Situs Sputnik hari Rabu (15/11/2023) melaporkan, Presiden Brasil Lula da Silva mengkritik tindakan Amerika Serikat yang memveto keputusan Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan di Palestina
"Struktur Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang didirikan setelah Perang Dunia Kedua sudah tua," ujar Presiden Brasil.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1945 tidak lagi mempunyai nilai pada tahun 2023," tegasnya
Melanjutkan pernyataannya, Da Silva sekali lagi menggambarkan kejahatan rezim Zionis terhadap perempuan dan anak-anak Palestina di Jalur Gaza sebagai aksi terorisme.
"Oleh karena itu, kami ingin mengubah jumlah anggota dan cara kerjanya serta mengakhiri veto" papar Lula da Silva.
Pada tanggal 18 Oktober, Brasil mengajukan resolusi kepada badan pengambil keputusan tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membatalkan perintah yang diberlakukan oleh rezim Israel terhadap warga sipil Palestina mengenai pemindahan seluruh penghuni di wilayah utara ke selatan Gaza.
Dalam resolusi S/2023/773 ini, Brasil juga menyerukan gencatan senjata kemanusiaan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kepada warga sipil oleh badan bantuan PBB dan mitranya, serta Komite Internasional Palang Merah dan organisasi lainnya.
12 dari 15 anggota Dewan Keamanan mendukung resolusi tersebut, namun AS memvetonya.
342/