Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Minggu

5 Maret 2023

23.09.03
1350791

Indonesia:

STAI Sadra Gelar Wisuda Prodi Sarjana dan Pascasarjana 2023

Acara Wisuda Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat dan Ilmu Al Quran dan Tafsir Jenjang Sarjana (S1) serta Program Studi Magister Aqidah dan Filsafat Islam Jenjang Pascasarjana (S2) STAI Sadra dengan tema “Kontekstualisasi Pemikiran Islam di Era Smart Society 5.0″ diselenggearakan di Aula Al Mustafa STAI Sadra Jakarta pada Sabtu (4/3)

Menurut Kantor Berita ABNA, Acara Wisuda Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat dan Ilmu Al Quran dan Tafsir Jenjang Sarjana (S1) serta Program Studi Magister Aqidah dan Filsafat Islam Jenjang Pascasarjana (S2) STAI Sadra dengan tema “Kontekstualisasi Pemikiran Islam di Era Smart Society 5.0″ diselenggearakan di Aula Al Mustafa STAI Sadra Jakarta pada Sabtu (4/3) sebagaimana dilansir dari https://sadra.ac.id/, situs resmi kampus ini.

Acara wisuda ini diawali dengan pembacaan ayat suci kalam ilahi yang dilantunkan oleh Nanda Saputra, setelah terlebih dahulu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang diikuti seluruh hadirin dengan hikmat sambil berdiri.

Acara yang dibuka oleh Ketua STAI Sadra, Dr. Kholid Al Walid pukul 8.00 WIB tersebut, dihadiri para dosen, mahasiswa, apara orang tua wisudawan dan wisudawati dan tamu undangan. Turut hadir di dalamnya, Wakil Koordinator Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dr. Fahruddin Faiz dan Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa, Prof. Dr. Hossein Mottaghi sekaligus sebagai pembicara.

Jumlah mahasiswa yang diwisuda kali ini 45 orang dengan rincian 18 wisudawan dari Prodi Aqidah dan Filsafat, 25 wisudawan  Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir dan 2 wisudawan Prodi Magister Aqidah dan Filsafat Islam.

Dalam sambutannya, Prof. Mottaghi setelah mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati, menjelaskan beberapa poin penting, di antaranya bahwa iman kepada Allah, optimis menatap masa depan, keberanian dalam kebenaran dan hidup bermartabat merupakan unsur terpenting dalam kesuksesan hidup khususnya bagi remaja. Masa depan bangsa besar Indonesia ini sangat menanti peran aktif orang-orang terpelajar seperti para wisudawan ini. Orang-orang yang tidak mengenal batas dalam menuntut ilmu dan meningkatkan iman sebagai kunci kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan. “Kalian harus tetap menjaga komunikasi dengan para dosen yang selama ini sudah membimbing kalian menjadi orang-orang yang berilmu tinggi dan berakhlak mulia. Dengan bekal itu, kalian harus menyiapkan diri dengan usaha keras untuk berkontribusi dan terjun di tengah masyarakat dengan memberikan pencerahan dan nilai-nilai positif,” tegasnya.

Sementara itu, Prof. Thib Raya mengingatkan bahwa wisuda merupakan acara yang sangat monumental dalam perguruan tinggi karena pada hari itu lah  perguruan tinggi menentukan keberhasilannya dalam melaksnakan kegiatan-kegiatan terkait pembelajaran. Dengan wisuda ini STAI Sadra telah melaksanakan tugas akademiknya dengan baik. Dia menentang orang-orang yang tidak ingin program pascasarjana STAI Sadra dibuka dan menyarankan kepada mereka untuk bersikap adil kepada semua perguruan tinggi. 

“Moto utama Kopertais Wilayah 1 DKI Jakarta dan Banten adalah menyelamatkan, menghidupkan dan mengembangkan perguruan tinggi yang ada. Kami beserta jajaran terus berusaha mengembangkan perguruan tinggi-perguruan tinggi di wilayahnya termasuk STAI Sadra ini. Dengan usaha ini, dapat disaksikan bahwa dari STFI Sadra yang spesifik itu kini berkembang menjadi STAI Sadra yang lebih luas. Dan kami terus mendukung dan membantu perkembangan selanjutnya dari sekolah tinggi menjadi insitut hingga sampai universitas. Terjun ke tengah masyarakat merupakan dunia baru bagi kalian.” Ungkapnya.

“Ada banyak materi yang dibutuhkan tidak seperti di kampus yang terbatas dengan beberapa materi saja. Selain itu juga ada beragam tantangan yang akan dihadapi. Karena itu terus lah mengembangkan diri sampai jenjang yang paling tinggi yaitu profesor. Di zaman yang berkembang cukup pesat ini tanpa mengembangkan diri, ilmu dan wawasan luas kita akan tertinggal dari gelanggang perjuangan dan persaingan. Sebagaiman pesan kompetensi Rasulullah kepada Abu Dzar al Ghifari dan Muad bin Jabal yaitu pesan kompetensi spiritual, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Mengamalkan tiga pesan penting ini menjadi modal kebahagiaan di dunia dan akhirat,” pesannya dengan penuh perhatian di hadapan para wisudawan.

Pemberian penghargaan Sadra Award kali ini jatuh kepada Dr. Fahruddin Faiz sebagai seorang tokoh intelektual yang banyak berperan dan berkontribusi dalam menyampaikan ilmu pengetahuan khususnya di bidang filsafat Islam. 

Dalam orasi ilmiahnya, Dr. Faiz mengingatkan ada beragam tantangan di tengah masyarakat. Di antaranya tantangan berupa tipikal orang paling susah dihadapi yaitu orang yang pura-pura tahu dan menutup nasihat dari orang lain. Dunia digital sekarang ini menambah tantangan semakin berat. Ada pemikiran fanatisme kelompok yang menganggap hanya kelompoknya yang benar dan selainnya salah. Sekarang ini orang dituntut untuk bergaya tertentu, ini lah pola hegemonik. Kemudian ada sistem beragama eksklusif yang menganggap pemikirannya selevel Al Quran yang tidak bisa salah. Kelompok seperti ini tidak bisa diberitahu karena sistem keberagamaannya sangat tertutup. Ada budaya konsumtif yang akan dihegemoni olah budaya produktif. Karena kita hanya mengkonsumsi maka kita akan disetir oleh yang memproduksi.

“Umat Islam di banyak lini hanya sebagai konsumen saja. Termasuk ilmu, banyak orang bermental konsumtif bangga dan merasa hebat kalau memakai teori dari Barat. Parahnya, sekarang bukan untuk kebutuhan banyak orang  mengkonsumsi simbol. Misalnya berganti merek barang atau pakaian mengikuti perkembangannya sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Fenomena hoaks sekarang luar biasa memikat dan menipu orang seolah-olah kebenaran padahal kedustaan. Khususnya dalam dunia politik yang semakin egoistik. Fenomena Post Truth sekarang juga sangat subur sehingga sulit membedakan antara ide murni dengan yang hanya menjustifikasi kepentingannya.” Jelasnya.

“Solusinya adalah berkonsisten melakukan kebaikan termasuk mengisi Medsos yang sekarang ini semakin tidak terarah dan penuh Post Truth dengan aneka kebaikan pemikiran dan ide filsafat serta hal-hal postif, meskipun hanya sedikit yang melihat. Kita harus jadi orang pertama sebagai personifikasi gagasan baik dan ide besar yang ingin diwujudkan. Misalnya kita harus menunjukkan bahwa filsafat itu positif dan bermanfaat lewat diri kita dulu. Terakhir, jangan melupakan tiga kunci kesuksesan yaitu jihad (kerja keras), ijtihad (kerja cerdas) dan mujahadah (melakukan mobilitas vertikal dan horizontal),” Tambahnya lagi menutup orasinya.

Dr. Kholid Al Walid dalam sambutan pelepasan wisudawan, pertama mengucapkan terimakasih kepada seluruh hadirin, khususnya kepada Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa, para pembicara dan tamu undangan yang telah meluangkan waktu untuk hadir serta para panitia yang telah bersusah payah demi terselenggaranya acara ini. Beliau berpesan kepada para wisudawan dan wisudawati untuk tidak melupakan jerih payah kedua orang tua mereka. Mereka harus membahagiakan kedua orang tua mereka dengan prestasi dan kesuksesan. Mereka juga tidak boleh melupakan jasa para dosen yang dengan sekuat tenaga telah membantu keberhasilan mereka. STAI Sadra adalah rumah mereka sendiri, karenanya suata saat nanti, kapan saja mereka mau datang, pintu STAI Sadra selalu terbuka untuk mereka.

Dalam sambutannya sebagai predikat wisudawan terbaik dengan IPK tertinggi 3,96 Dian Syahzanan mengucapkan banyak terimakasih kepada para dosen khususnya dosen pembimbing dan para sahabatnya yang telah banyak membantu dalam meraih kesuksesannya dan kepada kedua orang tua tercintanya yang selalu memperhatikan dan mendoakannya. “Bukan ilmu dan usaha saya yang sedikit ini, tapi doa kedua orang tua dan para dosen lah yang mengantarkan saya sampai pada kesuksesan ini. Semoga pengahargaan ini memotivasi semangat saya untuk terus mencari ilmu,” tuturnya.

Penghargaan juga diberikan kepada beberapa wisudawan terbaik. Acara wisuda ditutup dengan membaca doa bersama yang dipandu oleh Abdullah Beik, MA dan dilanjutkan dengan poto bersama.