis berencana untuk melakukan serangan guna menghancurkan sepenuhnya jasad syahid Sayyid Hasan Nasrallah, sehingga di Lebanon tidak akan ada tempat ziarah dan nyala api revolusi yang bisa menjadi inspirasi bagi rakyat. Namun, mereka segera menyadari luasnya respons massa dalam prosesi ini dan kegagalan mereka sendiri. Oleh karena itu, mereka kembali melakukan manuver udara dengan harapan dapat membubarkan massa, tetapi pelayat tetap teguh dengan sumpah mereka. Akhirnya, pesawat tempur Israel pun mengalami kekalahan. Meskipun mereka kembali dengan maksud untuk berbuat sesuatu, namun mereka dan anak-anak Zionisme tetap gagal mencapai tujuan mereka."