Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Kamis

23 November 2023

18.54.24
1414341

Afrika Selatan Putus Hubungan dengan Israel; Akankah Negara Lain Menyusul ?

Menyusul berlanjutnya kejahatan rezim Zionis Israel terhadap bangsa Palestina, anggota parlemen Afrika Selatan memberikan suara penutupan kedubes Israel di negara ini.

Dengan keputusan ini, Kedutaan Besar Rezim Zionis di Afrika Selatan ditutup, hubungan diplomatik dengan rezim ini diputus dan dubes rezim Zionis akan diusir dari Pretoria, ibu kota Afrika Selatan.

Afrika Selatan termasuk negara besar dan berpengaruh di Benua Afrika, yang dengan melewati pengalaman sulit apartheid, menjadi pemimpin perlawanan terhadap diskriminasi dan pemerintahan apartheid di dunia. Rakyat negara ini yang selama beberapa dekade dengan pimpinan Nelson Mandela melawan diskriminasi etnis pemerintahan kulit putih yang berkuasa, dan pada akhirnya mampu meraih kemenangan. Kini selama bertahun-tahun bangsa dan pemerintah Afrika Selatan berusaha melawan apartheid di dunia.

Menurut otoritas Afrika Selatan, rezim Israel adalah rezim apartheid yang menganggap orang Yahudi lebih unggul daripada Muslim Palestina dan melakukan diskriminasi terhadap mereka. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir, Afrika Selatan selalu mengambil sikap menentang apartheid terbuka di tanah milik Palestina; Seperti yang dikatakan oleh Naledi Pandor, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan dalam konteks ini: "Kisah Palestina membangkitkan pengalaman sejarah Afrika Selatan tentang segregasi dan penindasan rasial. Sebagai warga Afrika Selatan, kami telah merasakan langsung dampak ketidaksetaraan dan diskriminasi rasial, dan kami tidak dapat melakukan apa pun sementara generasi Palestina lainnya berada pada posisi yang lebih rendah dalam masyarakat.”

Dalam hal ini, dengan dimulainya perang Gaza dan meningkatnya pembunuhan warga Palestina oleh Israel, pemerintah Afrika Selatan telah berulang kali menentang penindasan Israel dan menyerukan diakhirinya perang di Gaza. Namun, dengan berlanjutnya kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina, Afrika Selatan menyebut tindakan ini sebagai kejahatan perang, dan Naledi Pandor, menteri luar negeri negara tersebut, mengatakan: “Genosida tidak dapat ditoleransi di depan mata komunitas internasional dan pemerintah Afrika Selatan telah memutuskan memanggil seluruh diplomatnya dari Tel Aviv."

Selain itu, dengan berlanjutnya agresi rezim Zionis, pihak berwenang Afrika Selatan secara resmi mengajukan pengaduan terhadap Israel ke Pengadilan Kriminal Internasional (ISS). Pretoria juga meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk menangkap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas tuduhan genosida.

Kini dan setelah statemen tersebut, Afrika Selatan memutuskan untuk memutus hubungan politik dan diplomatiknya dengan Israel.

Dari sudut pandang rakyat dan pemerintah Afrika Selatan, dukungan terhadap rakyat Palestina sebuah isu prinsipal dan utama yang membutuhkan tindakan praktis. Menurut mereka, rakyat Palestina berhak untuk menuntut menentukan nasibnya sendiri, mengelola negara independen mereka, dan hidup bebas tanpa diskriminasi.

Nkosi Zwelivelile Mandla Mandela, cucu Mandela dan salah satu pembela cita-cita Palestina terkait hal ini mengatakan, bangsa Palestina membutuhkan dukungan praktis untuk meraih kebebasan.

Bagaimanapun, tindakan Afrika Selatan menghadapi Israel terjadi ketika rezim Zionis berusaha keras untuk meningkatkan dan memperluas hubungannya dengan negara-negara Afrika dalam beberapa tahun terakhir menyusul kegagalan kebijakannya di kancah regional. Hal ini terjadi ketika negara-negara Afrika, yang sebagian besar mengalami beban diskriminasi dan penindasan, kini mengambil sikap menentang Israel dan kebijakan-kebijakannya yang merampas kekuasaan lebih dari sebelumnya.

342/