Badan Energi Jerman dalam sebuah pernyataan hari Rabu (15/11/2023) menyatakan bahwa sistem lembaganya sebagian besar tidak dapat bekerja secara teknis dan telepon atau email tidak dapat dihubungi, akibat serangan siber.
Berdasarkan keterangan tersebut, belum jelas siapa dalang di balik penyerangan ini, sehingga belum diketahui informasi apa yang bocor, dan bagaimana tingkat kebocorannya.
Menurut Juru Bicara Badan Energi Jerman, serangan siber tersebut berupa ransomware, meskipun tidak menunjukkan rincian dari klaim yang dibuat itu.
Serangan ransomware terjadi ketika penyerang mengeksploitasi keamanan data yang lemah atau kelemahan lainnya untuk membobol sistem dan mengenkripsi data, lalu meminta uang tebusan untuk dekripsi.
Pada tahun 2021, Administrasi Keamanan Informasi Federal Jerman telah melihat penyerang dunia maya semakin menekan korbannya untuk melepaskan data yang dicuri melalui ransomware.
Didirikan pada tahun 2000, Badan Energi Jerman menampilkan dirinya sebagai pusat kompetensi transmisi energi dan perlindungan iklim, yang mendukung kebijakan pemerintah Jerman untuk mencapai tujuannya.(PH)
342/