Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Jumat

9 September 2022

16.35.42
1304801

Ayatullah Alireza Arafi:

Keraguan Barat atas Islam Harus Kita Respon dan Jawab

“Maktab Ahlulbait adalah referensi ilmiah dan spritual bagi umat Islam, yang sayangnya kapasitas besar ini masih kurang dikenal. Pertama, karena upaya musuh. Kedua, karena kurang maksimalnya usaha kita.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Direktur Hauzah Ilmiah Iran Ayatullah Alireza Arafi pada sesi penutupan Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as pada Sabtu malam (3/9) di gedung KTT Teheran, mengacu pada tantangan umat Islam, mengatakan, “Kita harus mencoba untuk memecahkan tantangan ini; Tantangan, beberapa di antaranya dalam bidang keilmuan dan teologi, dan langkah-langkah yang diperlukan harus diambil untuk menyelesaikannya.”

Direktur Hauzah Ilmiah Iran lebih lanjut menyatakan bahwa munculnya sekolah-sekolah filsafat telah menghadapkan para pemuda umat Islam dengan berbagai pertanyaan dan ulama harus memantau pertanyaan-pertanyaan ini secara serius. Ia berkata, “Ada motif untuk menantang umat Islam dan menguji keintelektualan para elitnya. Mereka menyebar berbagai keraguan di masyarakat dan para ulama dan intelektual Islam harus memperhatikan tantangan ini.”

Menekankan bahwa syubhat dan keraguan tersebut harus dijawab dan tidak boleh dibiarkan tersebar dimasyarakat tanpa tanggapan, Ayatullah Arafi berkata, “Umat Islam menghadapi ketertinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi meskipun segala kemungkinan, ketertinggalan ini mempengaruhi seluruh eksistensi bangsa dan pergerakan bangsa.”

Ayatullah Arafi menganggap dunia Islam memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai dan seharusnya bisa menjadi kekuatan umat Islam. “Sayangnya, negara-negara Islam tidak dalam posisi yang baik secara ekonomi terlepas dari semua kapasitas ini.”

Menekankan bahwa dunia Islam dihadapkan pada arogansi dunia dan umat Islam memiliki posisi politik yang sesuai di dunia sesuai dengan kapasitasnya, ia menambahkan, “Dalam dimensi sosial, sayangnya, ada keretakan di sekitar umat Islam dan bahkan pengikut mazhab Ahlulbait as secara internal pun terkadang masih kurang sinkron yang berpotensi mengancam persatuan. Hal-hal yang bisa memecah belah umat harus dijauhkan sebab itu tidak menguntungkan bahkan merugikan umat dan dunia Islam.”

“Beberapa interpretasi sekuler dan barat tentang Islam, yang menjadi dasar untuk menghindari politik yang benar, adalah salah satu tantangan umat Islam.” Tambahnya.

Ayatullah Arafi melanjutkan, “Maktab Ahlulbait adalah referensi ilmiah dan spritual bagi umat Islam, yang sayangnya kapasitas besar ini masih kurang dikenal. Pertama, karena upaya musuh. Kedua, karena kurang maksimalnya usaha kita.”

Ayatullah Arafi memandang kondisi aktivitas gerakan Ahlulbait as sebagai kebutuhan untuk memiliki teori teoritis dan menyatakan, “Akal membawa kita ke alam suci wahyu, dan rasionalitas adalah hasil peradaban dan berupa tatanan yang teratur. Rasionalitas dinyatakan dalam pernyataan langkah kedua pemimpin tertinggi revolusi, dan untuk mencapai aliran kebijaksanaan dan pemikiran, kita membutuhkan rasionalitas yang lengkap dan revolusioner.”

“Kita harus berperan di arena politik dan bertindak di arena politik dengan logika politik. Sebagai ajaran yang universal dan lengkap, Ahlulbait as mengajarkan kepada kita bagaimana menggunakan logika politik secara tepat dan benar.  Karena itulah, kita bangga dengan ajaran Ahlulbait as dan kita siap memperjuangkan ajaran ini.”

Ayatullah Arafi menyatakan bahwa kita harus menjelaskan ajaran-ajaran Syiah dan bahwa ajaran-ajaran ini adalah sumber pengetahuan bagi dunia, dan menunjukkan bahwa revolusi Islam menawarkan rasionalitas yang komprehensif dan membuat gelombang baru yang mengajak pada peradaban yang manusiawi.

“Hauzah ilmiah telah mengalami perubahan besar dalam kaitannya dengan Revolusi Islam, dan kita telah menempuh perjalanan jauh di bidang universitas dan pusat pendidikan, dan perlu untuk memperluas batas-batas ilmu-ilmu Islam. Kemajuan yang kita capai adalah sesuatu yang tidak terelakkan sebagai hasil dari usaha keras bersama kita selama ini.” Ungkapnya. 

Direktur Hauzah Ilmiah Iran menganggap pengembangan pendidikan di bidang perempuan perlu dengan mengatakan,“Kondisi sekarang membuat perempuan tidak lagi hanya berperan secara domestik, namun juga memaikan perannya dalam sosial dan politik. Dan bentuk kesyukuran kita, hauzah memediasi ini untuk mencetak kaum perempuan yang Bermain peran sosial dan politik adalah salah satu pencapaian seminari.

Pada bagian akhir penyampaiannya, ia mengatakan, “Dunia saat ini adalah dunia yang berbakat dan kami berharap Lembaga Internasional Ahlulbait as akan merancang program yang komprehensif dalam perspektif barunya.”

Disebutkan Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as berlangsung selama tiga hari dari 1 sampai 3 September 2022. Penyelenggaraan Komisi Lembaga Ahlulbait dan para mubaligh, pertemuan membahas transformasi kawasan dengan pidato menteri luar negeri Iran, komisi ekonomi pengikut Ahlulbait, komisi komunikasi dan komisi media serta dunia maya, penyelenggaraan pertemuan keluarga dan perempuan serta pertemuan para mahasiswa, termasuk agenda pada hari pertama dan kedua dari sidang ketujuh Lembaga Internasional Ahlulbait as ini. 

Pada hari ketiga Sabtu pagi (3/9), para peserta Sidang Majelis Umum bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamanei dan pada acara penutupan dihadiri oleh Ketua Parlemen Iran Dr. Qalibaf.  Pada Minggu (4/9) para peserta akan menziarahi Haram Imam Ridha as di kota Masyhad sebelum kembali ke negara asal masing-masing. Sidang Ketujuh ini dilaporkan melibatkan 300 lebih peserta dari 115 lebih negara.