Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Kamis

8 September 2022

13.50.03
1304711

Muballigh Australia, Zaid Al-Salami:

Islamophobia di Australia Harus Dihadapi dengan Pikiran Terbuka

“Apa yang paling banyak diberitakan tentang Islam di media Australia adalah Islamofobia. Momen ini kami manfaatkan untuk memperkenalkan Islam versi Ahlulbait as. Bahkan Islam yang diajarkan Ahlulbait as adalah ajaran yang penuh rahmat, toleran dan jauh dari karakter kekerasan dan terorisme.”

Menurut Kantor Berita ABNA, mubaligh Syiah terkemuka Australia Zaid Al-Salami, dalam orasinya di Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as pada sesi penutupan Sabtu (3/9) di Tehran menyatakan komunitas Syiah Australia telah berhasil membentuk komunitas kecil dan telah memiliki fasilitas sekolah dan masjid sebagai media dakwah memperkenalkan ajaran Ahlulbait as. Dia berkata, “Apa yang paling banyak diberitakan tentang Islam di media Australia adalah Islamofobia. Momen ini kami manfaatkan untuk memperkenalkan Islam versi Ahlulbait as. Bahkan Islam yang diajarkan Ahlulbait as adalah ajaran yang penuh rahmat, toleran dan jauh dari karakter kekerasan dan terorisme.”

"Sayangnya, Islamophobia dihadapi sebagian besar komunitas Muslim di Australia secara reaktif.  Sementara itu seharusnya menangani masalah dengan pikiran terbuka. Oleh karena itu, kita harus mengenalkan Islam dengan lembih lembut agar khalayak dapat berkomunikasi dengannya.”

Al-Salami menambahkan, “Tidak hanya itu, di Australia juga kita menghadapi fobia Syiah yang dipromosikan oleh komunitas Takfiri, dan di sisi lain, beberapa pandangan menyimpang juga terlihat di antara komunitas Syiah di Australia. Kita perlu mengetahui ide-ide baru, meningkatkan partisipasi kita dengan memperbanyak interaksi dan belajar dari satu sama lain.”

Menurutnya upaya Barat menghancurkan Islam dengan taktik pecah belah sangat terasa keberhasilannya di Australia. “Meski demikian, kami komunitas Syiah di Australia tidak berhenti mendakhwahkan Islam yang moderat, sebagaimana yang diajarkan para Aimmah Maksum as.” Ungkapnya. 

Disebutkan Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as berlangsung selama tiga hari dari 1 sampai 3 September 2022. Penyelenggaraan Komisi Lembaga Ahlulbait dan para mubaligh, pertemuan membahas transformasi kawasan dengan pidato menteri luar negeri Iran, komisi ekonomi pengikut Ahlulbait, komisi komunikasi dan komisi media serta dunia maya, penyelenggaraan pertemuan keluarga dan perempuan serta pertemuan para mahasiswa, termasuk agenda pada hari pertama dan kedua dari sidang ketujuh Lembaga Internasional Ahlulbait as ini. 

Pada hari ketiga Sabtu pagi (3/9), diagendakan para peserta Sidang Majelis Umum bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamanei dan pada acara penutupan akan dihadiri oleh Ketua Parlemen Iran Dr. Qalibaf.  Pada Minggu (4/9) para peserta akan menziarahi Haram Imam Ridha as di kota Masyhad sebelum kembali ke negara asal masing-masing. Sidang Ketujuh ini dilaporkan melibatkan 300 lebih peserta dari 115 lebih negara.