Menurut jaringan Al-Mayadeen, Presiden Tunisia, Kais Saied hari Jumat (27/10/2023) mengumumkan dukungan Tunisia terhadap bangsa Palestina untuk mengambil kembali haknya dalam membentuk negara merdeka, dengan Quds sebagai ibu kotanya.
"Mengebom rumah dan rumah sakit, membunuh anak-anak dan perempuan, dan membuat warga Palestina kehilangan tempat tinggal tidak dianggap sebagai pembelaan diri," ujar Presiden Tunisia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Tunisia Nabil Ammar menekankan pemulihan penuh hak-hak Palestina, dan mengkritik sikap para pemimpin negara-negara Barat posisi yang berbicara tentang legitimasi internasional untuk mendukung rezim Zionis.
"Prinsip-prinsip internasional yang kami saksikan adalah kekerasan, arogansi, dan intimidasi," ujar Menlu Tunisia
Serangan biadab rezim Zionis terhadap pemukiman dan tempat umum di satu sisi dan air, listrik serta kekurangan makanan dan obat-obatan di sisi lain telah menciptakan situasi yang sangat kritis bagi warga Palestina di Jalur Gaza.
Hal ini terjadi ketika lembaga-lembaga hak asasi manusia telah menyatakan bahwa kondisi manusia di wilayah ini sangat menyedihkan dan kritis.
Sejak awal serangan udara rezim Zionis terhadap Jalur Gaza hingga saat ini, jumlah syuhada Palestina mencapai sekitar delapan ribu orang, dan lebih dari 20 ribu lainnya mengalami luka-luka.(PH)
342/