Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Rabu

10 April 2024

15.44.56
1450448

Kebiadaban Israel di Tahun 1948, Pembantaian Deir Yassin

Tidak ada satu kejahatan pun yang tidak dilakukan Israel, sejak berdirinya sampai sekarang. Israel, yang didukung para pejabat tinggi Barat, dan tengah kebisuan media-media mereka, telah melakukan tindakan dan aksi teror paling keji dalam beberapa dekade terakhir terhadap rakyat Palestina. Pembantaian Deir Yassin adalah salah satu bencana kemanusiaan yang dicatat sejarah.

Pada tanggal 9 April 1948, anggota dua milisi bersenjata Zionis, Irgun, yang dipimpin oleh Menachem Begin, mantan Perdana Menteri Israel, dan Lehi, yang dipimpin oleh Yitzhak Shamir, wakil Begin, menyerang desa Deir Yassin, dan membunuh lebih dari 250 warga Palestina. Desa Deir Yassin, terletak di dataran tinggi barat berhadapan dengan Al Quds. Desa ini berasal dari tahun 1517 di era Kesultanan Usmani. Populasi desa Deir Yassin, pada tahun 1945 adalah 610 orang. Penduduk desa sejak tahun 1942 menandatangani perjanjian tidak saling menyerang dengan imigran Yahudi. Selain itu, desa ini juga terletak di luar dari lokasi yang rencananya diberikan PBB, kepada Rezim Zionis.  

Menurut kesaksian orang-orang yang selamat dari tragedi itu, serangan ke Deir Yassin, terjadi pukul tiga dinihari, dan karena mendapat perlawanan dari warga desa, teroris Zionis, meminta bantuan pasukan tambahan, dan logistik, dari komando Haganah.  Setelah itu kembali menyerang dengan senjata berat ke Deir Yassin, dan membantai perempuan, anak-anak, dan laki-laki warga desa. Orang-orang Zionis, melempari satu per satu rumah warga dengan bom, dan meledakkannya dengan dinamit, sehingga bisa merebut kontrol desa tersebut.  
Para teroris Zionis, menembaki puluhan warga desa Deir Yassin, di dekat dinding rumah mereka. Tidak cukup dengan itu, mereka menggilas sejumlah warga desa dengan kendaraannya, dan berkeliling jalan-jalan serta wilayah di Al Quds, sambil meneriakkan kata-kata rasis. Berdasarkan keterangan salah satu perwira milisi teroris Zionis, Haganah, orang-orang Lehi dan Irgun, menjarah kekayaan warga desa termasuk uang, emas, gula, radio dan selainnya. Sejumlah laporan juga menyebutkan terjadinya perkosaan terhadap perempuan dan gadis Palestina, penyobekan perut ibu hamil, mutilasi, pengeluaran bola mata, dan pemotongan tubuh warga Palestina.  
Semuanya dilakukan dengan tujuan untuk menebarkan ketakutan di tengah warga Palestina, di lokasi-lokasi lain, dan memaksa mereka mengungsi dari tanah airnya. Yair Tsaban, salah satu anggota Parlemen Rezim Zionis, mengatakan, setelah pembunuhan massal, dirinya dikirim ke desa Deir Yassin, bersama sejumlah brigade muda, tapi tidak menemukan satu pun pria bersenjata. Maka dari itu, kebohongan Israel, terkait kontak senjata antara penduduk laki-laki desa Deir Yassin, dengan milisi bersenjata Israel, yang terus dipropagandakan Israel, selama beberapa dekde, terbantahkan. Pada akhirnya, Zionis, memasukkan jenazah warga desa yang sudah terpotong-potong ke dalam sumur, dan menutupnya untuk menghilangkan jejak.  
Mendengar berita mengerikan kejahatan Israel, di desa Deir Yassin, Organisasi Palang Merah Internasional, mengirim wakilnya ke desa itu untuk mencari informasi. Perwakilan Palang Merah Internasional, berkeliling desa, dan menemukan jenazah-jenazah serta anggota tubuh warga Arab, dan menemukan sumur tempat membuang jenazah-jenazah tersebut. Atas perintahnya, seluruh jenazah yang dimutilasi secara keji itu dikeluarkan dari sumur. Pembantaian Deir Yassin, yang telah menciptakan gelombang ketakutan luas, berpengaruh besar pada migrasi orang-orang Palestina, ke wilayah lain atau negara Arab tetangga. Dari sebuah lokasi di Palestina, dengan jumlah penduduk 800.000 orang, hanya tersisa sekitar 150.000 orang, sisanya mengungsi.Serangan ini begitu sadisnya sehingga beberapa rabi agung Israel, dan tokoh Yahudi, terkemuka termasuk Albert Einstein, dan Hannah Arendt, mengecamnya. Pada saat yang sama, pemerintah Inggris, yang sejak Perang Dunia II sampai saat itu bertanggung jawab memegang mandat mengelola Palestina, tidak menunjukkan reaksi berarti atas insiden tersebut, dan hanya mengirim seorang Yahudi, untuk melakukan penyelidikan. 

 
Menachem Begin, dan kawan-kawannya setelah melakukan kejahatan paling bengis dalam sejarah umat manusia di Deir Yassin, menggelar pesta merayakan kejahatan dan pembunuhan massal itu, lalu menceritakannya kepada istri-istri serta teman mereka, di sebuah distrik Zionis, yang berjarak kurang dari lima kilometer dari Deir Yassin. Begin, setelah melakukan kejahatan itu diangkat menjadi Ketua Partai Herut (Likud sekarang), dan bertahan selama lima dekade hingga dirinya menjadi PM. Film dokumenter pembantaian desa Deir Yassin, yang disutradarai Sahera Dirbas, menceritakan ulang bencana kemanusiaan lewat mulut sebagian saksi mata yang masih hidup. Dalam film ini lima warga Palestina, sebagai saksi hidup, dan dua saksi mata Zionis, memberikan kesaksian atas peristiwa mengerikan tersebut. Dalam film berdurasi 75 menit ini, ditampilkan serangkaian foto dokumentasi ditambah peta, dan laporan-laporan dari Organisasi Palang Merah Internasional, untuk memberikan gambaran akurat terkait desa Deir Yassin, sebelum penduduknya bermigrasi, dan tersebar di kamp-kamp pengungsian Palestina. 

342/