Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Selasa

10 Oktober 2023

16.14.09
1399720

Rahbar: Saat Anda Berbuat Zalim, maka Badai akan Datang

Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengisyaratkan kekalahan "yang tak dapat diperbaiki" rezim Zionis dalam heroisme terbaru para pemuda Palestina.

Rahbar menegaskan, "Faktor pencetus 'topan destruktif, ini adalah penindasan, kejahatan dan kebengisan yang dilakukan terus menerus oleh Rezim Zionis, terhadap rakyat Palestina. Rezim ini tidak bisa menyembunyikan wajah monster dan iblisnya saat menyerang Gaza, dan membantai rakyatnya, dengan kebohongan dan berpura-pura tertindas, atau menyebut keberanian dan skenario cerdas pemuda Palestina, sebagai perbuatan pihak di luar Palestina."

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (10/10/2023) dalam acara kelulusan gabungan mahasiswa Akademi Militer Angkatan Bersenjata Iran seraya mengisyaratkan retorika sebagian tokoh rezim Zionis dan pendukungnya tentang keterlibatan pihak non-Palestina, termasuk Iran, dalam peristiwa baru-baru ini, menekankan, "Tentu saja, kami mencium kening dan lengan para pemuda Palestina serta para arsitek Palestina yang pandai dan cerdas serta kami bangga pada mereka, namun omong kosong tersebut salah dan perhitungan ini salah, dan mereka yang mengatakan bahwa pukulan baru-baru ini terhadap Palestina adalah akibat dari masyarakat non-Palestina, maka mereka jelas belum mengenal dan menganggap remeh bangsa Palestina yang besar."

Setelah operasi Tufan Al Aqsa yang sukses, yang dimulai oleh pasukan perlawanan Palestina yang berpusat pada gerakan Hamas pada tanggal 7 Oktober dan mematahkan penghalang rezim Zionis, beberapa kalangan Barat dan Zionis mencoba untuk mengkompensasi kegagalan besar intelijen dan keamanan ini dengan menonjolkan peran dukungan Republik Islam Iran  terhadap pasukan muqawama dan dampaknya bagi operasi bangsa Palestina.

Misalnya sebagian senator Amerika Serikat seperti Lindsey Graham dan Ted Cruz mengklaim bahwa Iran berada di balik serangan ini, atau Koran Wall Street Journal dalam laporannya mengutip sejumlah sumbernya mengklaim bahwa Iran dengan mengirim sejumlah senjata dan merancang operasi seperti ini, tercatat sebagai arsitek di balik layar.

Sementara itu, pemerintah Demokrat Amerika mengumumkan bahwa tidak ada indikasi keterlibatan Iran dalam operasi Tufan Al Aqsa. Sekaitan dengan ini, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson mengatakan, "Aset Iran yang dibebaskan tidak ada kaitannya dengan serangan Palestina."

Faktanya adalah dukungan Republik Islam Iran terhadap hak legal bangsa Palestina untuk mempertahankan diri dan merebut kembali tanah airnya dari penjajah Quds, terus berlanjut, serta telah ditegaskan berulang kali bahwa apa yang dihadapi Israel saat ini adalah meningkatnya kekuatan dan tekad pejuang muqawama Palestina yang bukan saja di Jalur Gaza, tapi juga yang terus meluas di berbagai wilayah Tepi Barat Sungai Jordan.

Oleh karena itu, plot tudingan dan statemen terkait Iran dan perannya dalam operasi mengejutkan Tufan Al Aqsa cenderung sebuah upaya dengan berbagai motivasi politik dan untuk menjustifikasi kekalahan rezim Zionis, dan juga untuk mencitrakan bahwa rezim ilegal ini tertidas dan dizalimi, sebuah tujuan seperti dengan dukungan Barat terhadap penjajah Zionis.

Rahbar seraya mengisyaratkan bahwa rezim Zionis dengan omong kosong ini tidak dapat mengalihkan keberanian pemuda Palestina dan rencana cerdas mereka kepada non-Palestina, menegaskan, "Rezim Zionis setelah peristiwa hari Sabtu, 7 Oktober 2023, yang merupakan heroisme keberanian para pemuda Palestina, bukan lagi Rezim Zionis yang sebelumnya. Faktor yang menyebabkan bencana besar ini adalah perilaku orang-orang Zionis sendiri, karena ketika kebuasan dan kebiadaban telah melewati batas, maka mereka harus menunggu 'topan'. " (MF)

 342/