Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Senin

11 September 2023

18.24.42
1393057

Presiden Irak:

Imam Husain as Mengorbankan Nyawanya dalam Perjuangan Melawan Taghut

Dalam pernyataannya dalam rangka peringatan Hari Arbain, Presiden Irak mengapresiasi upaya pemerintah dan rakyat negaranya dalam memberikan pelayanan kepada peziarah Arbain dengan yang berjalan kaki.

Menurut Kantor Berita ABNA, berdasarkan keterangan resmi kantor Presiden Irak yang dimuat Selasa (5/9) Abdul Latif Rashid dalam keterangannya menyambut Peringatan Arbain menekankan bahwa hari ini adalah pengingat akan sebuah peristiwa epik. “Ada pahlawan dan pelajaran besar yang dibuat dan dikorbankan oleh imam syahid itu dan mengorbankan hidupnya dalam perjalanan melawan kekuasaan Taghut.” Ucapnya. 

Presiden Irak ini menambahkan bahwa Imam Husain as, menderita penderitaan paling parah bagi dirinya sendiri, keluarganya dan para sahabatnya dalam perjalanan menuju tujuan besarnya, namun dia tidak mundur dari jalan memerangi para koruptor.

Presiden Irak menambahkan, “Dalam peringatan ini, kita menyaksikan gambaran cemerlang yang diciptakan bangsa Irak dan para pecinta Imam Husain as selama prosesi ziarah Arbain, dan mereka telah menarik perhatian dunia dengan kemurahan hati, pengorbanan, dan ketulusan mereka, yang merupakan ciri khas bangsa Irak.”

Abdul Latif Rashid juga mengapresiasi upaya masyarakat dan pemerintah Irak dalam memperkuat keamanan dan memberikan layanan kepada jutaan peziarah, serta menyerukan peningkatan kerja sama untuk meningkatkan layanan bagi peziarah yang datang ke Irak dari kota dan negara lain.

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Peristiwa pembantaian Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya pada 10 Muharam 61 Hijriah dikenal sebagai Tragedi Asyura.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw.