Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Makarim Syirazi dalam mengawali pengajaran fiqih tingkat advance (khariij Fiqh) nya di mesjid A’dzam Qom, menyatakan protes keras terkait dengan perilaku buruk yang terjadi beberapa hari ini dan mengatakan, “Saya mendengar putri salah seorang tokoh politik terkenal melakukan pertemuan dengan salah seorang pimpinan pelaku tindak kejahatan sekte sesat Bahaiyah dan di suatu pertemuan (majlis) nampak dalam foto bersama salah seorang petinggi firqah sesat ini yang pada prakteknya tengah berterima kasih kepadanya.”
Beliau menambahkan, “Saya tadinya menunggu untuk melihat apakah ada yang melayangkan protes atau tidak? namun sayangnya saya tidak melihat itu terjadi. Hingga saya mendengar hari ini ayahnya menyatakan protes ringan yang tentu patut kita syukuri.”
Beliau melanjutkan, “Mengapa yang lain pada diam? Bukankah tindakan ini adalah kemungkaran yang nyata? Apakah di sini tidak ada nahi mungkar? Sesuai dengan kapasitas yang saya miliki, saya mengecam keras tindakan semacam ini dan meyakini bahwa tindakan kejahatan ini dalam perspektif syariat dapat di perkarakan, karena memperkuat musuh-musuh Islam serta musuh-musuh negara dalam pandangan syariat adalah termasuk tindakan kejahatan yang dapat di perkarakan.”
Ayatullah Makarim Syirazi mengungkapkan, “Perlu di perhatikan bahwa penentangan kami terhadap sekte sesat bukan hanya di sebabkan oleh permusuhan serta konspirasi mereka terhadap Islam dan kaum muslimin, tetapi dengan yakin mereka itu adalah bagian dari agen-agen asing seperti Amerika dan Israel.”
Beliau menjelaskan, “Markas terpenting sekte ini terdapat di Amerika dan markas terpenting lainnya terdapat di Israel dan sepanjang sejarah hidup penuh kebencian mereka, musuh-musuh Islam selalu memanfaatkan mereka sebagai alat dan instrumen dan mungkin tindakan-tindakan semacam ini adalah pendahuluan untuk memperoleh pengakuan resmi.”
Bahaiyah adalah suatu sekte yang mengklaim diri bagian dari komunitas Syiah dan lahir di Iran. Namun oleh ulama-ulama Iran difatwakan sebagai sekte sesat dan tidak bisa mengklaim bagian dari Islam. Oleh hukum positif Iran, aliran Bahaiyah juga dilarang perkembangannya di Iran.