Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Rabu

26 Juni 2019

05.11.50
955042

Lawatan Pompeo ke Teluk Persia; Upaya untuk Meyakinkan Mitra Washington

Munculnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat di kawasan Teluk Persia akibat kebijakan dan tindakan menciptakan tensi oleh pemerintah Trump dan sikap pasif Trump, telah membuat para sekutu regional Washington meragukan pemenuhan komitmen keamanan AS bagi mereka.

(ABNA24.com) Munculnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat di kawasan Teluk Persia akibat kebijakan dan tindakan menciptakan tensi oleh pemerintah Trump dan sikap pasif Trump, telah membuat para sekutu regional Washington meragukan pemenuhan komitmen keamanan AS bagi mereka.

Mengingat situasi tegang saat ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memulai lawatan regionalnya pada hari Senin, 24 Juni, yang dimulai dengan tiba di ibukota Arab Saudi, Riyadh. Di bawah kepemimpinan Donald Trump, Amerika Serikat telah mengintensifkan upaya anti-Iran di kawasan. Kunjungan berkali-kali para pejabat senior AS ke kawasan untuk melakukan penjajakan dengan para mitra Washington serta penciptaan dan penguatan aliansi melawan Iran dan kebijakan regionalnya.

Pompeo mengumumkan bahwa ia akan mengunjungi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk menegosiasikan solidaritas strategis. Pompeo melakukan perjalanan ke dua negara Arab ini sementara ketegangan antara Washington dan Tehran meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir.

Menlu Pompeo kepada para wartawan mengatakan, "Tujuan pertama kami adalah Arab Saudi dan kemudian Uni Emirat Arab, dua sekutu utama kami melawan Iran. Kami berencana untuk bernegosiasi dan berkonsultasi pada perjalanan ini tentang bagaimana memastikan bahwa kami memperkuat aliansi strategis dan membentuk koalisi global."

Menteri Luar Negeri AS membual tentang aliansi strategis yang meskipun pemerintah Trump banyak melakukan kontroversi, tapi tidak melakukan apa pun untuk mengimbangi janji menjaga aset dan kepentingan Arab Saudi dan UEA, yang menyebabkan para pejabat kedua negara ini kecewa. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sekarang telah mengaitkan keamanan mereka dengan keamanan AS, sementara pandangan masa lalu menunjukkan bahwa kehadiran kekuatan intervensif transregional, terutama Amerika Serikat, hanya meningkatkan ketegangan dan risiko konflik militer di wilayah tersebut.

Kebijakan pemerintah Trump terus melanjutkan hubungan erat dengan Arab Saudi. Karena Saudi adalah mitra strategis dan ekonomi bagi Washington di kawasan dan salah satu pembeli senjata terbesar Amerika Serikat. Uni Emirat Arab juga merupakan mitra regional utama Amerika Serikat, yang membeli sejumlah besar senjata dari Amerika Serikat setiap tahun. Selain fakta bahwa UEA telah menyediakan pangkalan udara al-Dhafra kepada Angkatan Udara AS.

Masalah lain yang disampaikan Menteri Luar Negeri AS sebelum memulai lawatannya sejalan dengan kebijakan standar ganda pemerintah Trump terhadap Iran, yaitu, kebijakan tekanan maksimum dan secara lahiriah menunjukkan keinginan berunding, adalah pengulangan masalah kesiapan untuk bernegosiasi dengan Iran. Pompeo mengatakan, "Kami siap untuk bernegosiasi tanpa syarat dengan Iran. Saya yakin bahwa, setiap saat ketika Iran siap untuk bernegosiasi dan berinteraksi, kami akan siap untuk melakukan negosiasi ini." Presiden AS Donald Trump juga mengklaim pada hari Minggu (23/06) bahwa ia siap untuk bernegosiasi tanpa syarat dengan Iran.

Kegagalan Washington untuk mencapai tujuannya pada Iran dalam kerangka tekanan maksimum dan bahkan tidak ada hasilnya ancaman militer terhadap Iran dan yang paling penting adalah langkah-langkah defensif Iran, seperti menembak jatuh drone nirawak RQ-4 Global Hawk Amerika Serikat yang canggih ketika melakukan pelanggaran terhadap zona udara Iran serta berkurangnya pengaruh penerapan sanksi menyebabkan Trump dan para pejabat senior Amerika Serikat secara terbuka ingin bernegosiasi dengan Iran dengan pendekatan pasif yang nyata.

Sementara itu, Amerika Serikat telah meningkatkan ketegangan di Teluk Persia dengan mengerahkan kapal-kapal perang dan meningkatkan jumlah pasukannya. Iran telah berulang kali menyatakan tidak akan mundur sedikitpun dari melindungi kepentingannya di kawasan ini dan akan menghadapi dengan tegas segala pasukan agresor.




/129