Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Senin

11 September 2023

18.44.57
1393061

Irak:

Misi Pengamanan Arbain, Berakhir dengan Kembalinya Peziarah Terakhir

Kementerian Dalam Negeri Irak menekankan bahwa rencana keamanan khusus Arbain akan berlanjut hingga kembalinya peziarah terakhir dan akan berakhir dengan kembalinya peziarah terakhir.

Menurut Kantor Berita ABNA, Kementerian Dalam Negeri Irak menekankan bahwa rencana keamanan khusus untuk Arbain akan berlanjut hingga kembalinya jamaah terakhir.

Menurut kantor berita resmi Irak, Khaled Al-Mahna, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak, mengatakan bahwa rencana khusus untuk Arbain dilaksanakan dengan sangat lancar dan sangat puas dengan masyarakat.

Al-Mahna menambahkan, rencana ini akan berakhir dengan kembalinya peziarah Arbain terakhir. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan salah satu alasan kekhasan rencana keamanan tahun ini adalah persiapan dan infrastruktur  yang ekstensif serta pembukaan rute baru.

Dia mengatakan bahwa melalui pos pemeriksaan dan kamera pengintai, keputusan instan diambil dan mobil diberangkatkan untuk mengurangi kemacetan di mana pun terjadi kemacetan.

Al-Mahna menekankan bahwa Menteri Dalam Negeri Abdul Amir Al-Shammari dan Gubernur Karbala Nasif Al-Khattabi serta komandan keamanan lainnya akan mengumumkan keberhasilan rencana keamanan Arbain.

Perlu disebutkan bahwa sebelumnya, tempat suci Abbasiyah mengumumkan bahwa jumlah jamaah Arbain Husaini tahun ini lebih dari 22 juta orang.

Dalam keterangan resmi Pengelola Kompleks Haram Sayid Abul Fadhl Abbas mengumumkan bahwa jumlah peziarah Arbain tahun ini di kota Karbala, Irak mencapai 22.019.146 orang.

Jumlah itu diperoleh dari hasil penghitungan yang dilakukan melalui sistem elektronik dengan menggunakan pelbagai kamera dan CCTV berkualitas tinggi dan akurat, sebagaimana dilansir Parstoday, Kamis (7/9).

Semua kamera itu dipasang di pintu masuk kota Karbala dan tugas utamanya adalah menghitung peziarah Arbain yang datang ke kota tersebut.

Kepala Unit Komunikasi dan Teknologi Informasi Kompleks Haram Sayyidina Abbas ra, Faras Abbas Hamzah mengatakan, penghitungan jumlah peziarah adalah proses statistik. “Namun, mengingat aktivitas dalam beberapa tahun terakhir, kami memiliki pengalaman yang baik dalam hal ini.”

Berdasarkan laporan itu, proses penghitungan jumlah peziarah dilakukan dengan teknologi baru dan sistem elektronik di bawah pengawasan tim teknis khusus bidang tersebut, yang berpengalaman bekerja dengan sistem ini.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Muhammad Sudani dalam Konferensi Pers di kota suci Karbala, Rabu (6/9) mengatakan bahwa peringatan Arbain tahun ini adalah pertama kalinya melibatkan seluruh provinsi Irak, termasuk wilayah Kurdistan, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Pemerintah, lembaga sipil, dan keamanan, serta pasukan Hashd Shaabi selama pawai Arbain telah mengerahkan semua upaya dan fasilitas mereka untuk menyambut jutaan peziarah yang datang,” kata PM Irak tersebut.

“Penyelenggaraan prosesi Arbain Husaini mencerminkan kondisi moral, kemurahan hati dan keramahtamahan masyarakat untuk melayani para peziarah tanpa memandang suku, agama, bangsa, maupun negara,” tegasnya.

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Peristiwa pembantaian Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya pada 10 Muharam 61 Hijriah dikenal sebagai Tragedi Asyura.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw.