Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Kamis

8 September 2022

06.38.56
1304534

Aktivis Muslimah Prancis, Zahra Guillaume:

Ajaran Ahlulbait as adalah Alternatif yang Dibutuhkan Masyarakat Prancis Melawan Sekularisme

"Saya memperkenalkan Islam dan ajaran Ahlulbait as kepada mereka dengan cara saya. Saya percaya Islam adalah alternatif bagi kehidupan masyarakat Prancis untuk mendapat kehidupan yang lebih baik, terutama dalam lebih menghargai institusi keluarga.”

Menurut Kantor Berita ABNA, cendekiawan muslimah Zahra Guillaume dari Prancis mengatakan pada Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as pada Kamis (1/9) di Tehran tentang situasi keluarga di Prancis, Pemerintah Prancis belum mampu mengendalikan propaganda anti-keluarga dan keluarga di negara saya tidak dalam situasi yang baik. Misalnya, jumlah perceraian adalah 130.000 kasus per tahun, dan banyak yang tidak menikah sama sekali, dan jumlah aborsi adalah 2.232 kasus per tahun, yang merupakan statistik dari pemerintah Prancis sendiri.”

Ia menambahkan, “Pertama-tama, alasannya adalah budaya sekularisme yang berlaku di masyarakat Prancis setelah revolusi 1982. Dalam pendidikan kita, membesarkan anak menjadi sulit, peran laki-laki dalam masyarakat dan keluarga melemah, dan anak-anak tidak menerima orang tua mereka di sekolah.”

Guillaume menekankan. “Kita harus memiliki cinta untuk menarik orang lain. Sebagai orang Prancis, saya pergi keluar dengan jilbab dan juga mencoba berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang. Saya memperkenalkan Islam dan ajaran Ahlulbait as kepada mereka dengan cara saya. Saya percaya Islam adalah alternatif bagi kehidupan masyarakat Prancis untuk mendapat kehidupan yang lebih baik, terutama dalam lebih menghargai institusi keluarga.”

Pada bagian akhir penyampaiannya, ia mengungkapkan harapannya, “Sebuah sekolah telah didirikan di Prancis, yang tujuannya adalah untuk memperkenalkan agama ke dalam masyarakat Prancis dan melawan sekularisme.”

Disebutkan Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as berlangsung selama tiga hari dari 1 sampai 3 September 2022.  Penyelenggaraan Komisi Lembaga Ahlulbait dan para mubaligh, pertemuan membahas transformasi kawasan dengan pidato menteri luar negeri Iran, komisi ekonomi pengikut Ahlulbait, komisi komunikasi dan komisi media serta dunia maya, penyelenggaraan pertemuan keluarga dan perempuan serta pertemuan para mahasiswa, termasuk agenda pada hari pertama dan kedua dari sidang ketujuh Lembaga Internasional Ahlulbait as ini. 

Pada hari ketiga Sabtu pagi (3/9), diagendakan para peserta Sidang Majelis Umum bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamanei dan pada acara penutupan akan dihadiri oleh Ketua Parlemen Iran Dr. Qalibaf.  Pada Minggu (4/9) para peserta akan menziarahi Haram Imam Ridha as di kota Masyhad sebelum kembali ke daerah asal masing-masing. Sidang Ketujuh ini dilaporkan melibatkan 300 lebih peserta dari 115 lebih negara.