Bentrokan antara militer dan pasukan gerak cepat Sudan memasuki bulan keempat, dan mediasi reginal dan internasional sampai saat ini belum mampu memadamkan api perang di negara ini.
Seperti dilaporkan Tasnim News Senin (15/7/2023), bentrokan sengit antara militer dan pasukan gerak cepat dalam dua hari berturut-turut di Khartoum, Omdurman dan Bahri terus berlanjut.
Menurut sumber ini, selama dua hari lalu, kedua pihak yang bertikai menggunakan senjata berat dan selama konfrontasi tersebut puluhan pasukan kedua pihak terbunuh dan sejumlah lainnya terluka.
Para saksi mata mengatakan, selama bentrokan ini sejumlah rumah warga terkena serangan mortir dan melukai sejumlah warga sipil.
Menyusul bentrokan ini, jaringan air di Khartoum, Omdurman dan Bahri rusak serta sebagian besar wilayah ini tidak memiliki listrik.
Sekaitan dengan ini, mayoritas rumah sakit dan balai pengobatan di kawasan konflik tidak dapat memberi layanan medis.
Di sisi lain, berbagai organisasi dan aktivis HAM di Sudan mengatakan, "Kami memiliki dokumen yang menunjukkan sebanyak lima ribu orang berada dalam penahanan pasukan gerak cepat di Khartoum dalam kondisi yang tidak manusiawi."
Pasukan gerak cepat terkait hal ini menyatakan bahwa hanya tawanan perang yang mereka tangkap. (MF)