Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Kamis

8 Desember 2022

03.08.48
1329498

Ayatullah Reza Ramezani:

Era ini Momen Efektif Pergiat Dakwah

"Belum pernah ada waktu seperti sekarang ini dimana kita bisa mendakwahkan ajaran Ahlulbait as secara efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan ruang virtual, kita bisa banyak menjangkau obyek dakwah dengan lintas negara”

Menurut Kantor Berita ABNA, sekelompok mahasiswa dari negara-negara Arab seperti Kuwait, Bahrain dan Oman disambut oleh Ayatullah Reza Ramezani dalam pertemuan petinggi Lembaga Internasional Ahlulbait as di Aula Pertemuan Sekretariat Lembaga Internasional Ahlulbait as di kota Qom, Republik Islam Iran, Kamis (1/12). 


Ayatullah Reza Ramezani menyatakan dalam pertemuan tersebut, "Belum pernah ada waktu seperti sekarang ini dimana kita bisa mendakwahkan ajaran Ahlulbait as secara efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan ruang virtual, kita bisa banyak menjangkau obyek dakwah dengan lintas negara”


“Jika kita bisa memaksimalkan semua potensi dan memanfaatkan momentum ini sebaik-baiknya dalam mendakwahkan ajaran Ahlulbait as, insya Allah masyarakat manusia akan berbondong-bondong mempelajari Islam sebab semua manusia pada hakikatnya cenderung pada fitrah dan nilai-nilai spritual.” Tambahnya. 


Tentang konspirasi musuh melawan Islam, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini menyebut dunia kolonial berusaha dengan segala cara untuk mencegah penyebaran Islam di bidang sosial. “Ke arah ini, musuh berusaha mengembangkan Islam sekuler dalam masyarakat manusia. Mereka ingin menghapus budaya Islam atau mengintegrasikannya ke dalam budaya liberal.” Jelasnya.


Ayatullah Ramezani menambahkan, “Salah satu hasil dari Islam liberal adalah pasifisme yang tidak adil. Dalam pasifisme ini, hak-hak kaum tertindas dilanggar. Dalam penindasan dan ketidak adilan yang mereka lakukan, mereka mengkampanyekan ajakan untuk berdamai dan melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.”


“Saya bersama Ayatullah Syaikh Isa Qasim dan saya mengatakan kepadanya bahwa dua penyimpangan yang berusaha mendistorsi Islam; Pertama, Islam liberal, yang mengajak pada perdamaian yang tidak adil dan mengatakan bahwa Alquran bukanlah kitab petunjuk melainkan sekedar kitab dakwah. Karena Nabi Muhammad saw berbicara dengan bahasa Arab, Alquran dalam bahasa Arab, dan pendengarnya adalah Arab, sehingga Alquran bukan milik orang Eropa dan Amerika.  Kedua, adalah Islam takfiri, yang menganggap setiap orang sebagai kafir dan musyrik dan percaya bahwa setiap yang bukan muslim menurut mereka harus dibunuh. Islam Liberal dan Islam Takfiri ibarat dua ujung gunting untuk memotong akar Islam.” Ungkapnya. 


Menyinggung Baha'i dan Wahhabi yang disebutkanya diciptakan oleh Barat, Ayatullah Ramezani menambahkan, "Barat berusaha mendistorsi Islam yang murni dan otentik; masalah lainnya adalah penyimpangan dalam majelis duka Aba Abdillah al-Husain as yang diikuti oleh musuh kita. Mereka berusaha untuk mendepersonalisasi dan mendistorsi pemberontakan Sayidussyuhada untuk menetralisir aspek anti-tiraninya.”


Guru besar Hauzah Ilmiah ini lebih lanjut menyampaikan pesannya, “Kalian harus rajin dalam jihad tabyin dan menyebarkan Islam Ahlulbait as yang berasal dari hadis dan ayat Al-Qur'an dan Nahjul Balaghah. Apalagi saat ini, isu resistensi menjadi sangat penting. Dalam percakapan saya dengan Ayatullah Syaikh Isa Qasim, saya mengatakan bahwa perlawanan itu di bawah belas kasihan, tetapi dia mengatakan bahwa perlawanan itu sama dengan belas kasihan.”



Ayatullah Ramezani juga menekankan penjelasan Islam yang komprehensif, tepat dan mendalam. Ia berkata, “Islam memiliki aturan individual dan sosial, lahir dan batin. Dalam Islam, ada moralitas, keadilan dan spiritualitas yang bertanggung jawab, tetapi spiritualitas Barat menghindari tanggung jawab dan melawan spiritualitas, sedangkan esensi spiritualitas adalah tanggung jawab. Spiritualitas Barat mengatakan bahwa kita harus menerima penindasan para penindas; Itu sebabnya jika dia meragukan terjadinya Holocaust, dia akan dipenjara selama tiga tahun.”


Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini kemudian mengatakan tentang tugas mahasiswa di negara lain,  “Islam Ahlulbait adalah Islam yang memerangi penindas dan mendukung yang tertindas. Pertemuan Ahlulbait harus membawa perlawanan terhadap penindasan, dan kami mencari Islam ini. Oleh karena itu, jihad penjelasan itu penting dan mahasiswa harus pergi ke berbagai daerah dan menggunakan ruang virtual untuk menyebarkan Islam yang sejati.”


“Di masa lalu, kita memiliki Islam Umayyah dan Islam Abbasiyah, tetapi hari ini kita memiliki Islam Amerika dalam dunia Islam. Majelis yang tidak menyebutkan penindasan terhadap penindas bukanlah majelis Ahlulbait. Hari ini, Barat telah datang untuk melawan Islam dengan sekuat tenaga. Sebelumnya, dunia terbagi menjadi blok Barat dan Timur, tetapi hari ini, satu-satunya kekuatan yang melawan arogansi adalah Islam yang murni dan otentik.”


Menunjuk pada perlunya memahami bahasa generasi milenial, guru besar Hauzah Ilmiah ini berkata, “Pendakwah harus terbiasa dengan bahasa generasi sekarang. Metode khutbah harus diubah dari format tradisional menuju format baru yang lebih bisa diterima hari ini. Isu-isu hak asasi manusia, keadilan dan rasionalitas harus didiskusikan dalam format hari ini.”

“Keraguan agama perlu ditanggapi secara perlahan dan terus menerus dengan presisi, karena ada kemungkinan beberapa masalah jelas bagi kita tetapi mungkin tidak bagi masyarakat umum.” Tambahnya. 


Pada bagian lain pemyampaiaannya, Ayatullah Ramezani mengatakan tentang berkah Revolusi Islam Iran, “Revolusi Islam Iran adalah keajaiban dan membuat Islam masuk ke arena sosial. Semakin jauh kita melangkah, semakin besar kehebatan umat Islam, karena Islam berdiri melawan Barat, dan kita tidak boleh lelah di jalan dakwah mazhab Ahlulbait as. Kita percaya bahwa revolusi Islam Iran ini akan terhubung dengan revolusi Imam Zaman as, jadi kita harus melihat apa yang diinginkan Imam Zaman afs dari kita. Dengan cara ini, kita harus memberikan landasan untuk mematuhi Ahlulbait as.”


Ayatullah Ramezani juga menyebutkan Ensiklopedia Wiki Syiah dengan 15 bahasa, Departemen Riset Umum, Kantor Berita ABNA dengan 25 bahasa dan Universitas Internasional Ahlulbait as adalah diantara lembaga-lembaga yang dibawahi oleh Lembaga Internasional Ahlulbait as yang bekerja dalam bidang pendidikan, penelitian dan dakwah.