Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Selasa

13 Juni 2023

12.01.48
1372773

Indonesia:

Peringati Tiga Momen Penting, KKS Iran Gelar Tudang Sipulung Daring; Bahas Pemikiran Soekarno dan Imam Khomeini

Pada kesempatan ini, KKS Iran menggelar webinar dengan tema "Titik temu pancasila Soekarno dan Pemahaman Kebangsaan Imam Khomeini". Dengan tema ini, kami ingin memperingati tiga momen penting sekaligus, yaitu hari lahirnya pancasila, hari lahirnya bung Karno dan haul Imam Khomeini ke-34.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting, Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS) Iran menggelar Tudang Sipulung Kebangsaan dengan tema, “Titik Temu Pancasila Soekarno dan Pemahaman Kebangsaan Imam Khomeini” pada Selasa (13/6). Menghadirkan Ust. Ahmad Hidayat (Waketum DPP Ahlul Bait Indonesia) dan Kamaruddin P, MA (mahasiswa S3 Filsafat Islam Universitas Internasional Almustafa Iran) sebagai pembicara dan Dr. Muhammad Takbir Malliongi, M.Pd, M.Phil (Dosen Fak. Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar) sebagai panelis, acara ini juga turut dihadiri Kolonel (Mar) Harwin Dicky Wijanarko,S.E.,M.M., mantan Atase Pertahanan RI di Teheran 2019-2022. 

Dalam sambutannya, Ketua Umum KKS Iran Ismail Amin, MA mengatakan, “KKS Iran adalah sebuah organisasi paguyuban, yaitu kerukunan keluarga sulawesi di iran. Yang kerap kita dengar dan hampir ada disemua kota besar di seluruh Indonesia adalah KKSS, kerukunan keluarga sulawesi selatan. Nah, kami di Iran ini lebih meluas cakupannya yaitu seluruh sulawesi. Jadi keanggotan KKS Iran tidak hanya terbatas pada sulawesi selatan, dan alhamdulillah keanggotaannya, setidaknya sampai hari ini, ada dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.”

“KKS Iran selama ini aktif melakukan diskusi-diskusi dan kajian internal dalam beberapa bidang keilmuan. Termasuk melakukan short course, kursus-kursus singkat dan lain-lain. Dan di waktu-waktu libur, melakukan program wisata ataupun sekedar kumpul bersama di taman-taman. Pada momen tertentu, juga sebelumnya aktif melakukan majelis-majelis peringatan, seperti menggelar majelis asyura dan majelis-majelis keagamaan.” Tambahnya.  

Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Islam Universitas Internasional Almustafa Iran ini lebih lanjut mengatakan, “Pada kesempatan ini, KKS Iran menggelar webinar dengan tema "Titik temu pancasila Soekarno dan Pemahaman Kebangsaan Imam Khomeini". Dengan tema ini, kami ingin memperingati tiga momen penting sekaligus, yaitu hari lahirnya pancasila, hari lahirnya bung Karno dan haul Imam Khomeini ke-34.” 

“Kita tahu, wawasan kebangsaan Bung Karno yang termuat dalam rumusan pancasila yang dicetuskannya pada 1 juni dengan  pemahaman kebangsaan Imam Khomeini, memiliki irisan yang tidak sedikit, dalam tataran dan cakupan tertentu. Ada semangat-semangat yang sama yang kedua  tokoh besar dunia ini perjuangkan. Diantaranya misalnya adalah semangat anti penjajahan dan anti penindasan, baik itu dilakukan pihak asing maupun dilakukan oleh unsur internal bangsa sendiri. Karena penjajahan dan penindasan bertentangan dengan kemanusiaan dan nilai-nilai keadilan.” Jelasnya. 

“Begitupun dalam memandang bagaimana melakukan hubungan luar negeri. Karena memiliki prinsip yang sama, misalnya Imam khomeini dengan slogannya bukan barat dan bukan timur, Bung Karno dengan slogannya non blok, bukan blok barat dan juga bukan blok timur sehingga turunan dari prinsip ini adalah perjuangan yang sama. Seperti sama-sama hendak membangun peradaban dunia yang berkeadilan, berupaya menciptakan perdamaian dunia, mendorong negara-negara berkembang untuk memiliki semangat kemandirian dan independen terlepas dari intervensi kekuatan asing, serta sama-sama memiliki pandangan yang sama dalam melihat kasus Palestina.” Ungkap Presiden IPI Iran 2019-2021 ini.

“Bung Karno pernah mengatakan, revolusi Indonesia belum selesai, jika Palestina belum merdeka, begitupun Imam Khomeini pernah mengatakan, diantara agenda utama revolusi Islam Iran adalah membantu perjuangan kemerdekaan Palestina. Melalui tudang sipulung ini kita berharap,  memberi manfaat dan menjadi wasilah yang memberi pencerahan bagi kita semua. Pesan Bung Karno, jasmerah, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Meski tantangan dan panggilan zaman kita berbeda, namun belajar dari orang-orang besar terdahulu, adalah sebuah keniscayaan untuk menciptakan kehidupan yang terus membaik.” Tutupnya. 

Acara diskusi daring yang dimoderatori Ahmad Ghulam Zacky ini berlangsung dua setengah jam dengan kehadiran puluhan peserta. Penyampaian materi para narasumber akan dilansir pada berita selanjutnya.