Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Selasa

7 Januari 2025

14.38.23
1520966

The Times of Israel:

Ansarullah Tunjukkan Mereka Tidak akan Mundur di Hadapan Zionis

Peneliti senior di lembaga Washington menggambarkan pemimpin Ansarullah Yaman dengan istilah "hantu" dan menambahkan: “Hanya sedikit orang yang tahu lokasi keberadaan Badr al-Din di setiap jam dalam sehari. Dia tidak menggunakan alat elektronik apa pun.”

Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait - ABNA - Untuk kedelapan kalinya dalam dua minggu terakhir, jutaan orang Israel melarikan diri ke tempat perlindungan pada tengah malam akibat roket balistik yang diluncurkan dari Yaman. Serangan ini dilakukan oleh Ansarullah Yaman dari jarak sekitar 2000 kilometer dari wilayah pendudukan. Pendekatan Houthi menunjukkan bahwa mereka tidak akan menundukkan kepala di hadapan Barat. 

Setelah menyebabkan banyak kerugian bagi Hamas, gencatan senjata dengan Lebanon, jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad, dan keputusan kelompok ketahanan Irak untuk menghentikan pertempuran dengan rezim Zionis, sejak awal Desember, orang-orang Israel mengira bahwa mereka tidak akan mendengar lagi suara sirene peringatan yang menyakitkan. 

Michael Knights, seorang veteran dan peneliti senior di lembaga Washington yang berfokus pada kebijakan Timur Tengah, mengatakan: “Tujuan Houthi adalah untuk menjadi Hizbollah berikutnya. Bayangkan sesuatu yang mirip dengan kelompok Hizbollah yang tidak pernah menunjukkan fleksibilitas dan tidak pernah mengalami kehidupan normal.” 

Knights tentang rakyat Yaman dan kondisi sulit kehidupan mereka selama perang dengan Arab Saudi, mengatakan: “Hidup bagi Houthi adalah melelahkan, kejam, dan singkat.” Dia menambahkan: “Ketika masalah syuhada muncul, mereka menunjukkan keyakinan yang kuat.”

Ansharullah Yaman dibentuk dengan terinspirasi dari Revolusi Islam Iran dan perlawanan di Lebanon (Hizbullah) pada dekade 90-an dan dengan tujuan melawan sistem korup serta rezim tunduk tanpa syarat kepada Arab Saudi dan Barat.

Ahmad Al-Khazai, seorang politisi Bahrain di Washington, dalam wawancaranya dengan Times Israel mengatakan: “Sejak dekade 90-an, Ansharullah mengirimkan anggotanya ke Iran untuk belajar ilmu agama dan menerima pelatihan militer, memasuki arena pengiranan gerakan tersebut. Aliansi Ansharullah dengan J. A. E. di dekade 90-an dan di bawah komando serta bimbingan syahid jenderal Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds, dilakukan.”

Michael Knights dalam wawancaranya dengan Times Israel mengatakan: “Para pembuat keputusan di Teheran yang menilai tekad dan ketangguhan Yaman di hadapan musuh, memanggil mereka ke medan pertempuran saat ini (poros perlawanan dengan rezim Zionis).”

Ansharullah pada tahun 2013 hanya memiliki akses ke roket Katusha, tetapi dengan dukungan Iran pada tahun 2015, rudal jarak menengah Scud ditambahkan ke gudang senjata Ansharullah yang memungkinkan kelompok ini beberapa kali menyerang fasilitas minyak dan kilang minyak Arab Saudi.

Gudang senjata Houthi sekarang terdiri dari ribuan roket jarak pendek dan drone untuk mencegah akses rezim Zionis ke perairan internasional, serta rudal jarak jauh untuk menargetkan Israel. Masalah ini menunjukkan bahwa saat ini Ansharullah telah menjadi ancaman serius terhadap Barat dan rezim Zionis.


Opsi terbatas rezim Zionis terhadap Ansarullah

Meskipun upaya Israel untuk menghancurkan kemampuan operasional Ansarullah, rezim ini dihadapkan pada pemimpin Ansarullah yang terampil dalam menyembunyikan gudang peralatan mereka. Mereka telah beberapa kali selamat dari upaya intelijen Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk membunuhnya, dan bahkan memiliki sistem komunikasi, perlindungan, dan pemindahan yang lebih kompleks daripada Sayyid Hassan Nasrallah.

Michael Knights menggambarkan Badruddin Houthi dengan istilah hantu. Dia menambahkan: "Hanya sedikit orang yang mengetahui lokasi keberadaan Badruddin setiap jam dalam sehari. Dia tidak menggunakan alat elektronik sama sekali."

Konfrontasi langsung Ansarullah dengan Israel mengungkapkan bahwa rezim ini menghadapi masalah serius dari segi intelijen dalam menghadapi Ansarullah, yang menyebabkan bank data sasaran untuk melakukan operasi udara atau membunuh pejabat Ansarullah mengalami keterbatasan.

Michael Knights, peneliti di Institute for Washington, mengusulkan tiga opsi untuk Israel dalam menghadapi Ansarullah (Knights menganggap opsi yang paling jelas dan transparan sebagai yang pertama.)

1) Gencatan senjata di Gaza untuk menghentikan serangan Ansarullah

2) Pengepungan laut dan darat di Yaman dengan bantuan sekutu rezim dan kekuatan di luar kawasan, serta melanjutkan serangan rezim Zionis terhadap Ansarullah

3) Menyediakan peralatan, logistik, dan dukungan untuk pemerintahan Yaman yang mengundurkan diri dalam perang melawan Ansarullah