Media AS hari Rabu melaporkan, Jenderal B. Chance Saltzman, Kepala Operasi Ruang Angkasa AS beru-baru ini mengatakan, "Rusia memiliki laser berbasis Bumi yang mampu menyerang satelit, peralatan pengacau elektronik, dan rudal anti-satelit,".
“Mereka tidak menunjukkan keraguan untuk menguji sistem ini,” kata Saltzman kepada para hadirin di forum pertahanan ruang angkasa yang dilakukan oleh Mitchell Institute for Aerospace Studies.
“Dan mereka memiliki niat untuk menggunakan senjata kontra-ruang dalam konflik, seperti yang kita lihat dalam perang di Ukraina. Kami telah melihat serangan dunia maya terhadap penyedia internet satelit serta gangguan SATCOM dan GPS yang terus-menerus," tegasnya.
Mantan Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembentukan angkatan luas angkasa AS sebagai bagian dari Angkatan Udara AS pada bulan Juni 2018.
Pasukan ruang angkasa AS akhirnya dibentuk pada 20 Desember 2019 sebagai salah satu dari enam kelompok angkatan bersenjata AS yang bertujuan mengendalikan operasi militer di ruang angkasa.
Amerika Serikat, yang bermaksud memiliki superioritas ruang dalam militerisasi, adalah misi dan tujuan pesawat ruang angkasa AS termasuk perlindungan dan manajemen satelit dan mengamati sistem pemantauan ruang.
Pemerintah Biden telah mengalokasikan $ 24,5 miliar untuk anggaran pasukan ruang angkasa tahun fiskal 2023.
Pekan lalu, Roscosmos, Organisasi Luar Angkasa Rusia mengumumkan pesawat ruang angkasa AS yang misterius dengan menyatakan, "Amerika Serikat kemungkinan akan membawa pembunuhan massal dengan pesawat ruang angkasa X-1, karena serangan luar angkasa jauh lebih berbahaya dari serangan apa pun di bumi,".(PH)
342/