Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Rabu

3 Januari 2024

15.28.49
1426336

Teror al-Arouri; Pengakuan Israel akan Kegagalan Meraih Tujuan Militer di Perang Gaza

Rezim Zionis Israel dalam sebuah aksi keji dan kriminal, meneror Saleh al-Arouri dan tujuh pejuang Hamas lainnya di Beirut.

Kejahatan ini dapat dianalisa dari beberapa sudut.

Pertama, teror Saleh al-Arouri, deputi Kepala Biro Politik Hamas dapat dinilai sebagai pengakuan Israel atas kegagalannya meraih tujuan militer di perang Gaza.

Rezim ini dalam perang Gaza memiliki dua tujuan militer seperti, pembebasan sandera Zionis dan menghancurkan Hamas. Tidak satupun dari dua tujuan ini yang berhasil diraih, dan kabinet Netanyahu di bumi Palestina pendudukan mendapat tekanan hebat. Oleh karena itu, Netanyahu membutuhkan sebuah prestasi dari perang ini.

Teror Saleh al-Arouri dapat dianalisa dari sisi ini. Mungkin di hari lainnya akan ada tokoh lain yang diteror.

Kedua, teror Saleh al-Arouri dilakukan di wilayah Lebanon, dan sebuah bukti nyata dari pelanggaran kedaulatan negara ini.

Di sisi lain, kejahatan ini dilakukan setelah adanya peringatan dari Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah bahwa teror terhadap tokoh di Lebanon, terlepas dari identitas dan kewarganegaraannya, akan dibalas dengan tegas.

Kejahatan ini sama halnya dengan Israel berusaha memperluas front perang Gaza, dan selain memaksa faksi muqawama, khususnya Hizbullah Lebanon untuk terlibat lebih luas dalam perang, juga membuka peluang sekutu Baratnya, khususnya Amerika untuk terlibat perang.

Sekaitan dengan ini, Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati mengutuk serangan Israel dan menekankan, ledakan ini sebuah kejahatan Israel yang tak diragukan lagi ditujukan untuk membawa Lebanon ke babak baru konfrontasi setelah agresi harian dan berkesinambungan ke Lebanon Selatan.

Ketiga, langkah kriminal Israel tidak akan menutupi kondisi Gaza. Selama beberapa pekan terakhir, upaya untuk menciptakan gencatan senjata baru terus meningkat, tapi kini dengan kejahatan Israel meneror Saleh al-Arouri, perundingan untuk gencatan senjata terhenti.

Gerakan Hamas memberitahu pihak mediator terkait penangguhan segala bentuk perundingan mengenai gencatan senjata atau pertukaran tawanan.

Sementara itu, Mesir juga menangguhkan posisinya sebagai mediator di perang Gaza. delegasi keamanan Israel dilaporkan meninggalkan Kairo.

Keempat, teror Saleh al-Arouri, dan sebelumnya teror Sayid Razi Mousavi di Suriah menunjukkan bahwa rezim Zionis sangat profesional di bidang teror dan operasi terorisme.

Faktanya, teror telah membuktikan esensi teroris rezim ini. Teror ini kembali membuktikan rezim Zionis sebagai bukti nyata dari terorisme negara.

Kelima, teror Saleh al-Arouri sebuah dokumen lain dari kekalahan militer global dalam memerangi terorisme.

Rezim Zionis secara terang-terangan melakukan aksi teror dan terus mengancam akan melakukan serangan teror, tapi dunia sepertinya tidak melakukan langkah apa pun melawan rezim ini, atau malah mendukung kejahatan rezim ini (khususnya AS), atau pun diam menyaksikan kejahatan rezim penjajah Quds. (MF)