Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Rabu

19 Juni 2019

07.01.33
952539

Mayjen Bagheri: Negara Lain Dapat Mengekspor Minyak dengan Aman, Selama Iran Juga Bisa

"Ketika Iran berkehendak mencegah ekspor minyak dari Teluk Persia, hal itu akan diumumkan secara terbuka dan transparan dan tidak akan menipu dan sembunyi-sembunyi seperti Amerika Serikat dan pengekor regional dan internasionalnya."

(ABNA24.com) "Ketika Iran berkehendak mencegah ekspor minyak dari Teluk Persia, hal itu akan diumumkan secara terbuka dan transparan dan tidak akan menipu dan sembunyi-sembunyi seperti Amerika Serikat dan pengekor regional dan internasionalnya."

Mayjen Mohammad Bagheri, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran dalam sebuah wawancara dengan wartawan pada hari Senin (17/06), menyinggung agitasi Amerika Serikat terkait ledakan di pelabuhan Fujairah Uni Emirat Arab dan ledakan di dua kapal tanker di Laut Oman seraya mengatakan, "Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran secara cerdas, akurat dan terus menerus memonitor semua pergerakan musuh."

Sumber-sumber berita pada Kamis (13 Juni) mengeluarkan laporan tentang ledakan dua kapal tanker di Laut Oman.

Tak lama setelah berita itu dipublikasikan, Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat tanpa mengajukan bukti-bukti menyebut Iran sebagai yang bertanggung jawab dalam penyerangan terhadap dua kapal tanker minyak di Laut Oman.

Adel al-Jubeir, Penasihat Menteri Luar Negeri Arab Saudi tanpa menunda waktu dan sesuai dengan langkah Amerika mengulangi kembali ilusi tuduhan tersebut terhadap terhadap Republik Islam Iran.

Tentu saja, ini bukan pertama kalinya wilayah Teluk Persia menyaksikan peristiwa semacam itu. Krisis yang disebabkan oleh intervensi asing di wilayah tersebut berakar pada kebijakan dominasi kekuatan global. Situasi masa lalu dan sekarang di wilayah Teluk Persia menunjukkan bahwa kekuatan trans-regional selalu menjadi hambatan utama bagi keamanan di Teluk Persia, daripada mempromosikan dan melindungi perdamaian di wilayah tersebut.

Namun, Adel al-Jubeir yang mengulangi tuduhan tanpa dasar terhadap Republik Islam Iran berusaha untuk menunjukkan bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang sejarah wilayah tersebut.

Bertahun-tahun lewat Amerika Serikat dengan menerapkan Doktrin Truman yang pada kenyataannya sedang menindaklanjuti dua kebijakan utama di wilayah tersebut.

Pertama, mencegah perluasan dan pengaruh Komunisme.

Kedua, penggunaan minyak dan posisi strategis negara-negara kawasan untuk kepentingan kebijakan AS.

Doktrin Truman, meskipun dalam propaganda Amerika, dipandang sebagai cara untuk membantu negara-negara terbelakang, tetapi dalam praktiknya itu hanyalah kedok tipuan untuk merebut kekayaan dan sumber daya bangsa-bangsa terkebelakang. Hari ini Trump dengan pikiran yang sama, menggambarkan negara-negara Arab di kawasan itu sebagai "sapi perah", yang harus diperah sebanyak mungkin.

Namun, Arab Saudi, dengan penekanan bahwa negaranya menjadi bagian dari kebijakan regional Amerika Serikat, tampaknya berusaha menciptakan konstelasi baru di kawasan. Perimbangan yang, di satu sisi adalah menciptakan rasa tidak aman bagi Iran, tetapi sisi lain dari perimbangan itu tidak berlaku untuk Arab Saudi dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, Iran tidak mengikuti keputusan Washington atau Riyadh.

Sebagian negara-negara kawasan melihat cara mempertahankan keberadaannya pada adanya krisis dan kehadiran pihak-pihak asing di kawasan, tapi mereka perlu tahu bahwa itu hanya ilusi yang akan segera berakhir.

Riyadh dengan membabi buta menindaklanjuti proyek Iranphobia yang merupakan proyek Amerika-Zionis, tetapi kenyataannya adalah bahwa Arab Saudi justru terjatuh pada jebakan strategi Amerika Serikat dan Israel.

Ini adalah kesalahan strategis yang juga telah menyeret Uni Emirat Arab, tetapi pada akhirnya juga akan gagal.

Sekaitan dengan hal ini, Jim W. Dean, analis dan penulis mengatakan, "Negara-negara Teluk Persia telah menjadi perwakilan Amerika Serikat untuk Timur Tengah dan pangkalan serangan preemptive untuk meningkatkan kekuatan AS di wilayah tersebut."

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Mayjen Bagheri, Iran adalah pendukung dan penjaga keamanan Selat Hormuz dan Teluk Persia, dan keamanan kawasan ini sama dengan keamanan dalam negeri Iran.

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran mengatakan, "Selama tidak ada orang yang menciptakan masalah bagi Selat Hormuz, Iran akan terus menjaganya. Dan selama minyak Iran bisa diekspor, maka minyak negara lain juga bisa diekspor dengan aman."




/129