Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Rabu

7 September 2022

11.47.54
1304267

Ulama Pakistan, Syaikh Abbas Ja'fari:

Semangat Anti Penjajahan Pakistan Terinspirasi dari Revolusi Islam Iran

“Dengan berdirinya Republik Islam Iran, konspirasi Israel Zionis gagal dan Imam Khomeini telah membangun identitas baru. Sementara sebelum revolusi, semua negara Arab dikalahkan oleh Israel. Semua orang yang berada di garis Imam, yaitu mereka yang mengikuti pemimpin revolusi yang memegang bendera yang sama untuk mencari keadilan dan anti-tirani, ini adalah pemenang di lapangan.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Sekretaris Jenderal Hizb Wahdatul Muslimin Pakistan Hujjatul Islam wa Muslimin Raja Naser Abbas Jafari dalam Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as pada Kamis (1/9) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran terkait kemenangan Revolusi Islam mengatakan, “Kita berada di masa setelah Revolusi Islam. Sebelum revolusi, dunia terbagi menjadi dua kutub, Barat dan Timur. Imam Khomeni  berdiri melawan dua kutub ini dengan mengandalkan pertolongan Allah Swt dan orang-orang Iran berdiri dan membuat revolusi dan mengubah seluruh dunia dan menunjukkan bahwa tidak mungkin mengandalkan Barat atau Timur, bangsa Iran menunjukkan bahwa mereka bisa membangun kemajuan negaranya dengan kemandirian dan kehormatan.”

“Dengan berdirinya Republik Islam Iran, konspirasi Israel Zionis gagal dan Imam Khomeini telah membangun identitas baru. Sementara sebelum revolusi, semua negara Arab dikalahkan oleh Israel. Semua orang yang berada di garis Imam, yaitu mereka yang mengikuti pemimpin revolusi yang memegang bendera yang sama untuk mencari keadilan dan anti-tirani, ini adalah pemenang di lapangan.” Tambahnya. 

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Muslim Pakistan  ini lebih lanjut menambahkan, “Kita harus percaya bahwa kita berada dalam waktu yang khusus. Kita menaklukkan benteng kekafiran dan kemunafikan karena kita telah menunjukkan bahwa kita bisa menang. Sebelum perang Rusia-Ukraina, kekuatan maju dari Barat, tetapi sekarang sebaliknya. Negara-negara poros perlawanan harus kuat, bersatu, padu dan teratur agar dapat terus bergerak maju.”

Anggota Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as dari Pakistan ini mengatakan tentang pengaruh Revolusi Islam Iran pada rakyat Pakistan, “Syiah dan Sunni Pakistan dipengaruhi oleh Revolusi Islam Iran, sehingga rakyat Pakistan memiliki banyak kepercayaan dalam Revolusi Islam Iran. Musuh datang dan membawa teroris untuk menghancurkan kita, tetapi garis yang dibuat oleh Imam dan Wali Faqih terbuka dan kita dapat mengikutinya dan menang. Kami mengalahkan musuh. Teroris dikalahkan di Pakistan dan anak-anak kita di Pakistan hari ini tidak takut pada mereka. Anak-anak kita menyongsong perang dengan keberanian dan kedisiplinan. Ini yang membuat musuh tidak mudah mencapai target-target mereka.”

Terkait tentang masalah rakyat Pakistan, Syaikh Abbas Ja’fari mengatakan, “Masalah kami di Pakistan adalah bahwa banyak dari distrik di Pakistan tidak memiliki penjagaan keamanan dari pihak berwenang terutama di wilayah kantong-kantong yang menjadi pemukiman komunitas Syiah. AS ingin mengubah rezim dan membangun tatanan baru. Mereka gagal di Asia Barat dan ingin membuat krisis di Asia Selatan. Mereka ingin pemerintah yang lemah bertindak melawan rakyat.”

“Rakyat Pakistan mengatakan bahwa kami tidak menerima penjajahan. Kami menginginkan kemerdekaan, bukan orang Amerika yang memutuskan untuk kami. Pakistan harus keluar dari kendali arogansi dan negara kita tidak akan memberikan basis kepada Amerika.” Tambahnya. 

Ulama Pakistan ini pada bagian akhir penyampaiannya mengatakan, “Kami memiliki banyak ulama dan cendekiawan muda di sini. Ini adalah generasi yang tumbuh selama revolusi. Pertama, kita harus memiliki rencana dan memiliki orang-orang muda ini di seluruh dunia. Kedua, kami memiliki Ismailiyah dan Noorbakhshi di negara kami sendiri, jadi kami harus memiliki hubungan dengan mereka. Lebih banyak komunikasi memberi kita kekuatan dan kita bisa mengalahkan Amerika. Mengapa Hizbullah melakukan ini? Karena dia murni taat kepada Pemimpin Tertinggi. Kita harus taat kepada pemuka agama. Cara ini membutuhkan wawasan dan kita harus menjelaskan masalah dan insya Allah kita akan menang di bawah bendera Pemimpin Tertinggi.”

Disebutkan Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as berlangsung selama tiga hari dari 1 sampai 3 September 2022. Penyelenggaraan Komisi Lembaga Ahlulbait dan para mubaligh, pertemuan membahas transformasi kawasan dengan pidato menteri luar negeri Iran, komisi ekonomi pengikut Ahlulbait, komisi komunikasi dan komisi media serta dunia maya, penyelenggaraan pertemuan keluarga dan perempuan serta pertemuan para mahasiswa, termasuk agenda pada hari pertama dan kedua dari sidang ketujuh Lembaga Internasional Ahlulbait as ini. 

Pada hari ketiga Sabtu pagi (3/9), diagendakan para peserta Sidang Majelis Umum bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamanei dan pada acara penutupan akan dihadiri oleh Ketua Parlemen Iran Dr. Qalibaf.  Pada Minggu (4/9) para peserta akan menziarahi Haram Imam Ridha as di kota Masyhad sebelum kembali ke daerah asal masing-masing. SIdang Ketujuh ini dilaporkan melibatkan 300 lebih peserta dari 115 lebih negara.