Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Selasa

13 Februari 2024

15.25.39
1437453

Dunia Kecam Serangan Udara Rezim Zionis di Rafah​

Serangan udara militer rezim Zionis di kawasan pemukiman Rafah memicu reaksi internasional.​

Pada Senin pagi, jet-jet tempur Israel menargetkan rumah-rumah penduduk di dekat markas besar Bulan Sabit Merah Palestina di pusat kota Rafah. 

Serangan brutal tersebut menyebabkan lebih dari seratus warga Palestina gugur, dan lebih dari 230 orang lainnya terluka.

Jumlah korban tewas dan terluka dalam serangan ini masih terus bertambah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengkritik keras serangan rezim Zionis di Jalur Gaza, dengan mengatakan, "Kebijakan genosida yang dilakukan oleh kabinet Netanyahu mirip dengan Hitler, yang melintasi garis merah baru setiap hari."

“Bukannya menghentikan pembantaian, negara-negara maju malah mendukung Israel,” ujar Erdogan.

Josep Burrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa juga menyatakan keprihatinan besar atas memburuknya situasi di kota Rafah dan memperingatkan konsekuensi berbahaya dari serangan rezim Zionis di wilayah itu.​

Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk juga mengumumkan bahwa kemungkinan serangan besar-besaran di Rafah yang sekitar 1,5 juta warga Palestina mengungsi di dekat perbatasan Mesir dan tidak punya tempat untuk melarikan diri, adalah aksi yang mengerikan.

Turk dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa serangan pasukan Zionis di Rafah kemungkinan akan menyebabkan kematian dan cederanya sejumlah besar warga sipil, yang kebanyakan anak-anak dan perempuan.

"Di luar rasa sakit dan penderitaan akibat bom dan peluru, serangan terhadap Rafah ini mungkin berarti akhir dari sedikitnya bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, dan ini akan berdampak besar bagi seluruh Gaza,"ujar Komisaris Tinggi HAM PBB.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte juga memperingatkan tentang adanya operasi militer di Rafah, selatan Jalur Gaza yang akan membawa konsekuensi sangat besar terhadap kemanusiaan.​

"Israel harus mengizinkan bantuan kemanusiaan yang lebih banyak dan lebih cepat masuk ke Gaza," ujar Rutte.

Caroline Ganz, Menteri Kerja Sama Pembangunan Belgia juga menekankan bahwa tidak ada alternatif selain UNRWA di Gaza, dan perlindungan warga sipil di Jalur Gaza harus diprioritaskan.

“Kekerasan yang intens di Gaza harus dihentikan dan serangan lebih lanjut di Jalur Gaza akan menyebabkan kematian dan cedera lebih banyak orang,” ujar Ganz.

Ketika publik internasional mengecam serangan udara rezim Zionis terhadap Rafah pada hari Senin, Matthew Miller, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS menolak menjawab pertanyaan wartawan tentang penangguhan bantuan AS ke Israel, dan meminta pertanggungjawaban Israel jika terjadi serangan habis-habisan terhadap Rafah.

Miller mengklaim bahwa serangan udara Israel di Rafah bukanlah awal dari serangan skala penuh, dan Amerika Serikat tidak akan mendukung operasi militer di wilayah yang dihuni sekitar 1,5 juta warga Palestina.(PH)