Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Jumat

15 Maret 2024

13.47.42
1444558

Tujuh Kebohongan Zonis Soal Perang Gaza

Dalam beberapa bulan terakhir, rezim Zionis telah mencoba menciptakan pencapaian khayalan dan membenarkan kebrutalannya di Gaza dengan menyebarkan kebohongan, tapi sejauh ini rezim ini telah berkali-kali dipermalukan.

Kali ini kita akan membahas tentang tujuh kebohongan rezim Zionis tentang perang Gaza.

1. Siapa yang melanggar gencatan senjata?

Kebohongan pertama kaum Zionis adalah bahwa gerakan perlawanan Islam Palestina “Hamas” melanggar gencatan senjata di Jalur Gaza dengan melakukan operasi Badai Al-Aqsa.

Sementara militer rezim Zionis mengutarakan kebohongan ini, sebelum operasi 7 Oktober Hamas, Gaza telah berkali-kali menjadi target dan juga telah membunuh lebih dari 230 warga Palestina di Tepi Barat Sungai Yordan. Faktanya, Israellah yang melanggar gencatan senjata sebelum operasi Badai Al-Aqsa.

2. Pembebasan tawanan Israel, Prioritas Bohong!

Kebohongan kedua adalah bahwa prioritas militer Israel adalah membebaskan para tawanan di Jalur Gaza.

Menurut Mehdi Hasan, presenter Amerika, sejatinya masalah ini bukanlah prioritas Israel, dan sejumlah besar tawanan Israel di Gaza telah dibunuh oleh pasukan militer Israel selama pemboman, penembakan dan peledakan rumah.

3. Menyembelih kepala bayi. Siapa pembunuh anak-anak?

Kebohongan ketiga Israel adalah pemenggalan 40 bayi oleh pasukan Hamas.

Sebuah kebohongan yang bahkan reporter saluran Amerika CCN harus meminta maaf karena memublikasikannya.

Israel secara luas mempromosikan kebohongan ini tetapi tidak memberikan bukti apa pun, kemudian menjadi jelas bahwa klaim ini sepenuhnya salah.

Sara Sidner, reporter CNN menulis tentang kebohongan besar ini di jejaring sosial X, Israel mengumumkan bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi klaim kantor Netanyahu tentang penyembelihan kepala bayi, saya harus lebih berhati-hati dengan kata-kata saya dan saya minta maaf atas ini, aku akan melakukannya.

4. Kebohongan keempat, Pusat komando Hamas di rumah sakit Al-Shifa Setelah kritik internasional meluas karena serangan rezim ini terhadap rumah sakit, Israel mengemukakan kebohongan baru dengan tujuan untuk membenarkan kejahatan mereka, yaitu dengan adanya pusat komando Hamas di pusat-pusat kesehatan, termasuk Rumah Sakit Al-Shifa. Kebohongan yang akhirnya diungkap oleh lembaga internasional. Ketika Zionis menyerang Rumah Sakit Al-Shifa dan mencapai ruang bawah tanah, badan-badan internasional mengungkapkan bahwa tidak ada pusat komando dan kendali pasukan Hamas di rumah sakit ini. Ehud Barak, mantan Perdana Menteri Israel, mengakui dalam wawancara dengan CNN bahwa klaim tersebut tidak lebih dari kebohongan. 

5. Kebohongan kelima, rendahnya kepercayaan atas statistik Kemenkes Palestina Juru bicara militer Israel mengklaim setelah kritik internasional yang meluas karena tingginya jumlah korban tewas dan terluka dalam serangan Israel di Gaza, bahwa statistik Kementerian Kesehatan Palestina tidak dapat dipercaya. Namun jurnalis dan analis Israel tidak menemukan sumber yang dapat dipercaya selain Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, dan surat kabar berbahasa Ibrani yang paling terkenal menaruh perhatian pada sumber ini. Menurut laporan terbaru, lebih dari 31.000 warga Palestina telah gugur syahid dan lebih dari 72.000 orang terluka dalam serangan rezim Zionis di Gaza.

 6. Kebohongan keenam, Tidak ada kelaparan di Gaza Kebohongan keenam adalah klaim Israel bahwa tidak ada kelaparan di Gaza. Sebuah klaim yang berulang kali ditolak oleh organisasi-organisasi internasional. James Elder, Juru Bicara Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), baru-baru ini mengungkapkan keprihatinannya terhadap bencana kemanusiaan di Gaza dan mengklarifikasi bahwa tidak ada kata-kata yang cocok untuk menggambarkan bencana di Gaza. Martin Griffiths, Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Bantuan Darurat baru-baru ini mengumumkan bahwa setengah juta penduduk Gaza berada di ambang kelaparan. 

 7. Kebohongan ketujuh, Hamas, alasan pembunuhan warga Palestina Kebohongan ketujuh Tel Aviv adalah warga Gaza dibunuh karena memilih Hamas! Padahal pemilu terakhir di Gaza diadakan sekitar 20 tahun lalu. Banyak dari para syahid bahkan belum dilahirkan pada saat itu. Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Zionis Israel melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas. Rezim Israel dibentuk pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina dan keberadaannya diumumkan pada tahun 1948. Sejak itu, berbagai rencana pembunuhan massal dilakukan untuk melakukan genosida terhadap warga Palestina dan mengambil alih seluruh tanah mereka.(Mehr)