Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Kamis

1 September 2022

15.42.14
1302493

Presiden Republik Islam Iran:

Ahlulbait as adalah Kunci segala Kebaikan, Poros Rasionalitas, Keadilan dan Martabat Kemanusiaan

Presiden Raisi dalam pidato sambutannya mengatakan, “Ahlulbait as adalah kunci dari segala kebaikan, poros rasionalitas , keadilan, martabat, kemanusiaan dan ilmu pengetahuan serta perwujudan segala keindahan di dunia.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Presiden Republik Islam Iran, Dr. Sayid Ebrahim Raisi pada Kamis pagi (1/9) membuka secara resmi Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as yang digelar di Tehran, ibukota Republik Islam Iran.

Sidang Ketujuh yang mengambil tema, “Ahlulbait: Poros Rasionalitas, Keadilan dan Martabat” berlangsung di aula Konferensi Tingkat Tinggi dihadiri peserta dari dalam dan luar negeri Iran. Presiden Raisi pada kesempatan tersebut dalam pidato sambutannya mengatakan, “Ahlulbait as adalah kunci dari segala kebaikan, poros rasionalitas , keadilan, martabat, kemanusiaan dan ilmu pengetahuan serta perwujudan segala keindahan di dunia.”

Lebih lanjut Ebrahim Raisi menganggap memperkenalkan Ahlulbait as secara lebih massif sebagai misi utama Lembaga Internasional Ahlulbait as. Raisi berkata, “Dalam kehidupan Aimmah Maksumin as, ada tiga prinsip yang bisa kita ambil. Yaitu pengenalan atas maqam wilayah, imamah dan petunjuk untuk manusia, memerangi penindasan dan kezaliman dan pendidikan jiwa untuk mereka yang rentan.”

Merujuk pada ancaman masa kini terhadap umat manusia, khususnya ancaman budaya, Dr. Raisi menjelaskan, “Cara menyelamatkan umat manusia khususnya umat Islam adalah dengan mengetahui dan memahami kesucian Ahlulbait as. Terutama mendalami kalimat-kalimat pencerahan dari para manusia terpandang ini dan melangkah di jalan yang telah mereka ambil.”

Presiden Raisi kemudian menyatakan bahwa jika para muballigh agama dengan benar memperkenalkan jalan pencerahan dan penyelamatan Ahlulbait as, semua jiwa yang mencintai kebebasan akan menerimanya. Ia berkata, “Misi besar menyebarkan agama dan memperkenalkan Ahlulbait as selalu dihadapkan pada kesulitan dan rintangan, karena pada dasarnya musuh tidak membiarkan kebenaran didengar dengan mudah. Karena itu mengandalkan pertolongan Ilahi adalah kunci keberhasilan dan keunggulan di jalan ini.”

Lebih lanjut, Presiden Iran ini menganggap menegakkan keadilan sebagai salah satu ajaran penting Ahlulbait as. Ia menekankan, “Mereka yang ingin mengajak manusia pada keadilan dalam masyarakat manusia dengan berpedoman pada ajaran Ahlulbait as, harus sendiri termasuk orang yang adil.”

Pada bagian lain, Ebrahim Raisi menyebut rasionalitas juga sebagai ajaran penting Ahlulbait as. “Pesan rasional Imam Husain as untuk mereformasi umat tidak terbatas pada tahun 61 Hijriah, tetapi meluas ke semua waktu dan tempat. Seruan reformasi bergema di semua komunitas manusia dan setiap orang yang mencari keadilan dan reformasi di mana pun di dunia mendengarkan seruan pemimpin syuhada ini.” Ungkapnya.

Dr. Raisi juga menunjukkan kerasnya upaya rezim arogan dan otoriter untuk menciptakan penyimpangan intelektual dalam masyarakat manusia. Ia menyebut diantara upaya mereka adalah menjauhkan manusia modern dari jalan pencerahan Ahlulbait as. Raisi berkata, “Ketidaktahuan masyarakat modern pada dasarnya sama dengan kejahiliyan masa lalu tetapi dengan penampilan baru. Bedanya, saat ini sistem dominasi telah menggunakan segala kemungkinan mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga kekuatan media untuk menyebarkan pesan jahiliyah dan mencoba memaksakan indikator moral yang salah dalam masyarakat.”

Presiden Raisi dengan menyinggung gerakan-gerakan revolusioner yang terbentuk dan terinspirasi dari peristiwa Asyura sepanjang sejarah sebagai cara untuk melindungi umat manusia dari aliran dan gerakan yang menyimpang. ”Terlepas dari upaya kekuatan yang mendominasi, penindasan, ketidaktahuan, kejahilan dan ketidakadilan yang memerintah di setiap sudut dunia, nama Imam Husain as dan pengenalan secraa meluas akan madrasah Asyura akan mengubah dunia, dan manifestasi rasionalitas dan keadilan di dunia akan meningkat dari hari ke hari.” Jelasnya.

Di bagian lain pidatonya, Presiden Iran kedelapan ini menunjukkan tindakan opresif rezim-rezim arogan dunia terhadap bangsa Iran selalu menemukan kegagalan. Ia berkata, "Musuh telah menindas bangsa Iran dalam 43 tahun terakhir, tetapi meskipun banyak masalah dan kehilangan banyak orang yang dicintai, Republik Islam Iran telah selamat dari kerusakan. Hari ini dunia sadar akan kebenaran, keadilan, dan status terhormat Republik Islam Iran.”

Dr Raisi berkata, “Hari ini telah terbukti kepada semua orang bahwa Republik Islam Iran adalah sebuah sistem yang tak terkalahkan dan kekuatan yang tidak tunduk di bawah tekanan dominasi. Para pejabat AS secara resmi mengakui bahwa kebijakan tekanan maksimum mereka terhadap kehendak rakyat Iran telah gagal secara memalukan dan tidak menghasilkan apa-apa.”

Raisi melanjutkan, “Apa yang telah mengkristal hari ini di Hizbullah, pemuda Yaman dan Palestina dan semua kekuatan dari front perlawanan adalah perluasan strategis Republik Islam dan manifestasi cinta ilahi.”

Dr. Raisi menganggap ketaatan yang tulus pada ajaran Aimmah Maksumin as sebagai kunci untuk meningkatkan moral dan spiritualitas dalam masyarakat. Ia berkata, “Merupakan sumber kepuasan bahwa hari ini perhatian kepada madrasah Ahlulbait as semakin meningkat di seluruh dunia, dan ini tanggungjawab besar Lembaga Internasional Ahlulbait as untuk menyambutnya.”

“Imam Ahlulbait as adalah simbol persatuan umat Islam dan fokusnya adalah pada rasionalitas, kemanusiaan, dan pencarian kebenaran.” Tambahnya. 

Sayid Raisi juga menganggap perang melawan penindasan, permusuhan, dan pembelaan hak asasi manusia sebagai salah satu ajaran Ahlulbait as. Ia menekankan, “Saat ini, banyak orang berbicara tentang hak asasi manusia, namun sayangnya, dengan menerapkan standar ganda. Mereka tetap bungkam terhadap pelanggaran hak-hak banyak orang. Ini terlepas dari kenyataan bahwa Imam Ali as memiliki kata-kata paling ekspresif tentang hak-hak manusia dalam perintahnya kepada Malik Ashtar, yang dapat dengan bangga diangkat dan ditunjukkan ke seluruh dunia.”

"Harapan dan menciptakan harapan" adalah salah satu komponen lain yang Dr. Raisi sebutkan sebagai ajaran Ahlulbait as. Ia berkata, “Hari ini, siapa pun yang putus asa di mana pun di dunia dapat berharap dengan mengikuti ajaran dari Ahlulbait as. Ahlulbait as memberikan perhatian khusus pada harapan dalam ajaran pendidikan untuk masyarakat manusia dan mereka ingin orang hidup dengan harapan dan mengetahui bahwa bahkan setelah kematian, suatu hari mereka akan bangkit dari tanah dan bergerak mengikuti jejak penyelamat dunia umat manusia.”

Sebelum pidato sambutan Presiden Iran, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as menyampaikan laporan tentang kegiatan dan program majelis ini dan mengumumkan publikasi laporan kinerja majelis selama 30 tahun.

Dalam laporannya, Ayatullah Ramezani menyebut periode baru kegiatan forum ini sebagai periode transformasi dalam pendekatan, fungsi, struktur dan metode forum ini dan mengumumkan bahwa dalam sesi ketujuh sidang ini, perkembangan terbaru di kawasan dan dunia Islam akan ditinjau dengan kehadiran pejabat Kementerian Luar Negeri.

Dalam acara yang dihadiri oleh para duta besar dari beberapa negara Islam dan perwakilan dari ulama marja dan tokoh agama dan budaya terkemuka dari 117 negara diagendakan berlangsung selama tiga hari dari 1-3 September 2022. 

Penyelenggaraan Komisi Lembaga Ahlulbait dan para mubaligh, pertemuan membahas transformasi kawasan dengan pidato menteri luar negeri Iran, komisi ekonomi pengikut Ahlulbait, komisi komunikasi dan komisi media serta dunia maya, penyelenggaraan pertemuan keluarga dan perempuan serta pertemuan para mahasiswa, termasuk agenda sidang ketujuh Lembaga Internasional Ahlulbait as pada hari pertama dan kedua.  


Disebutkan Pada hari ketiga Sabtu pagi (3/9), diagendakan para peserta Sidang Majelis Umum bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamanei dan pada acara penutupan akan dihadiri oleh Ketua Parlemen Iran Dr. Qalibaf.  Pada Minggu (4/9) para peserta akan menziarahi Haram Imam Ridha as di kota Masyhad sebelum kembali ke daerah asal masing-masing.