Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Minggu

4 September 2022

02.51.31
1303112

Pesan Ayatullah Nuri Hamadani untuk Peserta Sidang Ketujuh:

Persatuan Islam adalah Masalah yang Tidak Bisa DItawar dan Ditangguhkan

Saat ini, persatuan Islam adalah masalah penting, musuhnya adalah menciptakan perselisihan di antara umat Islam untuk menghancurkan prinsip.

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al-Uzhma Husain Nuri Hamadani, salah seorang ulama marja taklid Syiah yang bermukim di Qom Republik Islam Iran mengirim pesan tertulis untuk para peserta Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as sebuah kongres ulama dan cendekiawan Syiah se dunia yang terselenggara dari 1-3 September di Tehran. 

Berikut terjemahan lengkap dari pesan tersebut:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan shalawat serta salam atas junjungan kita dan nabi kita, Abi al-Qasim Mustafa Muhammad, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, dan atas keluarganya yang suci dan laknat Allah jatuh untuk musuh-musuhnya.

Dengan salam takzim kepada majelis terhormat yang diadakan dengan kehadiran tokoh dan ulama terkemuka.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt karena telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengirimkan pertemun khusus ke pertemuan yang mulia ini.

Segala puji dan syukur adalah milik Allah Swt, yang telah membekali makhluk-makhluk-Nya dengan hidayah, dan dengan pelita petunjuk, menerangi jalan setiap makhluk yang Dia ciptakan dan membimbing semua makhluk untuk mengikuti jalan yang lurus. Dan sementara itu, dia menempatkan peran para nabi dan Ahlulbait as di atas bimbingan. Di satu sisi, manusia-manuia ilahi ini memiliki hubungan dengan Tuhan Yang Mahakuasa dan menerima aturan dan hukum manusia dari sumber alam semesta itu, dan di sisi lain, mereka berhubungan dengan manusia dan berbicara kepada mereka sesuai dengan akal dan pemahaman manusia, dan menyampaikan pemahaman mereka ke telinga orang-orang Mereka membuat jalan kebenaran jelas dengan memberikan bukti.

Selain itu, dengan memiliki derajat kesucian jiwa, ketakwaan, komitmen, kompetensi, kelembutan, dan pengorbanan yang tinggi, dengan kata lain, dengan memiliki status kemaksuman, mereka terbebas dari kesalahan dan kekhilafan, dan dengan kehadiran mereka sebagai seorang murabbi yang penyayang dan seorang pembimbing yang penuh kasih sayang dan penuh dengan pengorbanan, mereka telah menjadi uswah dan teladan bagi umat manusia. 

Tidak ada umat atau bangsa yang muncul di dunia ini, kecuali seorang nabi telah diutus di antara mereka oleh Allah.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata mengenai diutusnya Nabi Muhammad saw:

فَبَعَثَ فِيهِمْ رُسُلَهُ وَ وَاتَرَ إلَيْهِمْ أَنْبِيَاءَهُ لِيَسْتَأْدُوهُمْ مِيثَاقَ فِطْرَتِ هِ وَ يُذَکِّرُوهُمْ مَنْسِيَّ نِعْمَتِهِ وَ يَحْتَجُّوا عَلَيْهِمْ بِالتَّبْلِيغِ وَ يُثِيرُوا لَهُمْ دَفَائِنَ الْعُقُولِ وَ يُرُ وهُمْ آيَاتِ الْمَقْدِرَةِ مِنْ سَقْفٍ فَوْقَهُمْ مَرْفُوعٍ وَ مِهَادٍ تَحْتَهُمْ مَوْضُوعٍ وَ مَعَايِشَ تُحْيِيهِمْ وَ آجَالٍ تُفْنِيهِمْ وَ أَوْصَابٍ تُهْرِمُ هُمْ وَ أَحْدَاثٍ تَتَابَعُ عَلَيْهِمْ وَ لَمْ يُخْلِ اللَّهُ سُبْحَانَهُ خَلْقَهُ مِنْ نَبِيٍّ مُرْسَلٍ أَوْ کِتَابٍ مُنْزَلٍ أَوْ حُجَّةٍ لازِمَةٍ أَوْ مَحَجَّةٍ قَائِمَةٍ.

Allah mengangkat nabi-nabi-Nya di antara manusia dan mengutus mereka kepada umat manusia satu demi satu untuk meminta manusia memenuhi perjanjian yang telah dibuat di alam mereka dan untuk mengingatkan manusia akan nikmat yang telah diabaikan dan dilupakan oleh manusia. Mereka diutus untuk menyebarkan ketetapan-ketetapan ilahi di antara orang-orang berdasarkan akal dan bukti, dan untuk membangunkan dan mengungkapkan pikiran orang-orang, yang tersembunyi di bawah debu kelalaian dan propaganda palsu, dan untuk menunjukkan kepada mereka ayat-ayat ilahi, dan Allah tidak pernah membiarkan hamba-hamba-Nya kosong dari kitab suci atau pemimpin dan imam yang telah ditetapkan-Nya dan jalan yang telah ditetapkan-Nya.

Juga jelas bahwa tidak ada nabi Allah (saw) yang akan tinggal selamanya di dunia ini dan mereka tidak dibebaskan dari hukum "seluruh jiwa merasakan kematian" dan oleh karena itu mereka memilih dan menunjuk pengganti bagi diri mereka sendiri ketika mereka masih hidup agar cahaya hidayah selalu menyala dan bendera hidayah selalu berkibar.

Nabi Islam yang Mulia Muhammad saw juga mendirikan bangsa yang kuat dan membawa kitab surgawi dari Allah Swt, yaitu Al-Qur'an, dan menetapkan hukum kehidupan manusia yang akan menjawab semua kebutuhan segala usia, dan pembentukan pemerintahan yang kuat dan mencetak kelompok manusia-manusia besar. Untuk menjaga semua sistem tersebut tetap berjalan di rel Ilahi oleh karena itu ia sering membicarakan dan menegaskan masalah Imamah dan pengganti sepeninggalnya. Dan perkara mengenai kepemimpinan umat sepeninggalnya sering berulang-ulang ia sampaikan. Seperti misalnya sebagaimana pesannya dalam Hadis Tsaqalain:

إنِّي تَارِكٌ فِيکُمُ اَلثَّقَلَيْنِ مَا إنْ تَمَسَّکْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي کِتَابَ اَللَّهِ وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي وَ إنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّی يَرِدَا عَلَيَّ اَلْحَوْضَ

Dan setelah itu, peran ulama adalah peran yang paling efektif dalam membimbing masyarakat manusia, ulama yang menurut sabda Nabi Muhammad saw, “Ulama di bumi, seperti bintang-bintang di langit, yang membimbing dan mengarahkan manusia di kegelapan daratan dan lautan”. Begitu juga telah bersabda, “Sesungguhnya tidak ada hamba-hamba Allah yang lebih mulia setelah Anbiyah selain ulama.”

Peran ulama sangat penting, terutama di zaman kita, ketika semua kesombongan dan kekafiran telah dikerahkan untuk menghilangkan rasionalitas dari umat manusia dan menghilangkan faktor-faktor bimbingan dan menggantinya dengan kekerasan, penindasan, kelemahan dan ketidakadilan.

Imam Ja’far Shadiq as berkata terkait ulama:

«عُلَمَاءُ شِيعَتِنَا مُرَابِطُونَ فِي اَلثَّغْرِ اَلَّذِي يَلِي إبْلِيسَ وَعَفَارِيتَهُ يَمْنَعُوهُمْ عَنِ اَلْخُرُوجِ عَلَی ضُعَفَاءِ شِيعَتِنَا وَ عَنْ أَنْ يَتَسَلَّطَ عَلَيْهِمْ إبْلِيسُ وَ شِيعَتُهُ وَ اَلنَّوَاصِبُ أَلاَ فَمَنِ اِنْتَصَبَ لِذَلِكَ مِنْ شِيعَتِنَا کَانَ أَفْضَلَ مِمَّنْ جَاهَدَ اَلرُّومَ وَ اَلتُّرْكَ وَ اَلْخَزَرَ أَلْفَ أَلْفِ مَرَّةٍ لِأنَّهُ يَدْفَعُ عَنْ أَدْيَانِ مُحِبِّينَا وَ ذَلِكَ يَدْفَعُ عَنْ أَبدَانِهِمْ

Hari ini, perlu bagi semua ulama dunia Islam untuk mengetahui musuh dan kita harus tahu bahwa arogansi dan Zionisme mereka adalah penghancuran Islam, dan dengan mendirikan sekte-sekte palsu dan kelompok-kelompok sesat atas nama Islam, seperti Wahabisme, ISIS, dan Takfiri, mereka datang untuk memerangi Islam.

Saat ini, persatuan Islam adalah masalah penting, musuhnya adalah menciptakan perselisihan di antara umat Islam untuk menghancurkan prinsip.

Hari ini, karena keheningan mematikan para penuntut hak asasi manusia tentang masalah Quds dan Palestina, serta pembunuhan orang-orang tertindas di Yaman, Suriah, Afghanistan dan Bahrain, tugas kita menjadi lebih berat.

Republik Islam Iran yang mengandalkan dasar-dasar Islam murni dan mengambil manfaat dari Al-Qur'an dan tradisi yang kaya dari Ahlulbait as di bawah kepemimpinan seorang fakih besar dan mujahid; Seseorang yang memiliki kesedihan dari semua orang yang tertindas di dunia di hatinya dan dengan pertolongan Allah berperang melawan kubu arogan, yaitu Imam Khomeini rahimahullah sebagai simbol sejati pembela nilai-nilai Islam, mengambil langkah menuju persatuan semua Muslim dan menghindari perselisihan dan hasutan permusuhan atas nama agama. Mempertimbangkan prinsip-prinsip keyakinannya, dia mengutuk semua kelompok penindas dan pendukungnya. Sepeninggal Imam Khomeini, jalan ini diikuti oleh pemimpin tertinggi revolusi, dan kami percaya bahwa ajaran Islam, yang menurut Hadits Tsaqalain yaitu Al-Qur'an dan Ahlulbait as menjamin jalan kebahagiaan manusia.

Akhir kata, sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang hadir dalam majelis yang terhormat ini dan mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara konferensi ini, khususnya Majelis Tertinggi Lembaga Internasional Ahlulbait as terutama yang terhormat dan pekerja keras Sekretaris Jenderal dari lembaga ini. 

Saya berharap semua mendapatkan kesuksesan atas izin Allah Swt.

Kota Suci Qom

Husain Nuri Hamadani

Disebutkan Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as akan berlangsung selama tiga hari dari 1 sampai 3 September 2022.  Penyelenggaraan Komisi Lembaga Ahlulbait dan para mubaligh, pertemuan membahas transformasi kawasan dengan pidato menteri luar negeri Iran, komisi ekonomi pengikut Ahlulbait, komisi komunikasi dan komisi media serta dunia maya, penyelenggaraan pertemuan keluarga dan perempuan serta pertemuan para mahasiswa, termasuk agenda pada hari pertama dan kedua dari sidang ketujuh Lembaga Internasional Ahlulbait as ini. 

Pada hari ketiga Sabtu pagi (3/9), diagendakan para peserta Sidang Majelis Umum bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamanei dan pada acara penutupan akan dihadiri oleh Ketua Parlemen Iran Dr. Qalibaf.  Pada Minggu (4/9) para peserta akan menziarahi Haram Imam Ridha as di kota Masyhad sebelum kembali ke daerah asal masing-masing. SIdang Ketujuh ini dilaporkan melibatkan seribu lebih peserta dari 115 lebih negara.