Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Minggu

13 November 2022

11.18.15
1322704

Ulama Malaysia:

Urgensinya Persatuan Muslim anti-Zionis dalam Melawan Konspirasi Musuh

Muhammad Fawzi bin Zakaria, seorang pemikir Malaysia dan profesor Universitas Islam Malaya dalam pernyataan terbarunya dalam kunjungannya di Iran saat mengikuti Konferensi Internasional Persatuan Islam mengatakan, “Kita umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk menghadapi tantangan yang berada di jalan mewujudkan kesatuan Islam. Masalah besar bagi kita umat Islam adalah perpecahan dan ketiadaan keinginan untuk bersatu dan bekerjasama satu sama lain.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Muhammad Fawzi bin Zakaria, seorang pemikir Malaysia dan profesor Universitas Islam Malaya dalam pernyataan terbarunya dalam kunjungannya di Iran saat mengikuti Konferensi Internasional Persatuan Islam mengatakan, “Kita umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk menghadapi tantangan yang berada di jalan mewujudkan kesatuan Islam. Masalah besar bagi kita umat Islam adalah perpecahan dan ketiadaan keinginan untuk bersatu dan bekerjasama satu sama lain.”

Muhammad Fawzi menambahkan, “Salah satu penyebab perbedaan pendapat antar umat Islam adalah bagaimana memahami agama, yang mengakibatkan perbedaan agama dan pendekatan agama, tetapi alasan perpecahan adalah adanya perbedaan politik yang memicu perbedaan agama.”

Merujuk pada hadits Tsaqalain, ulama Malaysia ini berkata bahwa sebagaimana Rasulullah bersabda: “Aku tinggalkan di antara kalian dua amanat yang sangat indah dan berharga, satu adalah kitab Allah, Al-Qur'an, dan yang lainnya adalah Itrahku, yaitu Ahlulbait sampai Anda berpegang teguh pada keduanya, Anda tidak akan pernah tersesat, dan kedua peninggalan saya ini tidak akan pernah terpisah sampai mereka menemui saya di telaga Kautsar.”

Dia menambahkan, “Oleh karena itu, alasan perpecahan antara negara-negara Islam adalah bahwa kita tidak berpegang teguh pada dua hal yang berharga ini, jika tidak kita tidak akan pernah terpecah.”

Mengacu pada surah Ali Imran ayat 103, Fawzi menekankan bahwa persatuan umat adalah keberkahan dan anugerah dari Allah Swt, sementara jika umat berpecah belah menunjukkan bahwa itu adalah tanda kufur nikmat. “Karena itu perintah untuk bersatu dan jangan berpecahbelah dibarengkan dengan perintah untuk mengingat nikmat Allah, karena kedua hal ini persatuan dan nikmat Allah adalah sesuatu yang tidak terpisahkan.” Jelasnya. 

Dosen Universitas Islam Malaya ini lebih lanjut menunjukkan bahwa masalah perlawanan terhadap normalisasi hubungan dengan rezim Zionis adalah salah satu tema utama dalam Konferensi Persatuan Islam di Teheran ini, dan berkata, “Solusi praktis untuk menghadapi kompromi dengan musuh zionis adalah persatuan antara bangsa-bangsa Islam, dan menggenggam tali ketuhanan. Kami memiliki satu musuh di depan kami dan itu adalah Zionisme. Kami tidak bermaksud Yahudi, yang kami maksud adalah Zionisme.”

Dia menambahkan, “Sebelum kedatangan Zionisme, negara-negara dan bangsa-bangsa Islam, baik Arab maupun non-Arab, bersatu melawan pendudukan Israel. Negara-negara Islam dikalahkan oleh Israel pada tahun 1967; Tetapi persatuan mereka membuat mereka tidak terpisah satu sama lain; Sebaliknya, hari ini, sayangnya, beberapa rezim Arab telah menjadi pelindung Amerika dan Israel, dan lima negara Arab telah beralih ke normalisasi dengan Israel; Ini adalah hasil dari kebijakan kotor Zionisme.”

Fawzi bin Zakaria juga menunjuk hubungan baik pemerintah Malaysia dengan semua kelompok Palestina dengan menekankan, “Sinergi upaya bersama negara-negara Islam untuk memperjuangkan Palestina adalah keniscayaan, dan Malaysia tidak akan pernah membiarkan masalah Palestina menjadi masalah di kawasan saja. Malaysia selalu menjadikan isu kemerdekaan Palestina sebagai isu nasional yang menjadi bagian dari perjuangan bangsa Malaysia.”

Pemikir Melayu ini menekankan, “Jika kita bangsa-bangsa Islam dapat bersatu satu sama lain, bahkan rezim Arab yang telah berkompromi akan memahami bahwa Zionisme tidak pernah menjadi teman mereka dan musuh bersama kita akan tetap diduduki sampai pembebasan Al-Quds dan Al-Aqsha.”

Di bagian lain dari penyampaiannya, Mohammad Fawzi bin Zakaria menghubungkan kerusuhan baru-baru ini di Iran dengan plot musuh Zionis. Ia berkata, “Demi Tuhan, musuh tidak pernah tidur dan telah mencoba untuk mengganggu masalah internal di Iran, yang terkait dengan kematian seorang gadis muda. Keamanan negara ini harus menggunakan itu, tentu saja, upaya musuh ini belum berhasil dan kami tidak menyaksikan kerja sama rakyat Iran dengan konspirasi ini.”