Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Selasa

12 September 2023

07.05.48
1393120

Irak:

Karbala Digulung Lautan Manusia pada Hari Arbain

Kota Karbala tempat Imam Husain as dimakamkan, pada momen Arbain menjadi kota paling sibuk di dunia. Selama dua pekan, kota ini menyambut dan melayani tamu dengan jumlah total 22 juta lebih.

Menurut Kantor Berita ABNA, kota Karbala tempat Imam Husain as dimakamkan, pada momen Arbain menjadi kota paling sibuk di dunia. Selama dua pekan, kota ini menyambut dan melayani tamu dengan jumlah total 22 juta lebih, menurut keterangan resmi dari Pengelola Haram Sayid Abul Fadhl Abbas. Pada momen peringatan Arbain, jutaan manusia dengan berjalan kaki menuju kota Karbala untuk menziarahi makam Imam Husain as. Mereka berdatangan tidak hanya dari berbagai kota di Irak, namun juga berdatangan dari berbagai negara. Bandara Internasional Bagdad melayani ratusan penerbangan pada hari-hari tersebut.

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 menjadi puncak peringatan Hari Arbain oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husain as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Peristiwa pembantaian Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya pada 10 Muharam 61 Hijriah dikenal sebagai Tragedi Asyura. Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw.

Dalam rangka memperingati Hari Arbain, umat Islam khususnya umat Islam Syiah menziarahi makam Imam Husain as dengan berjalan kaki. Bagi penduduk Irak mereka ke kota Karbala diawali dari kota-kota tempat tinggal mereka sehingga jarak yang mereka harus tempuh mencapai ratusan kilo meter. Sementara peziarah asing, biasanya memulainya dari Najaf ke Karbala dengan jarak sekitar 90 km. Tradisi berjalan kaki ini tidak hanya diikuti warga muslim Syiah, umat Islam non Syiah juga ramai mengikutinya termasuk dari penganut agama lain. 

Sepanjang rute perjalanan menuju Karbala, warga setempat mendirikan tenda-tenda peristrahatan. Di tenda-tenda yang sediakan secara gratis buat peziarah beristrahat tersebut, warga setempat juga menyajikan dan membagikan makanan gratis. 

Dalam keterangan resmi Pengelola Kompleks Haram Sayid Abul Fadhl Abbas mengumumkan bahwa jumlah peziarah Arbain tahun ini di kota Karbala, Irak mencapai 22.019.146 orang.

Jumlah itu diperoleh dari hasil penghitungan yang dilakukan melalui sistem elektronik dengan menggunakan pelbagai kamera dan CCTV berkualitas tinggi dan akurat, sebagaimana dilansir Parstoday, Kamis (7/9).

Semua kamera itu dipasang di pintu masuk kota Karbala dan tugas utamanya adalah menghitung peziarah Arbain yang datang ke kota tersebut. Kepala Unit Komunikasi dan Teknologi Informasi Kompleks Haram Sayyidina Abbas ra, Faras Abbas Hamzah mengatakan, penghitungan jumlah peziarah adalah proses statistik. “Namun, mengingat aktivitas dalam beberapa tahun terakhir, kami memiliki pengalaman yang baik dalam hal ini.”

Berdasarkan laporan itu, proses penghitungan jumlah peziarah dilakukan dengan teknologi baru dan sistem elektronik di bawah pengawasan tim teknis khusus bidang tersebut, yang berpengalaman bekerja dengan sistem ini.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Muhammad Sudani dalam Konferensi Pers di kota suci Karbala, Rabu (6/9) mengatakan bahwa peringatan Arbain tahun ini adalah pertama kalinya melibatkan seluruh provinsi Irak, termasuk wilayah Kurdistan, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Pemerintah, lembaga sipil, dan keamanan, serta pasukan Hashd Shaabi selama pawai Arbain telah mengerahkan semua upaya dan fasilitas mereka untuk menyambut jutaan peziarah yang datang,” kata PM Irak tersebut.

“Penyelenggaraan prosesi Arbain Husaini mencerminkan kondisi moral, kemurahan hati dan keramahtamahan masyarakat untuk melayani para peziarah tanpa memandang suku, agama, bangsa, maupun negara,” tegasnya.