Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Senin

23 Januari 2023

18.36.43
1340446

Amir-Abdollahian: Pertukaran Pesan Soal Negosiasi Pencabutan Sanksi Terus Berlanjut

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyatakan bahwa pertukaran pesan tentang negosiasi pencabutan sanksi terus berlanjut. Menurutnya, Kami telah menentukan langkah-langkah menuju kesepakatan, dan saya pikir salah satu langkah ini akan diterapkan dalam waktu dekat.

Pengalaman negosiasi berbulan-bulan di Wina membuktikan bahwa Gedung Putih tidak memiliki kekuatan untuk memutuskan kembali ke perjanjian nuklir karena masalah internal dan tekanan dari rezim Zionis, dan dari sudut pandang ini, AS telah menggunakan taktik menyalahkan dan menetapkan tenggat waktu palsu terhadap Iran.

Sebagian besar negara yang berpartisipasi dalam pembicaraan menginginkan penyelesaian negosiasi yang lebih cepat, tetapi mencapai kesepakatan akhir menunggu keputusan politik Amerika Serikat mengenai beberapa masalah penting dan kunci yang tersisa.

Republik Islam Iran menekankan bahwa jika pihak Amerika bertindak secara realistis, dimungkinkan untuk mencapai kesepakatan di Wina. Perjanjian yang sedang dipertimbangkan Iran adalah dokumen yang akan mencabut sanksi sebanyak mungkin dan kawasan akan mendapat manfaat dari penerapannya.

Menurut laporan IRNA, Menlu Amir-Abdollahian menambahkan dalam sebuah wawancara televisi pada Sabtu (21/01/2023) malam, Jika ada kemauan dan niat serius di pihak lain dan kepentingan kita dijamin, kesepakatan akan tercapai.

Menlu Iran menjelaskan, Amerika Serikat memahami jauh lebih awal dari tiga negara Eropa bahwa tidak ada berita di balik kerusuhan di Iran dan tidak akan terjadi apa-apa. Mereka mengirim pesan sebelumnya bahwa mereka bersikeras untuk kembali ke JCPOA.

"Di mana pun kami merasa bahwa kepentingan bangsa berada pada titik yang dapat dijamin, kami membuat keputusan dan bertindak dalam kerangka itu," tegas Amir-Abdollahian.

Soal Keluar dari NPT, Menlu Iran: Setiap Kemungkinan Bisa Terjadi

Hossein Amir-Abdullahian selanjutnya mengutuk tindakan beberapa negara Eropa terhadap Iran dan Korps Garda Revolusi Islam, dan menambahkan, "Hari ini di Eropa, emosi menang atas rasionalitas."

Menurutnya, "Sebelum ini kami telah mengumumkan kepada Eropa bahwa tindakan apa pun terhadap Iran dan menempatkan Korps Garda Revolusi Islam dalam daftar kelompok teroris dapat menciptakan suasana negatif dalam hubungan."

Pada 18 Januari 2023, anggota Parlemen Eropa memilih untuk menyetujui proposal tambahan yang diusulkan untuk memasukkan Korps Garda Revolusi Islam dalam daftar kelompok teroris Uni Eropa.(sl)

342/