Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam rapat kabinet hari Rabu (25/10/2023) mengatakan, "Sekarang tatanan dunia yang tidak adil mengancam keamanan dan perdamaian semua orang di dunia. Tugas semua orang yang independen, intelektual dan organisasi non-pemerintah untuk memanfaatkan seluruh kapasitas mereka dalam mengutuk kejahatan rezim Zionis, dan tatanan dunia tidak adil yang mendukungnya,".
Mengenai kinerja negara-negara Barat dalam menyikapi serangan rezim Zionis Gaza, Raisi mengatakan, "Negara-negara ini bukan hanya diam terhadap kejahatan rezim Zionis, mereka juga mendorong rezim ini untuk melakukan kejahatan dan pembantaian di Gaza. Bahkan mereka dengan mengirimkan fasilitas dan peralatan tersebut, dan dalam praktiknya, menyertai rezim Zionis dalam membunuh perempuan dan anak-anak Gaza yang tidak berdaya dan tertindas,".
Presiden Republik Islam Iran juga mengkritik kelambanan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam hal ini, dan menekankan perlunya untuk mengeluarkan resolusi yang mengecam tindakan tersebut di Majelis Umum PBB.
Menanggapi kejahatan rezim Zionis, pasukan perlawanan Palestina melancarkan operasi “Badai Al-Aqsa” dari jalur Gaza terhadap posisi rezim Zionis di wilayah pendudukan mulai Sabtu, 7 Oktober 2023.
Sejak awal operasi, tentara Zionis yang tidak mampu menghadapi pejuang perlawanan terus-menerus membombardir pemukiman, rumah sakit, pusat keagamaan, dan sekolah di Gaza.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, selama 19 hari kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza, lebih dari 6.000 orang gugur, dan sekitar 20.000 orang terluka.(PH)
342/