Kerusuhan baru-baru ini di Iran dengan dalih kematian Mehsa Amini menyebabkan musuh asing Republik Islam menggunakannya sebagai kesempatan untuk mencampuri urusan dalam negeri Iran dan menghasut sebanyak mungkin kerusuhan.
Dalam kerusuhan baru-baru ini di Iran, para pejabat tinggi Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, bersama media mereka serta media berbahasa Farsi yang didukung oleh Barat, menyalahgunakan peristiwa tragis di Iran, dan dengan slogan mendukung hak-hak bangsa Iran, demi memberikan dukungan terhadap para perusuh.
Pada saat yang sama, jutaan orang Iran muncul di jalan-jalan dan alun-alun negara ini untuk mendukung pemerintah dan negara mereka dan sangat menentang kekacauan.
Massoud Setayeshi, Juru Bicara Mahkamah Agung dalam konferensi pers dengan wartawan pada hari Selasa (22/11/2022) mengatakan, "Insiden yang terjadi di alun-alun dan jalan-jalan beberapa kota di Iran dalam beberapa hari terakhir dengan jelas menunjukkan kedalaman plot musuh dan impian mereka mengenai masa depan Iran,".
"Fakta bahwa hari ini musuh secara terbuka mengungkapkan wajahnya dan memerintahkan pembunuhan, teror dan tembakan di media sosial, secara jelas menunjukkan bahwa mereka sangat marah, karena tidak mendapat dukungan luas dari masyarakat Iran islami," kata Setayeshi.
"Para teroris media yang telah mengatur insiden dari awal, mengerahkan teroris di jalan dan mengeluarkan perintah untuk membunuh orang-orang tak berdaya, perempuan, anak-anak dan petugas keamanan," tegasnya.
Jubir Mahkamah Agung Iran mengungkapkan, "Teroris yang mengganggu keamanan adalah teroris ekonomi yang sama yang mencegah aktivitas masyarakat. Teroris ini bahkan tidak siap untuk mengeluarkan biaya dari tindakan pengecutnya,".(PH)