Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ABNA
Sabtu

17 September 2016

04.46.32
779540

Zahra Ne’mati, Atlit Perempuan Iran yang Menginspirasi Dunia

Dia perempuan, dia cacat, dan dia menginspirasi.

Ia lahir tahun 1985, sejak kecil ia telah punya cita-cita besar untuk bisa tampil di Olimpiade, mempersembahkan medali dan mengharumkan nama negaranya. Ia memilih cabang taekwondo, dan dalam waktu singkat, ia telah memegang sabuk hitam. Usianya baru 19 tahun ketika ia terpilih dalam seleksi tingkat nasional. Sayang, kecelakaan lalu lintas pada tahun 2004 sempat membuyarkan mimpinya. Ia cedera tulang belakang dan divonis menderita lumpuh seumur hidup. Terbayang bagaimana kecewanya dia kala itu.

Namun dia tidak mau menyerah pada kenyataan. Pasca dinyatakan sehat dan bisa beraktivitas kembali, ia menetapkan untuk memilih cabang olahraga yang dia tetap mampu melakukannya meskipun diatas kursi roda. Ia memilih panahan. Tidak mudah untuk memulainya dari nol. Namun dia tetap berusaha, bertahun-tahun, ia tetap berlatih, sampai resmi mencapai gelar pemanah professional. Ia menjadi atlit panahan terbaik di negaranya. Seorang perempuan, masih muda dan cacat.

Bildergebnis für zahra nemati

Kiprah internasionalnya bermula di Paralimpiade di London tahun 2012, ia menggondol medali emas di pentas olahraga untuk penyandang cacat (disabilitas) sekaligus menciptakan rekor, atlit perempuan pertama Iran yang mendapat medali emas di Paralimpiade. Tidak puas, ia kembali membawa medali emas untuk negaranya di ajang Kejuaraan Dunia Para-panahan tahun 2013 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand. Tahun 2015 dapat medali emas lagi pada Asian Archery Championships.

Bildergebnis für zahra nemati

Yang lebih menakjubkan, pada tahun 2016, dia satu-satunya atlit dunia yang ikut pertandingan dua kompetisi sekaligus, di Olimpiade dan Paralimpiade yang keduanya terselenggara di Rio de Janeiro Brasil. Iran membuat heboh, pada acara pembukaan Olimpiade 2016 di Rio, rombongan atlit Iran diamanahkan kepadanya untuk diketuainya, sekaligus membawa bendera kontingen. Dia perempuan pertama pembawa bendera kontingen diatas kursi roda di sepanjang sejarah Olimpiade. Tidak ada yang menyangka, Republik Islam Iran dengan ideologi Islam dalam pandangan Barat sering diidentikkan dengan agama yang mendiskriminasikan perempuan, justru kepala rombongannya seorang perempuan, cacat lagi.

Di Olimpiade, pesaingnya atlit-atlit yang bertubuh normal, sayang di ajang ini ia kalah dari rivalnya asal Rusia, sehingga harus puas mendapat medali perak. Sebagai penyandang cacat, apa yang diraihnya telah sangat luar biasa.

Bildergebnis für zahra nemati

Diajang Paralimpiade, ia tetap tidak terungguli. Mengalahkan pesaingnya dari China di Final, ia kembali meraih medali emas. Setiap wawancara, ia selalu memesankan, cacat bukanlah alasan untuk tidak berprestasi, bukan alasan untuk mengubur mimpi.

Bildergebnis für zahra nemati

Pada tahun 2013, ia meraih penghargaan Sport Accord's Spirit of Sport Individual Award. Penghargaan paling bergengsi yang didambakan para atlit.

Bildergebnis für zahra nemati

Dia telah mampu menunjukkan pada dunia, selagi mau, selalu ada jalan. Jika tidak mau, memang akan ada alasan.

[Ismail Amin, sementara menetap di Iran]