Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Sabtu

22 Juni 2019

05.18.45
953407

Mengapa Trump Membatalkan Aksi Militer ke Iran?

Kebijakan luar negeri pemerintahan Trump terhadap Tehran terlihat semakin kacau dan kontradiksi setelah drone militer AS ditembak jatuh karena menerobos masuk ke wilayah Iran.

(ABNA24.com) Kebijakan luar negeri pemerintahan Trump terhadap Tehran terlihat semakin kacau dan kontradiksi setelah drone militer AS ditembak jatuh karena menerobos masuk ke wilayah Iran.

Setelah rapat darurat di Gedung Putih, para pejabat senior pemerintah AS mengatakan Presiden Donald Trump telah menyetujui serangan militer terhadap sejumlah target di Iran, tetapi rencana serangan itu dibatalkan pada menit-menit akhir.

Pada hari Kamis, Trump mengeluarkan statemen yang berbeda dengan sebelumnya dengan mengatakan, "Mungkin Iran telah melakukan kesalahan, saya pikir itu bisa saja salah satu jenderal atau seseorang lalai dan melakukan kesalahan dan secara keliru menembak jatuh drone tersebut."

Trump sebelum ini juga menyebut insiden ledakan di kapal tanker di Laut Oman sebagai masalah kecil.

Sebagian besar media AS melaporkan bahwa dalam beberapa jam terakhir, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton bersama dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan anggota kabinet ekstrem lainnya, telah berusaha meningkatkan ketegangan.

Serangan terhadap Iran diyakini akan mendapat respon tegas dari Republik Islam seperti menjatuhkan drone Global Hawk, dan hal ini memaksa Gedung Putih bersikap lebih hati-hati.

Para pejabat tinggi Iran termasuk Pemimpin Besar Revolusi Islam, berulang kali menekankan bahwa mereka tidak mencari perang dengan negara mana pun dan tidak akan memulai perang. Namun, mempertahankan kedaulatan dan wilayah teritorial seperti zona udara dan perairan, merupakan garis merah Iran dan tidak peduli dari negara mana serangan itu datang.

Di samping itu, penembakan drone tercanggih dunia menunjukkan bahwa Iran memiliki kemampuan tinggi untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya dan dapat membalas tindakan yang lebih keras dari AS.

Sikap tegas Iran menimbulkan keraguan serius di Gedung Putih dan di antara para pejabat AS. Kubu Demokrat bersama para mantan pejabat pemerintah AS dan gerakan anti-perang, sangat khawatir bahwa pendekatan Trump pada akhirnya akan menyeret AS dalam sebuah konflik yang tidak diinginkan di Asia Barat, dan itu pun dengan sebuah kekuatan seperti Iran.

Trump sendiri sangat khawatir tentang dampak dari serangan ke Iran bagi karir politiknya, terutama dalam masalah pemilu presiden yang akan datang.

Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Amerika menentang setiap konflik militer dengan Iran. Trump juga berulang kali mengkritik para mantan pejabat AS karena mengobarkan perang tak berujung dan berbiaya mahal di Asia Barat.

Iran telah memutuskan untuk melakukan perlawanan maksimum dalam menghadapi tekanan maksimum AS, dan mustahil Washington akan memenangi konfrontasi ini dengan memperhatikan sikap tegas Tehran.

Untuk itu, AS perlu mengubah pendekatannya terhadap Republik Islam dan memenuhi kewajiban internasionalnya, termasuk dalam konteks kesepakatan nuklir dengan Tehran, serta mengkompensasi kerugian yang diderita rakyat Iran.



/129