Sabrina Singh, Kamis (7/9/2023) malam mengklaim amunisi
radioaktif yang rencananya akan dikirim AS ke Ukraina, untuk digunakan
dalam perang melawan Rusia, sama sekali tidak akan menimbulkan kanker.
Dalam jumpa persnya di Pentagon, seperti dikutip Sputnik, Deputi Jubir
Pentagon menjelaskan bahwa amunisi uranium yang sudah dilemahkan itu
adalah peluru-peluru anti-kendaraan lapis baja dan anti-tank.
Ia menambahkan, "Di sini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,
CDC menegaskan bahwa tidak ada bukti apa pun yang menunjukkan
peluru-peluru mengandung uranium yang sudah dilemahkan ini bisa
menimbulkan kanker. WHO juga melaporkan bahwa peningkatan kanker darah
atau jenis kanker lain tidak ada kaitannya dengan amunisi ini."
Menurut Sabrina Singh, bahkan Badan Energi Atom Internasional, IAEA
menegaskan tidak ada kaitan yang terbukti antara berdiam di dekat
amunisi ini dengan peningkatan kanker atau penyakit lain.
"Amunisi itu adalah peluru-peluru anti-tank. Peluru-peluru itu dibuat
untuk menembus tank-tank, dan sangat berpengaruh di medan tempur.
Semuanya adalah peluru-peluru anti-tank standar. Mereka digunakan dalam
tank-tank Abrams," pungkasnya.
Para pengamat meyakini bahwa menghirup atau menelan uranium yang
dilemahkan berbahaya bagi tubuh manusia termasuk menyebabkan munculnya
berbagai jenis kanker, dan menyebabkan cacat pada bayi yang dilahirkan.
(HS)
342/