Bersamaan dengan permintaan berulang-ulang Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan menerima bantuan beberapa juta dolar dari Barat, serta pergerakan Barat baru-baru ini di dekat perbatasan Rusia, Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada 24 Februari 2022 menanggapi permintaan bantuan militer dari pemimpin Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur untuk memerintahkan serangan militer di wilayah Donbas. Setelah itu, pesawat tempur, artileri, dan sistem rudal Rusia menargetkan posisi militer Ukraina.
Menurut kantor berita Sputnik, Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (7/10/2023) mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir, lebih dari 570 tentara Ukraina tewas atau terluka dalam operasi militer Rusia di sumbu Kopyansk, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Krasnolimansk , dan 4 serangan balik Ukraina berhasil dihalau.
Perang di Ukraina dengan segala konsekuensi politik, militer, ekonomi, sosial dan budayanya yang luas, kini telah memasuki bulan ke-20, dan negara-negara Barat masih mengirimkan senjata ke Ukraina.
Negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat mengintensifkan tekanan sanksi terhadap Federasi Rusia dan memasok segala jenis senjata ringan dan berat ke Kyiv yang memicu konflik terus berkobar di negeri ini.
Para pejabat Rusia dan beberapa pakar serta media Barat menggambarkan perang di Ukraina sebagai perang proksi antara Barat dan Rusia.
Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa pengiriman senjata Barat ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik di negara tersebut dan menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi.(PH)
342/