Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Selasa

19 Maret 2024

14.58.48
1445585

Pada Pembukaan Konferensi Makah:

Ketua Ulama Arab Saudi Tegaskan Semua Umat Islam berada di Bawah Bendera dan Payung Islam meski Berbeda Mazhab

Syekh Al-Issa menegaskan umat Islam semuanya berada di bawah bendera dan payung agama ini meski berbeda mazhab, dan menegaskan tidak ada tempat bagi tambahan atribut yang menimbulkan perbedaan dan perpecahan.

Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, Konferensi Internasional "Membangun Jembatan Antar Mazhab Islam" oleh Liga Muslim Dunia pada Senin (18/3) dengan kehadiran para pemikir dan ulama dari lintas mazhab negara-negara Islam dan dua pembicara tamu dari Republik Islam Iran di mulai di kota Makah. 

Dalam pidatonya pada pembukaan konferensi ini, Syekh Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa, Sekjen Liga Muslim Dunia, mengatakan: “Penyelenggara konferensi ini bertujuan untuk membuat dokumen yang menjembatani solidaritas antar mazhab Islam, yang mempunyai rambu-rambu dan bukti-bukti penuntun yang penting, serta menjadi jembatan persaudaraan dan kerja sama antar mazhab dalam lingkup internal umat Islam, untuk menjadi jalan terbaik bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan.”

“Di Liga Dunia Islam, kami berupaya menyelenggarakan konferensi ini untuk pertama kalinya di dalam kawasan kota suci Makah bersamaan dengan datangnya bulan suci Ramadhan dan sejalan dengan ketentuan dokumen Ikhwanul Makah.” Tambahnya. 

Menunjukkan bahwa para pemikir yang hadir dalam konferensi ini semuanya adalah ulama terkemuka dari negara-negara Islam yang berbeda, Syekh Al-Eisa melanjutkan: “Dengan kehadiran berbagai tokoh dengan beragam pemikiran ini, kami menekankan bahwa Umat Islam berada dalam kondisi terbaik dan para ulama umat ini adalah teladan terbaik dan menjadi uswah dalam posisi dan kedudukannya masing-masing.

Memuji keilmuan dan hikmah para ulama dalam memahami permasalahan umat Islam, Syekh Al-Issa menyatakan: “Dengan adanya keberagaman mazhab, kita dipaksa untuk memahami banyak hal, termasuk fakta bahwa perbedaan dan keberagaman adalah sunnah Ilahiah dan bahwa hak adalah apa yang diinginkan setiap orang dan setiap Muslim harus mencari kebenaran secara serius dan sungguh-sungguh. Dan ajaran Islam membutuhkan lebih dari apapun sebuah kata umum yang menghubungkannya dan tidak memisahkannya, dan itu adalah hal yang umum dan menyatukan umat Islam, dan tidak ada persamaan yang lebih jelas dan ekspresif selain kalimat syahadatin sebagai rukun Islam yang tetap.”

Syekh Al-Issa menegaskan umat Islam semuanya berada di bawah bendera dan payung agama ini meski berbeda mazhab, dan menegaskan tidak ada tempat bagi tambahan atribut yang menimbulkan perbedaan dan perpecahan.

Menyatakan slogan-slogan sektarian dan partai hanya menimbulkan konflik dan mengintensifkan konflik agama, ia mengkritik fungsi negatif media tradisional dan bahkan media baru dalam mengintensifkan perselisihan, dan di sisi lain, ia menuntut komitmen media dunia Islam untuk meningkatkan kesadaran, khususnya di kalangan masyarakat Islam.


Di sisi lain, Syekh Hossein Ebrahim Taha, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam, mengatakan dalam pidatonya: "Yang pasti konferensi ini akan membahas masalah pendekatan antar mazhab Islam, dan rekomendasi konferensi ini akan menjadi efektif dalam menciptakan poin-poin kesepahaman dan persatuan. Peran Persatuan Islam Dunia menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk memiliki kehadiran yang dinamis dan berpengaruh dalam pelayanan Islam dan umat Islam di berbagai belahan dunia.”

Berikut ini adalah pembicara pembuka yang memberikan sambutannya masing-masing, Ayatollah Ahmad Meghari, anggota Majelis Pakar Kepemimpinan Republik Islam Iran; Mohammad Mokhtar Juma, Menteri Wakaf Mesir; KH. Miftah Al-Akhyar Abdul Ghani, Rais Aam PB NU dan Ketua Umum MUI periode 2020-2025.; Sheikh Fazlur Rahman Bin Mufti Mahmood, Ketua Jamiat Ulama Islam Pakistan; Ali bin Abdulrahman Arbash, kepala urusan agama Türkiye; Seyyed Javad Khoi, ketua Darul Alam Imam Khoi dari Irak; Sheikh Muhammad Mahi Bin Sheikh Ibrahim Nias, Presiden Uni Islam Afrika dan Sheikh Wan Muhammad Bin Abdul Aziz, Presiden Persatuan Ulama Malaysia.

Konferensi yang merupakan pertama kalinya digelar di Makah Arab Saudi ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan kerja sama antar mazhab Islam yang berbeda melalui pertemuan ilmiah persaudaraan ini, dengan isi dialog yang ditargetkan untuk memperkuat hubungan demi mencapai tujuan bersama, terutama yang berkaitan dengan isu-isu besar yang berkaitan dengan isu-isu penting yang memerlukan kesatuan pendapat hukum

Konferensi yang berlangsung selama dua hari dan berakhir pada hari Selasa (19/3) ini menjadi tuan rumah bagi para cendekiawan, mufti, pemikir dan tokoh Islam dari berbagai mazhab dari banyak negara Islam.