Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Rabu

10 April 2024

15.40.17
1450439

Peran Kunci Israel, dalam Serangan AS dan Inggris ke Irak tahun 2003

Serangan Amerika Serikat, ke Irak, yang disusul dengan pendudukan negara ini pada tahun 2003, dilakukan dengan dalih upaya Baghdad, menguasai senjata pemusnah massal, dan keterkaitan dengan kelompok-kelompok teroris.

Menurut sejumlah informasi, Israel, dan lobi Zionis, di AS, AIPAC, adalah faktor utama yang mendorong Presiden George Bush, menyerang Irak. Salah satu alasan masalah penting ini adalah geopolitik, geoekonomi, kekuatan demografi Irak, dan aktivismenya. Berdasarkan laporan Danny Ayalon, mantan Duta Besar Israel, untuk AS, Ariel Sharon, Perdana Menteri Israel, di masa itu, mengatakan kepada George Bush, Irak memiliki senjata pemusnah massal. PM Israel, saat ini Benjamin Netanyahu, di kala itu juga mendorong George Bush, untuk menyerang Irak, dan mengatakan bahwa serangan ini adalah kesempatan yang baik, langkah yang benar, dan akan menyelamatkan Timur Tengah.Pada tahun 2003, surat kabar Israel, Haaretz, menerbitkan sebuah laporan berjudul, "Tanggung Jawab Pria Kulit Putih" dan mengatakan, keyakinan pada perang terhadap Irak di AS, disampaikan oleh sebuah kelompok kecil terdiri dari 25-30 orang neo-konservatif yang hampir semuanya Yahudi. Dalam hal ini, beberapa surat kabar, dan pejabat Inggris, menyinggung pertemuan antara Tony Blair, mantan PM Inggris, dan George Bush, di kediaman Presiden AS, pada April 2002. Pertemuan itu, menurut keterangan sumber Inggris, dilakukan secara tertutup, dan orang-orang Israel, mengikutinya lewat sambungan telepon. Pada 16 Agustus 2002, 11 hari sebelum Dick Cheney, Wakil Bush, memulai kampanye perang dengan pidato keras bagi para veteran perang di luar negeri, koran Washington Post, melaporkan bahwa Israel, meminta pemerintah AS, tidak menunda serangan militer ke Irak.Menurut Ariel Sharon, pada tahap ini, koordinasi strategis antara Israel dan AS, mencapai titik yang luar biasa, dan pejabat intelijen Israel, memberikan laporan-laporan mengkhawatirkan terkait program senjata pemusnah massal Irak, kepada Washington. Kebohongan besar itu telah memakan korban yang sangat besar di Irak, bahkan sampai hari ini pun Irak, masih harus menanggung biaya besar tersebut. Amerika Serikat, dan Inggris, kemudian memulai serangan militer ke Irak, pada tanggal 19 Maret 2003 dengan sandi Operasi Pembebasan Irak. Operasi yang bukan saja tidak memberikan kebebasan pada Irak, bahkan berdasarkan keterangan pejabat Baghdad, telah menyebabkan pembunuhan terhadap ratusan ribu warga neagra ini, dan pengungsian jutaan lainnya. Invasi militer AS dan Inggris ke Irak, berdasarkan jajak pendapat pada Agustus 2002 di surat kabar Israel, Maariv, disetujui oleh 57 persen pemukim Zionis. 


 342/