Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Selasa

27 Februari 2024

11.16.24
1440711

Anggota Parlemen Zionis:

Netanyahu Resmi Terdeteksi Mengidap Pernyakit Gangguan Jiwa

Seorang anggota parlemen Israel mengatakan bahwa Benjamin Netanyahu, perdana menteri rezim ini, adalah seorang pasien gangguan jiwa.

Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, Ofer Kassif, seorang anggota Knesset (Parlemen rezim Zionis), mengatakan pada Minggu malam (25/2) bahwa Benjamin Netanyahu, perdana menteri rezim ini, mengidap sakit jiwa. Menyatakan bahwa dia mengharapkan Mahkamah Internasional untuk menghentikan perang di Gaza, Kassif menambahkan: “Saya rasa Israel tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi tuntutan Mahkamah Internasional.”

Menekankan bahwa kabinet Netanyahu adalah musuh nomor satu rakyat (rezim) Israel dan harus digulingkan, ia berkata: “Jika perang di Gaza berhenti, para tahanan Israel di Gaza akan kembali dengan selamat ke rumah mereka.” Kassif juga menyatakan bahwa parlemen Israel harus memaksa Netanyahu untuk meninggalkan kekuasaan melalui pembangkangan sipil yang damai, dan menambahkan: "Dia tidak hanya bertanggung jawab atas pembunuhan rakyat Gaza, namun dia juga bertanggung jawab untuk menunjukkan wajah rakyat (rezim) Israel."

Menekankan bahwa Netanyahu adalah seorang pasien jiwa yang hanya peduli pada dirinya sendiri dan tidak peduli dengan kehidupan tahanan Israel di Gaza, ia menyatakan: Rakyat Palestina berhak mendapatkan negara merdeka dalam batas-batas tahun 1967.”

Perlu dicatat bahwa pada tanggal 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina melancarkan operasi "Badai Al-Aqsa" dari Gaza (Palestina selatan) melawan posisi rezim Israel. Gencatan senjata sementara selama empat hari dilakukan untuk pertukaran tahanan antara Hamas dan rezim Zionis.

Jeda perang ini berlanjut selama tujuh hari, dan akhirnya pada Jumat pagi tanggal 1 Desember 2023, gencatan senjata sementara berakhir dan rezim Israel melanjutkan serangannya ke Gaza. Untuk membalas serangan “Badai Al-Aqsa”, mengkompensasi kekalahannya dan menghentikan operasi perlawanan, rezim ini telah menutup penyeberangan Jalur Gaza dan membombardir daerah tersebut.