Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Selasa

12 September 2023

05.41.15
1393105

Peziarah Arbain asal Indonesia:

Safar Arbain Mengajarkan Kita Makna dan Pentingnya Kesabaran

Sultan Nur, salah seorang peziarah Arbain yang berasal dari Indonesia, dalam wawancaranya dengan ABNA mengatakan, “Logmarch Arbain ini tidak hanya mengandung syiar namun bagi pribadi banyak pelajaran dan hikmah yang bisa didapat terutama untuk menguatkan iman dan menumbuhkan spritualitas.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Arbaeen Walk atau berjalan kaki oleh orang-orang dalam jumlah besar menuju kota Karbala pada momen peringatan Arbain tidak hanya diikuti oleh warga Irak yang berdatangan dari berbagai kota, tapi seiring dengan kondisi Irak yang semakin kondusif dan aman, pagelaran keagamaan terbesar di dunia ini juga diikuti jutaan peziarah asing dari berbagai negara termasuk peziarah dari Indonesia. 

Salah seorang pejalan kaki dalam Arbaeen Walk tahun ini yang berasal dari Indonesia, Sultan Nur dalam wawancaranya dengan reporter ABNA mengatakan keikutsertaannya dalam Arbaeen Walk adalah dalam rangka turut mensyiarkan peringatan Hari Arbain dan memperkenalkan Imam Husain ke seluruh dunia. “Logmarch Arbain ini tidak hanya mengandung syiar namun bagi pribadi banyak pelajaran dan hikmah yang bisa didapat terutama untuk menguatkan iman dan menumbuhkan spritualitas.” Ungkapnya.

“Safar Arbain ini mengandung banyak ibrah, namun menurut saya ibrah yang paling penting adalah perjalanan menempuh jarak puluhan kilometer ini mengajarkan mengenai kesabaran. Perjalanan ini membimbing kita untuk menjadi pribadi yang sabar.” Tambah mahasiswa Universitas Internasional Almustafa Iran ini.

“Melalui perjalanan ini, kita berinteraksi dan melihat banyak karakter manusia, yang pada hari-hari lain kita tidak dipertemukan dengan situasi seperti ini. Jika kita tidak memiliki kesabaran, bisa jadi kita diperhadapkan dengan banyak kesulitan.” Lanjutnya.

“Misalnya, yang berjalan menuju Karbala adalah jutaan orang. Sehingga desak-desakan bisa terjadi. Di bawah terik panas matahari yang menyengat. Sangat memungkinkan jika kita tidak memiliki rasa sabar dalam menghadapi kesulitan ini, antar satu sama lain bisa terjadi bentrok dan pertengkaran. Begitupun pada antrian saat makanan dibagikan. Intinya kesabaran menjadi sangat penting dalam perjalanan ini. Dan inilah yang diajarkan Maksumin kepada kita.” Ungkap pria asal kabupaten Selayar Sulawesi Selatan ini.

Menurut pengakuannya, Sultan Nur telah mengikuti pawai Arbain sebanyak tiga kali, dan dua kali diantaranya bersama dengan seluruh anggota keluarganya, termasuk dalam Arbaeen Walk tahun ini. Ia bersama 120 lebih pelajar Indonesia yang menuntut studi di Iran berangkat dengan mengendarai tiga bus dari kota Qom menuju Salamche, perbatasan Iran-Irak, pada Minggu (27/8). Setelah mengunjungi beberapa tempat bersejarah dan situs suci di Najaf, seperti Haram Imam Ali as, makam Kumayl bin Ziyad, Masjid Sahlah dan Masjid Kufah, bersama rombongan ia memulai berjalan kaki menuju Karbala. 

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husain as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husain as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H. Peristiwa pembantaian Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya pada 10 Muharam 61 Hijriah dikenal sebagai Tragedi Asyura.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw.

Dalam rangka memperingati Hari Arbain, umat Islam khususnya umat Islam Syiah menziarahi makam Imam Husain as dengan berjalan kaki. Bagi penduduk Irak mereka ke kota Karbala diawali dari kota-kota tempat tinggal mereka sehingga jarak yang mereka harus tempuh mencapai ratusan kilo meter. Sementara peziarah asing, biasanya memulainya dari Najaf ke Karbala dengan jarak sekitar 90 km. Tradisi berjalan kaki ini tidak hanya diikuti warga muslim Syiah, umat Islam non Syiah juga ramai mengikutinya termasuk dari penganut agama lain.