Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, Hujjatul Islam wa
Muslimin Sayyed Ammar Hakim, kepala gerakan kebijaksanaan nasional Irak,
mengatakan pada peringatan 33 tahun pemberontakan Shabaniyah: “Pemberontakan
rakyat Irak dari utara hingga Selatan bukanlah sebuah revolusi sesaat,
kemarahan bangsa terhadap kediktatoran dan rezim mencerminkan besi dan api,
namun juga menunjukkan kekuatan keputusan rakyat Irak untuk menolak
ketidakadilan, dan menunjukkan tingkat hubungan kemanusiaan dan spiritual antar
manusia dan otoritas agama serta isu-isu penting mereka; Sebuah pemberontakan
yang mampu mendominasi rezim yang sudah mati dan dengan jelas menggambarkan
kelemahan fondasi monarki dan membuka jalan bagi kejatuhan dan penutupan
permanen halaman-halaman buku kehidupannya.”
Sambil menghormati dan menghargai keberhasilan pemberontakan tersebut dan mendoakan para syuhada yang saleh, tokoh Islam Irak ini menyatakan: “Bahwa epik populer itu abadi, dan penting untuk mengingat titik awal dan membiasakan generasi baru dengan tujuannya, serta terinspirasi oleh nilai-nilai luhurnya.”
“Menghormatinya memotivasi orang untuk mendukung pemerintah, hukum, perdamaian sipil dan gerakan pembangunan dan pelayanan menyeluruh.” Tambahnya.
Disebutkan, kebangkitan Shabaniyah atau intifada Shabaniyah adalah pemberontakan rakyat Irak melawan rezim Baath Irak, yang meliputi seluruh negeri dari utara hingga selatan. Pemberontakan ini terjadi pada akhir Perang Teluk Persia dan Resolusi Dewan Keamanan 670 yang melarang semua pergerakan udara tentara Irak, bahkan helikopter, dan akibatnya kendali sebagian besar negara jatuh ke tangan kekuatan rakyat. Pelopor pemberontakan berasal dari kota Basra ketika, setelah kekalahan Saddam dalam perang Kuwait dan kepergiannya dari negara itu oleh koalisi pasukan Amerika pada akhir tahun 1990, pada tanggal 1 Maret 1991, sebuah tank tentara Irak yang kembali menembak di potret Saddam di Basra, dan kemudian Seluruh kota Basra dengan cepat menjadi pemberontak dan tidak aman, dan dari sana menyebar ke wilayah lain di Irak.