Sekitar 100 orang gugur dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara rezim Zionis terhadap Rafah di selatan Jalur Gaza pada Senin pagi.
Sumber berita juga mengumumkan bahwa sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak Palestina.
Jubir Kemlu Iran, Nasser Kanani dalam statemen hari Senin (12/2/2024) menyinggung kondisi Rafah yang menampung lebih dari satu juta pengungsi Palestina, dan memperingatkan bahwa tindakan rezim Zionis yang melanggar batas Rafah dan mengancam serangan darat di wilayah ini dapat menyebabkan bencana kemanusiaan dan kejahatan perang lainnya terhadap warga Palestina yang tidak berdaya.
"Niat dan tindakan seperti itu tidak hanya bertentangan dan mengganggu perundingan yang sedang berlangsung mengenai masalah gencatan senjata. Selain itu, merupakan tindakan yang bertentangan dengan perintah sementara yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional, sekaligus membuktikan niat jahat Zionis dalam serangan berulang kali yang melanggar semua hukum internasional," kata pernyataan Jubir Kemlu Iran.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran memperingatkan tentang konsekuensi berbahaya dari tindakan biadab ini dan menyatakan keprihatinan atas berlanjutnya kejahatan genosida yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap Palestina.
"Sekaranglah saatnya jika Amerika Serikat dan sekutu Zionis di negara-negara Barat lainnya untuk membuktikan keprihatinan dan ketulusannya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan dengan menghentikan perilaku gila otoritas Zionis yang membantai rakyat Palestina yang tidak berdaya," tegasnya.
Kanani menyerukan perhatian internasional dari pemerintah dan opini publik dunia terhadap konsekuensi yang mengkhawatirkan dari setiap tindakan militer rezim Zionis di Rafah terhadap situasi penduduk dan pengungsi di wilayah ini, dan meminta tanggung jawab organisasi internasional dan PBB sebagai pemimpin untuk mencegah berlanjutnya agresi rezim Zionis, dan mencegah eskalasi bencana kemanusiaan.(PH)
342/