Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Rabu

19 Juni 2019

06.57.36
952535

Rakyat Iran Melawan AS, Kemenangan Sudah Dekat

Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, IRGC menganggap perlawanan sebagai satu-satunya jalan utuk menghadapi musuh. Menurutnya, perlawanan adalah satu-satunya kunci kemenangan atas kebijakan-kebijakan Amerika Serikat, dan kemenangan rakyat Iran sudah dekat.

(ABNA24.com) Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, IRGC menganggap perlawanan sebagai satu-satunya jalan utuk menghadapi musuh. Menurutnya, perlawanan adalah satu-satunya kunci kemenangan atas kebijakan-kebijakan Amerika Serikat, dan kemenangan rakyat Iran sudah dekat.

Komandan IRGC, Mayjen Hossein Salami, Selasa (18/6/2019) malam menyebut kebijakan-kebijakan Amerika di dunia sudah kalah. Ia mengatakan, hari ini Iran akan memerangi musuh lebih kuat dari sebelumnya, dan ini lahir dari identitas Islam, revolusi dan nasional bangsa Iran.

Mayjen Salami menuturkan, Amrika saat ini kehilangan strategi, musuh Iran sudah lemah dan lelah, dan era Amerika sudah tenggelam.

Perlawanan telah menjadi pilihan strategis dan efektif bagi rakyat Iran selama 40 tahun terakhir. Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, musuh Iran, terutama Amerika melancarkan berbagai bentuk konspirasi untuk menghambat kemajuan negara ini dan mengira Iran akan menjadi negara yang bergantung padanya.

Identitas sejarah, Islam dan revolusi Iran tidak pernah membuka celah sedikitpun bagi bangsa ini untuk menyerah dan tunduk kepada musuh, identitas penuntut kebebasan inilah yang melahirkan Revolusi Islam di Iran, dan menjadikan negara ini independen dan kuat di kawasan serta dunia.

Perjalanan Revolusi Islam Iran selama 40 tahun sarat dengan pengalaman perlawanan yang berhasil dimenangkan, dan 8 tahun agresi militer rezim Baath Irak ke Iran menjadi contoh nyata perlawanan rakyat Iran menghadapi agresor. Sekarang Amerika sedang melancarkan perang ekonomi terhadap Iran, namun lagi-lagi perlwanan rakyat Iran berhasil merusak kalkulasi pemerintah Gedung Putih.

Presiden Amerika, Donald Trump yang tampak sangat membenci pemerintahan Islam di Iran terang-terangan menerapkan kebijakan ancaman dan tekanan maksimal terhadap bangsa Iran.

Di sisi lain, perlawanan maksimal dan efektif rakyat Iran dalam menghadapi kebijakan Trump terbukti cukup ampuh membuat para pejabat Washington kebingungan dan marah.

Ketidakmampuan Amerika meraih ambisinya di Iran memaksa negara itu mengeluarkan statemen-statemen bohong dan rekayasa, dengan maksud agar Iran dianggap sebagai negara tidak aman di kawasan, namun sepertinya tidak ada satupun yang mempercayainya.

Senator Amerika dari Partai Republik, Mark Dankof menilai tuduhan sejumlah pejabat Gedung Putih bahwa Iran berada di balik serangan kapal tanker di Teluk Oman, adalah pengulangan kebohongan sejarah pemerintah Amerika untuk perang.

Menurut Dankof, supaya bisa menuduh Iran, mereka terang-terangan merekayasa bukti.

Sementara itu surat kabar Washington Post menulis, karena kehilangan kredibilitas dan terlalu banyak berbohong, tuduhan terbaru Trump terhadap Iran soal serangan kapal tanker di Teluk Oman, tidak ada yang mendengarkan.

Strategi perlawanan rakyat Iran yang berakar dari identitas Islam dan revolusi telah memupus mimpi para pejabat Amerika terkait Iran.

Kegagalan Amerika telah membuat pemerintah negara itu semakin membenci Iran. Penghinaan dan tuduhan tak berdasar Trump yang menyebut rakyat Iran teroris dapat dibaca dalam kerangka ini, akan tetapi bagi semua jelas siapa yang sebenarnya teroris.

Hari ini bukti-bukti kuat dan akurat menunjukkan bahwa para pejabat pemerintah Amerika dan sekutu-sekutunya di Asia Barat (Timur Tengah) tidak lain adalah perwujudan terorisme itu sendiri.


/129