Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Selasa

11 April 2023

16.37.24
1357630

Wamenag Indonesia:

Perlunya Perluasan Kerjasama Indonesia-Iran di Bidang Kebudayaan dan Agama

Dalam pertemuan antara Kepala Pusat Dialog Agama dan Budaya Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam dengan Wakil Menteri Agama RI, ditegaskan perlunya perluasan kerja sama budaya-keagamaan kedua negara.

Menurut Kantor Berita ABNA, Ali Akbar Ziyai, kepala Pusat Dialog Agama dan Budaya Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam, dan Zainut Tauhid Saadi, Wakil Menteri Agama Indonesia, melakukan pertemuan di Kantor Kementerian Agama di Jakarta. 

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Mohammad Reza Ebrahimi, penasehat kebudayaan negara kita di Indonesia, Ziayi menunjukkan situasi pemeluk agama dan agama minoritas di Republik Islam Iran. Ia berkata, “Beragam agama di Iran memiliki masalah sosial, politik, dll kegiatan dan bebas melakukan kegiatan keagamaan. Mereka aktif menjalankan keyakinan agama mereka masing-masing.”

Lebih lanjut pejabat Iran ini memperkenalkan Pusat Dialog Agama dan Budaya Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam dan aktivitasnya dalam 30 tahun terakhir. Ia berkata, “Dialog konstruktif dengan Vatikan Kristen, Ortodoksi Rusia, Dewan Gereja Dunia (WCC), gereja-gereja Yunani, Serbia, Filipina, Brasil, Australia, India, Kazakhstan, Armenia, Georgia telah menjadi salah satu kegiatan pusat ini.”

Kepala Pusat Agama dan Dialog Budaya melanjutkan, “Empat kelompok beroperasi di pusat ini, yaitu Kristen dan Yudaisme, Ortodoksi dan Protestan, agama Timur seperti Shinto, dan dialog budaya para pemimpin agama.”

“Pusat ini memiliki dua program utama, yang meliputi diskusi tentang isu-isu agama dan teologis seperti kitab suci Al-Qur'an, Injil dan Taurat, tauhid dan trinitas, kehendak bebas dan kebijaksanaan, dan diskusi tentang kekinian dan kontemporer isu-isu dunia seperti lingkungan, sumber daya air di dunia, Covid-19, spiritualitas, pemuda, wanita, dll dari perspektif agama.” Tambahnya. 

Ziaee mengklarifikasi, “Isu-isu seperti interaksi agama dengan ilmu baru, spiritualitas sekuler, ilmu kognitif, ilmu robotik, tantangan agama terkait kebebasan beragama dan beragama, dll dapat didiskusikan dalam dialog agama.”

Pada akhirnya, ia menunjukkan bahwa harus ada dialog antara ulama Islam tentang isu-isu HAM Islam sehingga teori ini dapat dijelaskan ke Barat dari sudut pandang Islam.

Sementara itu, Zainut Tauhid Saadi, Wakil Menteri Agama Indonesia, menyebutkan pengalamannya berada di IRan pada tahun 2000. Ia berkata, “Dari rumah Imam Khomeini, perpustakaan besar Ayatullah Marashi Najafi, Perpustakaan Digital Noor, Majelis Agama dan Isfahan adalah diantara tempat-tempat yang saya kunjungi saat berada di Iran. Saya mendapat kunjungan yang menyenangkan dan pengalaman yang sangat bagus.”

Ia melanjutkan, “Iran dan Indonesia memiliki hubungan diplomatik yang sangat strategis dan baik sejak tahun 1950, dan kedua negara dapat memainkan peran penting dalam penciptaan peradaban Islam.”

Saadi kemudian menunjukkan dua tugas utama kementerian ini dan menambahkan, “Pelayanan kepada pemeluk agama dan bidang pendidikan, yang memiliki 58 universitas, lebih dari 26.000 lapangan (siang dan malam), lebih dari 40.000 sekolah dari TK hingga SMA, yang berada di bawah pengawasan kementerian Agama aktif.”

Ia kemudian mencontohkan, Indonesia dengan 6 agama resmi dan keragaman budaya dan etnis, melakukan dua tindakan utama untuk menjaga keserasian dan keharmonisan, yaitu pengembangan konsep moderasi atau moderasi dan pembentukan majelis-majelis koordinasi bagi pemeluk agama untuk mencegah setiap ekstremisme dan berkembangnya paham-paham takfiri.