Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Minggu

9 Juni 2019

06.02.44
948427

AS Tinjauan dari Dalam 08 Juni 2019

Amerika tinjauan dari dalam kita pekan ini akan mengupas sejumlah peristiwa penting di Washington selama sepekan terakhir, di antaranya eskalasi tensi verbal antara Presiden Donald Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi.

(ABNA24.com) Amerika tinjauan dari dalam kita pekan ini akan mengupas sejumlah peristiwa penting di Washington selama sepekan terakhir, di antaranya eskalasi tensi verbal antara Presiden Donald Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi.

Isu lainnya, Trump tangguhkan tarif produk Mexico.penekanan Menlu Mike Pompoe akan berlanjutnya strategi represi paling keras terhadap Iran serta pengakuan Trump dan Pompeo bahwa kesepakatan abad tidak mungkin dijalankan.

Wacana Pemakzulan Presiden Donald Trump Kembali Bergema

Wacana pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi pembahasan di kalangan anggota Senat dan Kongres yang berasal dari Partai Demokrat, menyusul adanya pernyataan pertama Penasehat Khusus Robert Mueller Rabu kemarin.

Sejumlah kandidat presiden dari Partai Demokrat meningkatkan tekanan kepada Ketua Kongres Nancy Pelosi, agar memulai proses pemakzulan terdap Trump.

Itu setelah Mueller menyatakan tim yang dia pimpin tidak akan mengajukan tuntutan terhadap Trump dengan tuduhan menghalangi proses penyelidikan.

Mueller beralasan, Departeman Kehakiman AS melarang adanya tuntutan hukum terhadap seorang presiden yang masih berkuasa.

“Esensi yang dia (Mueller) katakan ‘Kami tidak membebaskan Presiden (dari tuntutan),’” ujar Senator Kamala Harris dari Negara Bagian Kalifornia, yang disambut tepuk tangan keras pengunjung sebuah kampanye di Greenville, South Carolina, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/5/2019).

Mueller, mantan Direktur FBI, memimpin tim yang bertugas melakukan investigasi atas dugaan keterlibatan Rusia pada Pemilu 2016 yang mengantarkan Trump menjadi Presiden AS mengalahkan Hillary Clinton.

Rabu kemarin, untuk kali pertama sejak proses investigasi selama dua tahun yang dia pimpin, Mueller memberikan pernyataan publik yang intinya menegaskan tidak akan menuntut Trump atas tuduhan menghalangi proses penyelidikan yang dia jalankan.

Sejumlah capres Demokrat menafsirkan pernyataan Mueller tersebut sebagai sebuah dorongan kepada Kongres yang saat ini dikuasai dan dipimpin Partai Demokrat, untuk menentukan apakah Trump menghalangi penyelidikan kasus campur tangan Rusia dan karenanya harus dimakzulkan.

Namun, Pelosi menolak seruan pemakzulan Trump dengan alasan justru proses pemakzulan akan merusak citra Demokrat secara politik, dalam menghadapi pemilihan presiden pada November 2020.

Terlebih, menurut Pelosi, tidak seluruh anggota Kongres dari Demokrat menyetujui pemakzulan atas Trump. Lebih keras lagi Pelosi menyatakan lebih baik Trump dibui daripada dimakzulkan.

Menanggapi pernyataan Pelosi tersebut, Trump menyebutnya sebagai sosok menjijikkan dan mengerikan. Saat diwawancarai televisi Fox News, Trump mengatakan, menurut saya Pelosi adalah sumber aib. Saya tidak berpikir bahwa ia adalah sosok potensial.

Lebih lanjut Trump mengklaim, saya berusaha berbaikan dengan Pelosi, karena saya senang mencapai kesepakatan, namun Pelosi tidak mampu meraih kesepakatan.

Selain Harris, dua senator lain, Cory Booker dari New Jersey dan Kirsten Gillibrand dari New York, untuk pertama kalinya mendorong proses pemakzulan terhadap Trump. Sebelumnya, kedua senator tersebut bukan penganjur pemakzulan Trump.

“Pernyataan Robert Mueller membuat jelas: Kongres memiliki posisi legal dan moral untuk memulai proses pemakzulan segera,” tulis Booker di Twitter sebagaimana dikutip Reuters persis setelah Mueller membuat pernyataan publik.

Senator lain seperti Harris, Elizabeth Warren dari Massachusetts dan Beto O’Rourke dari Texas selama ini telah menyerukan pemakzulan Trump bahkan sebelum Mueller memberikan pernyataan terkait hasil penyelidikan oleh tim yang dia pimpin.

Politisi lain yang mendukung agar Kongres segera memulai proses pemakzulan adalah Pete Buttigieg.

Sementara mantan wapres Joe Biden mengambil sikap lebih lunak dan mendukung sikap yang diambil Pelosi dan bahwa pemakzulan mungkin akan tidak bisa dihindari jika pemerintahan Trump tidak memperbaiki diri.

Menurut Biden, memastikan Trump tidak terpilih lagi untuk periode kedua adalah lebih relevan.

Secara keseluruhan, sekitar sepertiga dari 24 kandidat presiden dari Demokrat telah secara eksplisit mendukung proses pemakzulan. Beberapa yang lain menyatakan sikap yang lebih lunak meski tidak menentang pemakzulan.

Dengan Senat AS yang didominasi oleh senator Partai Republik, beberapa politisi Demokrat khawatir bahwa memroses pemakzulan hanya akan berakhir dengan kebuntuan yang justru akan memengaruhi elektabilitas Demokrat.

Trump Tangguhkan Penerapan Tarif bagi Produk Meksiko

Presiden Amerika Serikat Donald Trump Sabtu dini hari (08/06) di akun twitternya mengkonfirmasikan penangguhan penerapan tarif bagi produk Meksiko yang rencananya diberlakukan mulai Senin 10 Juni 2019. Di akun twitternya Trump menulis, AS meraih kesepakatan dengan Meksiko, oleh karena itu seluruh tarif cukai produk negara ini yang dijadwalkan akan diberlakukan Senin depan akan ditangguhkan untuk waktu yang tak jelas.

Sebaliknya Meksiko sepakat untuk mengambil langkah-langkah lebih serius menghadapi arus imigran yang menuju perbatasan selatan Amerika melalui negara ini. Trump mengklaim melalui kebijakan ini, arus imigran ilegal dari Meksiko ke Amerika akan menurun drastis atau akan berhenti. Perincian kesepakatan ini bakal diumumkan dalam waktu dekat oleh Kementerian Luar Negeri AS.

Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan cukai lima persen terhadap produk Meksiko untuk memaksa negara ini mencegah masuknya imigran ilegal ke Amerika. Presiden AS meminta pemerintah Meksiko melawan arus imigran ilegal yang ingin memasuki Amerika melalui perbatasan negara ini.

Jika rencana penerapan cukai diberlakukan, maka hingga akhir Oktober 2019, tarif ini akan ditingkatkan menjadi 25 persen. Namun dengan tweet Trump, maka masalah ini selesai. Di sisi lain, Meksiko menyatakan akan melawan ancaman Trump untuk menerapkan tarif terhadap produk negara ini dan membela kepentingannya. Luz Maria, deputi menteri ekonomi Meksiko seraya mengkritik ancaman presiden AS menekankan, Mexico City dengan bertumpu pada sistem perdagangan multilateral dan kesepakatan perdagangan NAFTA, memiliki sarana yang diperlukan untuk melawan tarif potensial AS. Namun demikian Meksiko cenderung untuk tidak memanfaatkan sarana ini.

AS Jatuhkan Sanksi terhadap Perusahaan Petrokimia Iran

Pemerintah Amerika Serikat dalam sebuah aksi bermusuhan terbaru, menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan petrokimia Iran dan agen penjualannya.

Seperti dilansir IRNA, Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan hari Jumat (7/6/2019) mengatakan sanksi diterapkan terhadap perusahaan terbesar petrokimia Iran dan anak perusahaan serta agen penjualannya.

Sanksi ini dikenakan dengan alasan kerja sama holding petrokimia Iran dengan Perusahaan Konstruksi Khatam al-Anbiya dan perusahaan ini disebut sebagai lengan ekonomi Korps Garda Revolusi Iran (Pasdaran).

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengklaim bahwa Washington ingin memblokir pendapatan Pasdaran melalui industri petrokimia Iran.

Perusahaan Konstruksi Khatam al-Anbiya merupakan salah satu pelaksana proyek minyak, gas dan petrokimia selama periode sanksi AS terhadap sektor ekonomi Iran.

Presiden Donald Trump mengembalikan sanksi-sanksi terhadap Iran setelah keluar secara sepihak dari perjanjian nuklir JCPOA pada 8 Mei 2018. Dia juga menambah sanksi-sanksi baru terhadap Tehran.

Sementara itu,  Menlu AS Mike Pomepo di akun twitternya menulis, represi lebih keras terhadap Tehran akan berlanjut.

Dalam lawatan terbarunya ke Jerman dan terkait dengan Iran, Pompeo melakukan lobi dengan petinggi Berlin. Poin yang menarik perhatian media adalah sikap cukup lunak menlu AS terkait hubungan Iran dengan Eropa serta implementasi INSTEX. Di balik sikap keras dan represi lebih keras terhadap Iran, Pompeo menyatakan menerima INSTEX secara bersyarat. Namun demikian pengumuman sanksi terhadap petrokima Iran pada Jumat 7 Juni kembali menunjukkan bahwa penekanan petinggi Iran terkait Amerika tidak dapat dipercaya adalah sebuah kebenaran.

Trump Akui Proyek "Kesepakatan Abad" akan Gagal

Presiden Amerika Serikat mengatakan, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo berhak untuk meragukan kesuksesan proyek "Kesepakatan Abad".

Situs The Hill (3/6/2019) melaporkan, Presiden Amerika, Donald Trump, Ahad (3/6) kepada wartawan mengaku akan berusaha membantu mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

Ia menambahkan, akan tetapi mungkin saja keraguan Pompeo dalam masalah ini, benar dan kebanyakan masyarakat memang mengatakan hal yang sama.

Menlu Amerika dalam pertemuan dengan pejabat rezim Zionis Israel mengatakan, dapat disimpulkan bahwa proyek "Kesepakatan Abad" tidak mungkin direalisasikan.

Sehubungan dengan hal ini Trump menjelaskan, sebagian besar masyarakat berpikir perdamaian tidak akan terwujud, namun saya berpikir peristiwa ini bisa diwujudkan, harus kita lihat apa yang akan terjadi.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pidato di hadapan para tokoh Yahudi Amerika, menyampaikan keraguan tentang implementasi Kesepakatan Abad.

Statemen itu disampaikan di tengah gencarnya upaya Presiden AS Donald Trump untuk mengeksekusi Kesepakatan Abad, yang menguntungkan rezim Zionis Israel dan merugikan rakyat Palestina.

Dalam pertemuan tertutup dengan Konferensi Presiden Organisasi Utama Yahudi Amerika baru-baru ini, menlu AS menunjukkan sikap bahwa ia tidak begitu yakin dengan Kesepakatan Abad.

Dalam sebuah file suara yang diperoleh surat kabar The Washington Post, Pompeo mengatakan, "Tidak ada jaminan bahwa kita adalah orang-orang yang akan mencairkan konflik antara Israel dan Palestina. Dapat dikatakan prakarsa ini (Kesepakatan Abad) tidak dapat dieksekusi dan mungkin tidak memperoleh sambutan."

Pemerintahan Trump mengintensifkan upaya dalam dua tahun terakhir untuk mengumumkan dan melaksanakan Kesepakatan Abad. Menantu Trump, Jared Kushner sebelum ini mengatakan prakarsa Kesepakatan Abad akan diumumkan setelah bulan Ramadhan.

Menlu AS: Kami Siap Berunding dengan Iran tanpa Syarat

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan statemen kontradiktif terkait Iran dan mengatakan, Washington siap melakukan perundingan tanpa syarat dengan Tehran.

Tasnim News (2/6/2019) melaporkan, Menlu Amerika, Mike Pompeo yang sebelumnya menetapkan 12 syarat untuk berunding dengan Iran, Ahad (2/6) dalam jumpa persnya di Bellinzona, Swiss mengatakan, Amerika siap berunding tanpa syarat dengan Iran tentang program nuklir negara ini, tapi perlu melihat Tehran berperilaku seperti "negara normal".

Sebelumnya pada bulan Mei 2018, pasca keluarnya Washington dari kesepakatan nuklir JCPOA, Menlu Amerika menetapkan 12 syarat untuk melakukan perundingan nuklir baru dengan Iran.

Di antara syarat itu selain mencakup program nuklir Iran dan pengayaan uranium, juga penghentian program rudal dan pembatasan partisipasi regional Iran.

Sampai detik ini pemerintah Iran menolak melakukan perundingan apapun dengan Amerika.




/129