Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Selasa

30 Agustus 2022

07.34.57
1301750

Wawancara dengan Ayatullah Ramezani:

Dalam Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait, Kita Mencari Pendekatan Transformasi

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait dalam wawancara dengan ABNA menjelaskan, pendekatan revolusioner lembaga yang dipimpinnya dan strategi implementasinya akan dibahas dengan anggota Majelis Umum yang dengan itu diharap akan mendapat manfaat dari besarnya kapasitas tenaga ahli yang telah disiapkan.

Menurut Kantor Berita ABNA, Sidang Umum Ketujuh Lembaga Internasional Ahlulbait as yang akan berlangsung di Tehran ibukota Republik Islam Iran dari 1-3 September 2022 akan dihadiri peserta yang berasal dari Iran dan mancanegara. 

Menjelang pertemuan tingkat tinggi dari Lembaga Internasional Ahlulbait as ini, reporter ABNA mengadakan wawancara dengan Ayatullah Reza Ramezani yang merupakan Sekjend Lembaga Internasional Ahlulbait as. 

Dalam wawancara tersebut, Ayatullah Ramezani membahas tentang filosofi dan tujuan didirikannya World Assembly of Ahlul Bayt as atau Lembaga Internasional Ahlulbait as sekaligus menceritakan mengenai maksud, peran dan pentingnya Sidang Umum Lembaga Internasional digelar dengan menghadirkan sejumlah tokoh-tokoh penting Syiah dari seluruh dunia. 

Berikut terjemahan dari teks lengkap wawancara reporter ABNA.

ABNA: Apa filosofi dan tujuan pendirian Lembaga Internasional Ahlulbait as yang saat ini sedang anda pimpin? 

Ayatullah Ramezani: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dari Kantor Berita ABNA dan berharap menggunakan dan memanfaatkan semua kesempatan dan kapasitas untuk meliput acara ini Sidang Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as ini. Di bidang ini, banyak upaya yang harus dilakukan di media dan ruang virtual untuk mempublikasian capaian-capaian dan hasil dari Sidang Umum nanti.

Filosofi dan tujuan pendirian Lembaga Internasional Ahlulbait as tercantum dalam Anggaran Dasar dari lembaga ini dan saya akan memperhatikan beberapa poin darinya.

Salah satu tujuan didirikannya lembaga ini  adalah untuk menyebarkan ajaran Ahlulbait as dan Islam yang murni; Islam yang tidak ada distorsi. Islam murni berarti Islam yang komprehensif, akurat dan mendalam. Islam yang memperhatikan semua aspek kehidupan manusia dan bidang pribadi dan sosial. Islam yang dalam bidang sosial mendidik umat manusia untuk mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Setiap orang harus bersama-sama dan berjuang untuk mencapai keadilan, yang merupakan harapan dan keinginan terpenting para nabi ilahi. Islam yang mengajak umat manusia kepada sistem tauhid dan keadilan. 

Hari-hari ini, karena kondisi yang muncul di dunia, blok Timur dan Barat tidak dapat memperhatikan wilayah manusia secara komprehensif dan menyajikan rencana kebahagiaan manusia. Lembaga Internasional Ahlulbait as adalah organisasi non-pemerintah yang terdiri dari para pemikir, ulama, intelektual, para spesialis dan mereka yang memiliki citra sosial. Anggota lembaga ini berusaha untuk menyebarkan ajaran Ahlulbait as dan Islam murni di lingkungan dan wilayah mereka.

Tujuan kedua adalah untuk melindungi dan mempertahankan kesucian Al-Qur'an, Sunnah Nabi dan Ahlulbait as. Yaitu, perintah yang disebutkan Nabi Muhammad saw di akhir hayatnya dan tertulis dalam kitab yang diakui sahih oleh semua mazhab dan firkah yaitu, "Aku tinggalkan pada kalian Tsaqalain, yaitu Kitab Allah dan keturunanku". Berdasarkan hal ini, menjawab keraguan dan serangan terhadap mazhab Ahlulbait as dan mempertahankan posisi Syi'ah adalah salah satu tujuan lembaga ini didirikan.

Salah satu tujuan lain dari pendirian Lembaga Internasional Ahlulbait as adalah untuk menciptakan dan memperkuat persatuan di antara para pengikut Ahlulbait as. Tidak diragukan lagi, musuh-musuh Islam menganggap salah satu kekuatan Islam adalah persatuan dan kesatuan di antara para pemeluk suatu agama atau mazhab. Salah satu taktik dan konspirasi musuh adalah dapat menciptakan perpecahan, pertikaian dan perselisihan di kalangan masyarakat Islam. 

Kami percaya bahwa Ahlulbait as adalah poros persatuan di dunia Islam dan kepatuhan kepada Ahlulbait as akan mengarah pada persatuan semua bangsa. Sayidah Fatimah az-Zahra sa pernah mengatakan bahwa “Allah telah membuat ketaatan kita kepada-Nya menjadi penyebab bersatunya umat dan menjadikan keyakinan pada imamah menjauhkan umat dari perpecahan.” Ini artinya Imamah menciptakan keamanan dan menghilangkan perpecahan. Oleh karena itu, kita harus mampu membangun dan memperkuat persatuan di antara para pengikut Ahlulbait as, di bawah kepemimpinan otoritas Syiah, dan berusaha untuk memperkuat persatuan umat Islam untuk menghadapi berbagai konspirasi dan terorisme terorganisir.

Salah satu tujuan lainnya adalah untuk mempertahankan eksistensi dan hak-hak umat Islam. Hak-hak umat Islam dan pengikut Ahlulbait as di dunia harus dipenuhi. Di beberapa negara di mana para pengikut Ahlulbait as dan Muslim tinggal, telah mengalami pelanggaran hak. Kita harus mengikuti cara-cara hukum untuk melindungi dan membela Muslim dan pengikut Ahlulbait as secara rinci dan menyeluruh.

Juga, salah satu tujuan lain yang telah dipertimbangkan untuk lembaga adalah untuk membantu pertumbuhan, promosi dan peningkatan situasi budaya, propaganda, politik, ekonomi dan sosial para pengikut Ahlulbait as di dunia, yang jika dikumpulkan, akan memberikan otoritas intelektual dan spiritual untuk itu akan mengikuti dan dapat menjadi kapasitas penting di dunia. Mengingat peluang yang telah tercipta di dunia saat ini untuk menjelaskan ajaran Ahlulbait as kita harus memanfaatkan kesempatan ini dengan memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak serta semua fasilitas yang ada.

ABNA: Bisa anda jelaskan tentang peran dan kegiatan Sidang Umum dalam struktur Lembaga Internasional Ahlulbait as?

Ayatullah Ramezani: Lembaga Internasional Ahlulbait as memiliki empat pilar. Pilar pertama ulama marja Syiah,  pilar kedua Sidang Umum Lembaga, pilar ketiga Dewan Tertinggi dan pilar keempat Sekretaris Jenderal, yang sepenuhnya disebutkan dalam statuta Lembaga Internasional Ahlulbait as.

Dalam pasal keenam statuta, disebutkan bahwa anggota Sidang Umum diangkat oleh Dewan Tertinggi untuk enam tahun menurut statuta. Sidang Umum terdiri dari ulama, pemikir, profesor universitas terkemuka dan tokoh-tokoh sosial yang merupakan pengikut Ahlulbait as dan berpengaruh di wilayah mereka. Keanggotaan perwakilan komunitas dan organisasi pengikut Ahlulbait as, yang memiliki komponen dan karakteristik, dibahas dalam Dewan Tertinggi dan anggota baru disetujui dan ditambahkan.

Sidang Umum memiliki tugas dan wewenang yang akan saya sebutkan beberapa di antaranya.

Kebijakan umum dan kebijakan Lembaga Internasional Ahlulbait as ditentukan dalam Sidang Umum. Sebagai organisasi non-pemerintah, sidang umum merupakan salah satu pilar utama dan penting organisasi, oleh karena itu, banyak masalah yang disetujui dan ditentukan dalam sidang umum, bahkan misi, tugas dan program kerja lembaga dibahas dalam Sidang Umum.

Kewenangan lain dari Majelis Umum adalah untuk memberikan dasar bagi reformasi, pertumbuhan dan peningkatan status umum para pengikut Ahlulbait as. Para pengikut Ahlulbait as harus menuju rasionalitas, spiritualitas, keadilan dan realisasi martabat dalam arti kata yang sebenarnya; Karena Al-Qur'an telah mengangkat masalah martabat sebagai dasar dan prinsip di atas masalah lainnya.

Para anggota Majelis Umum harus mengambil sikap mengenai penderitaan dan masalah yang terjadi di berbagai negara di dunia Islam. Di Myanmar dan banyak negara lain, umat Islam mengalami penindasan. Beberapa telah memulai perang dan pertumpahan darah atas nama Islam, atau mereka mulai membunuh Muslim atau menyoroti perbedaan di antara umat Islam. Lembaga Internasional Ahlulbait as telah memberikan tugas penting kepada Majelis Umum, bahwa mereka harus mengumumkan posisi mereka, dan memprotes diskriminasi dan ketidak adilan terhadap umat Islam.

Tugas lain dari Sidang Majelis Umum adalah meninjau dan mengomentari kinerja lembaga, apakah lembaga berhasil dalam tujuan, strategi dan solusi atau tidak. Dan faktor apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan? Majelis Umum berurusan dengan kebutuhan, prioritas dan tantangan; Apa saja kebutuhan yang harus diperhatikan oleh lembaga? Apa prioritas lembaga dalam memasuki arena internasional? Apa kerugiannya dan apa hambatannya dalam mencapai tujuan? Oleh karena itu, hambatan harus diidentifikasi dan kita dapat mencapai tujuan.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan keseluruhan, kita harus melalui tujuan parsial dan menengah. Penting untuk memberitahu dunia: sastra, logika dan semangat yang mengatur ajaran Ahlulbait as, rasionalitas dan spiritualitas, dan bahwa umat manusia tidak boleh mencari perang dan pertumpahan darah dan semestinya melawan sistem dominasi. Oleh karena itu, kami tidak menerima penindasan dan penjajahan, dan kami harus dapat mencapai tugas kami yang paling penting dengan menghindari ekses.

Tugas lain dari Majelis Umum adalah memperhatikan kebutuhan keuangan Lembaga Internasional Ahlulbait as. Semua anggota harus memperhatikan organisasi dan bantuan mereka. Jika kita ingin melakukan sesuatu, mendukung situs dan memiliki ensiklopedia virtual untuk Lembaga Internasional Ahlulbait as dan banyak kegiatan lainnya, perlu menggunakan kemampuan ekonomi yang ada di antara para pengikut Ahlulbait as. 

Di beberapa negara, komunitas muslim Syiah ingin membangun masjid atau husainiyah. Disejumlah negara, masjid, husainiyah dan Islamic center perlu direnovasi, dan sektor pendidikan dan penelitian membutuhkan dukungan. Jika kita ingin menciptakan pendidikan publik di dunia dan pengetahuan para pengikut Ahlulbait as akan meningkat di dunia, perlu bahwa kegiatan ini didukung oleh para pengikut Ahlulbait as. Ini adalah salah satu aturan organisasi dan majelis umum, dan kami berharap bahwa acara yang baik ini akan terjadi dengan cara yang baik di majelis nanti.

ABNA: Bisa anda jelaskan, tujuan, pentingnya dan perlunya diadakan sidang ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as ini?

Ayatullah Ramezani: Dinyatakan dalam statuta Lembaga Internasional Ahlulbait bahwa Sidang Majelis Umum harus diadakan maksimal sekali dalam setiap empat tahun. Artinya, rapat Majelis Umum dapat diadakan lebih awal sesuai dengan kebutuhan.

Dewan Tertinggi Lembaga Internasional Ahlulbait as mengadakan 8 pertemuan setiap tahun. Tentu saja, karena tidak mungkin mengumpulkan semua anggota Dewan Tertinggi terutama yang berasal dari luar Iran maka kami membentuk "Panitia Terpilih". Berdasarkan proposal kami, pada tahun 2018, komite terpilih Dewan Tertinggi disetujui, dan semua kekuasaan kecuali satu atau dua kekuasaan telah didelegasikan ke komite ini. Pada awalnya, kami mengadakan pertemuan dengan panitia pemilihan setiap dua minggu sekali dan sekarang sebulan sekali.

Dalam undang-undang tersebut, ditentukan bahwa sidang umum harus diadakan setiap empat tahun sekali. Tentu saja, kita bisa mengadakan KTT regional; KTT regional Asia, Oceania, Afrika, Eropa dan Amerika. KTT regional bisa sangat berguna dan penyatuan kapasitas adalah penting. Dengan demikian, kami telah mengadakan enam pertemuan regional sejauh ini.

Pentingnya sidang ketujuh Majelis Umum adalah bahwa isu-isu dan peristiwa dunia Islam dan negara-negara kawasan ditinjau dan dianalisis. Di negara-negara tempat para pengikut Ahlulbait dan Syiah tinggal, kumpulan pengalaman akan ditinjau dan sebagai hasil diskusi KTT, kami akan merangkum tugas kami untuk empat tahun ke depan sehingga kami dapat melanjutkan masa depan kegiatan majelis dengan cara yang lebih efektif dan mutakhir. 

Hari ini, kita hidup di dunia yang berubah dan berkembang setiap hari, jadi kita harus meninjau rencana kita dengan serangkaian variabel dan peristiwa yang terjadi di dunia. Sebagaimana yang diprediksi dalam konstitusi, salah satu tugas majelis umum adalah meninjau dan mendefinisikan kembali uraian tugas dan misinya, yang harus dilakukan dengan cara yang benar.

ABNA: Apa alasan penundaan sidang ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as?

Ayatullah Ramezani: Tahun 2019 adalah pergantian Sekjen dan kepengurusan Lembaga Internasional Ahlulbait as, dan mengingat pertemuan ke-6 diadakan pada tahun 2015, seharusnya pertemuan ke-7 diadakan pada tahun 2019. Setelah pergantian manajemen, pada akhir tahun 2019, kita menghadapi Corona. Saat itu kami mempertimbangkan untuk mengadakan KTT ke-7 untuk 2020, kami juga menentukan tanggalnya, tetapi hasil tinjauan para ahli adalah tidak mungkin untuk mengadakan pertemuan, dan dalam protokol kesehatan Republik Islam Iran, itu dilarang mengadakan pertemuan karena penyebaran virus Corona. Setelah meredanya virus corona yang terkenal ini, yang tentu saja masih juga menelan korban jiwa  di seluruh dunia, termasuk Iran, namun pembentukan pertemuan telah diizinkan, jadi kesimpulan kami adalah bahwa sidang ketujuh akan diadakan pada tahun 2022. 

Dengan alasan ini, kami mengadakan sidang ketujuh Majelis Umum terlambat tiga tahun. Akibatnya, pentingnya mengadakan pertemuan akan menjadi jelas; Karena Sidang Umum sudah tujuh tahun tidak digelar dan banyak hal yang ingin disampaikan. Kita harus mengambil manfaat dari pendapat para pemikir dunia Islam dan pengikut Ahlulbait as dan mendefinisikan kembali dan merevisi deskripsi tugas.

ABNA: Setelah acara berakhir dan para tamu kembali ke negaranya, apakah Lembaga Internasional Ahlulbait as tetap memiliki hubungan dengan mereka?

Ayatullah Ramezani: Harus ada hubungan yang erat antara pengurus pusat dengan jajarannya. Artinya, berbagai wakil ketua majelis harus berkomunikasi dengan para anggota, saling menyampaikan tuntutan dan saling membantu. Sebuah kelompok dengan judul markas harus menyediakan layanan di departemen yang berbeda dan anggota harus memenuhi tugas mereka sesuai dengan deskripsi tugas mereka. Agar sesuatu yang penting terjadi di semua wilayah, anggotanya perlu terhubung satu sama lain. Landasan kami adalah untuk mengembangkan dan memperkuat komunikasi di era baru. Jika kita ingin mencapai tujuan jangka panjang kita, yaitu untuk meningkatkan tingkat ilmiah para pengikut Ahlulbait as di dunia, hubungan intelektual yang erat dan mendalam harus dibangun antara anggota dan pilar. 

Jika ini terjadi, kita akan lebih berhasil dalam mencapai tujuan kita, oleh karena itu, di salah satu komisi, kita cermati masalah komunikasi dari segi konten, bagaimana kita dapat mengembangkan dan memperkuat komunikasi, dan hal ini akan ditindaklanjuti setelahnya.

ABNA: Menurut pendekatan transformasional, menurut anda apa perbedaan antara sidang ketujuh dengan sidang-sidang sebelumnya sebelumnya?

Ayatullah Ramezani: Ini adalah pertanyaan penting. Mengingat kita telah melewati 30 tahun berdirinya Lembaga Internasional Ahlulbait tahun lalu, kami telah menyampaikan beberapa hal dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan ini, pendekatan transformasional majelis dan solusi untuk realisasinya akan dibagikan kepada para anggota, dan kami akan mendapat manfaat dari kapasitas ahli yang sangat besar yang telah disiapkan.

Organisasi biasanya meninjau kinerja dan tujuan mereka setiap sepuluh tahun. Lembaga Internasional Ahlulbait as dibentuk pada tahun 1990, dan dalam tiga puluh tahun terakhir, sekretaris jenderal telah melakukan banyak kegiatan. Kami menghormati karya-karya dan buah tangan Ayatullah Taskhiri dan Ayatullah Asefi, dan saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada sekretaris jenderal yang bekerja keras untuk majelis. Bagian dari program pertemuan adalah untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang-orang yang bekerja sama dengan majelis, beberapa seperti Ayatullah Mohammad Baqer Hakim dan Shahid Dehdowe yang menjadi syahid di Belgia dan yang lainnya meninggal karena sebab alami dan jasa mereka akan dihormati dan terus diingat.u

Kami mengumpulkan biografi anggota Dewan Tertinggi seperti Ayatollah Momin, Ayatullah Shahroudi, Ayatullah Mujtahid Shabestri, Ayatullah Taskhiri, Ayatollah Asefi, Ayatollah Sayid Mohammad Fazlullah, Ayatullah Mohseni dan beberapa tokoh yang telah meninggal dalam dalam sebuah buku kumpulan biografi tokoh yang total di dalamnya ada 128 orang dan kami akan mengekspos koleksi ini.

Lembaga Internasional Ahlulbait as telah melakukan banyak penelitian, banyak di antaranya telah dipublikasikan. Sejauh ini, dua ribu jilid dengan judul berbeda telah diterbitkan oleh majelis, dan beberapa judul setengah jadi dan sedang dikerjakan. Kami telah merangkum kumpulan karya majelis di bidang penelitian, penerjemahan dan penelitian dalam satu koleksi dan kami telah memberikan ringkasan buku dalam sepuluh hingga dua belas baris. Ini juga merupakan koleksi mewah yang akan dihadirkan di puncak.

Juga, kami memeriksa situasi umum terbaru Syiah di berbagai benua dan negara dengan database yang kami miliki dan koleksi yang sangat lengkap telah disiapkan. Di sisi lain, di bidang analisis situasi Syiah dunia, kami menyiapkan sebuah karya yang akan diterbitkan.

Di penghujung tahun 2019, Konferensi Internasional Hazrat Abu Thalib as diselenggarakan oleh Lembaga Internasional Ahlulbait as. Juga, salah satu tokoh Sunni Pakistan yang menulis 12.000 halaman untuk memuji Hazrat Abu Thalib as telah diundang untuk memberikan pidato pada pertemuan tersebut.

Dari segi isi, tuntutan pemimpin tertinggi dan anggota dewan tertinggi manajemen baru bersifat transformasional, dan wacana kita telah menjadi wacana transformasional sejak awal periode baru. Dalam hal ini, kami mengubah struktur dan disetujui di Dewan Tertinggi. Karena kenyataan bahwa kita harus pindah ke ruang virtual, kami mendirikan Administrasi Umum Virtual dan menggunakan kapasitas ruang virtual adalah salah satu prioritas transformasi Majelis. Juga, kami menambahkan Direktorat Jenderal Pendidikan, Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pembinaan dan Kantor Pemikir ke dalam struktur baru.

Ini harus menunjukkan diri mereka pada sidang ketujuh. Oleh karena itu, kami menamai salah satu komisi itu "Komisi Virtual". Hari ini, Lembag Internasional Ahlulbait as dapat melakukan pekerjaan yang berharga di bidang ruang virtual dalam hal perangkat lunak dan produksi dan menciptakan gerakan di dunia dalam meningkatkan tingkat ilmiah para pengikut Ahlulbait as. 

Hal lain yang harus kita perhatikan adalah bahwa banyak upaya telah dimasukkan ke dalam konten komisi. Mungkin ada banyak komisi di sidang sebelumnya, tetapi padang sidang ketujuh, disimpulkan bahwa kita harus mengurangi komisi dan meningkatkan kualitas. Oleh karena itu, kami memperkirakan empat komisi, dan ratusan orang telah mengerjakan konten dan diskusi intelektual dari masing-masing komisi.

Oleh karena itu, dalam komisi "Majelis Lokal dan Lembaga", "Komunikasi", "Ruang Virtual" dan "Ekonomi", semua pandangan, kapasitas dan kemampuan Syiah digunakan. Para dermawan dan orang-orang yang bisa berbuat sesuatu di bidang ekonomi dan kapasitas ekonomi harus dimanfaatkan agar kelompok Syiah membayar sebagian dari setiap keuntungan yang mereka miliki dari kegiatan ekonomi untuk pengikut Ahlulbait as, lembaga, masjid dan pendidikan dan karya dakwah. Oleh karena itu, kita harus mencapai tahap swasembada dan pencapaian yang kita harapkan akan terjadi.

Dalam pembahasan konten, kami telah menyiapkan buklet konten komisi dan memberikannya kepada anggota komisi, dan anggota mengomentari penyelesaian konten.

Kami juga akan mengadakan dua pertemuan. Pertemuan pertama adalah tentang akademisi, dan dalam pertemuan ini kita akan membahas bagaimana menggunakan jaringan profesor Syiah di dunia; Kita harus menggunakan kapasitas profesor Syiah di dunia untuk kemajuan ilmiah dan peningkatan pengetahuan para pengikut Ahlulbait as.

Sesi kedua adalah tentang wanita. Mempertimbangkan kehadiran sosial perempuan di berbagai bidang, kami akan mengkaji bagaimana kami dapat menggunakan kapasitas perempuan di berbagai bidang.

Internasionalitas Sidang Ketujuh jelas terlihat. Pada upacara pembukaan, delapan intelektual non-Iran akan berbicara, dan komposisi komisi telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga lebih banyak tokoh internasional yang digunakan; Artinya, pada sidang ketujuh tidak memiliki warna Iran, tetapi semua tokoh dan personalia  digunakan secara geografis. Insya Allah output, hasil dan produk dari pertemuan tersebut bermanfaat dan berkah.

Di sela-sela sidang ketujuh, kami akan menyelenggarakan pameran di mana pencapaian ilmiah dari sistem juga diperhatikan. Mengingat tahun ini telah dinobatkan sebagai "tahun produksi, berbasis pengetahuan, penciptaan lapangan kerja" oleh pemimpin tertinggi revolusi, kami mengundang beberapa universitas untuk mempresentasikan kegiatan ilmiah mereka di bidang berbasis pengetahuan. Kami mengundang Lembaga Penerbitan dan Penyuntingan Imam Revolusi untuk mempresentasikan karya-karya mereka yang lalu dan yang terbaru. Lembaga yang dapat berperan dalam mengembangkan kegiatan majelis juga telah diundang.

Pekerjaan penting dan berharga lainnya adalah bahwa untuk pertama kalinya, kami akan menyajikan tiga puluh satu tahun kegiatan lembaga dalam dua puluh dua atau dua puluh tiga lukisan untuk kunjungan Pemimpin Tertinggi. Juga, para anggota Majelis Umum akan diberitahu tentang tiga dekade kegiatan Majelis dengan melihat pameran tersebut. 

Pembicara acara pembukaan adalah Presiden, dan pembicara acara penutupan adalah Ketua Parlemen. Selain itu, Menlu juga telah mengundang anggota Majelis Umum untuk membahas perkembangan terkini di kawasan.

Pada Sidang Majelis Umum ketujuh, akan tercipta ruang dialog dan interaksi antara ilmuwan, pemikir dan cendekiawan dunia Islam, dan ruang ini dapat berperan penting bagi kerjasama dan komunikasi

ABNA: Apa visi yang Anda gambarkan untuk masa depan Lembaga Internasional Ahlulbait? Dengan kata lain, bagaimana Anda melihat lembaga ini di masa depan?

Ayatullah Ramezani: Yang penting dan harus kita perhatikan adalah "transformasi"; Harus ada perubahan dalam tujuan, metode, kekuatan dan anggota. Kumpulan perubahan ini dapat membuat perubahan besar. Kita mendirikan lembaga ini untuk mencapai otoritas ilmiah dan spiritual dengan upaya semua pejabat tinggi dan menggunakan pengalaman para sarjana dan pemikir. Otoritas ilmiah dan budaya ini sangat penting. Kita harus bisa mengembangkan ensiklopedia dari segi budaya, yang saat ini kita telah mempublikasikan dalam 5 bahasa dan kita cari agar bisa mencapai 40 bahasa. Kita harus mampu menyajikan ajaran dan keutamaan Ahlulbait as kepada dunia dengan bahasa-bahasa dunia yang masih hidup.

Kami melihat pendidikan publik dalam perspektif. Semua pengikut Ahlulbait as di dunia harus menerima pendidikan minimum dan pandangan mereka tentang madrasah Ahlulbait as harus diperluas secara kualitatif. Tanpa berlebihan dan dengan perspektif rasional dan spiritual, kita harus mempromosikan ajaran Ahlulbait as di dunia dengan cara yang benar dan manfaat dari doa Ahlulbait as. Pengajaran yang benar harus terus digencarkan dan dimaksimalkan, sehingga menjadi jelas bagi seluruh dunia dan orang-orang yang melihat para pengikut Ahlulbait as bahwa Ahlulbait as adalah pemilik madrasah yang kuat dan merupakan kepribadian yang telah mendidik diri secara intelektual dan spiritual dan bahwa kita bisa menjadi pemimpin di masa depan, kita harus memperkuat mukmin yang religius, bertanggung jawab, spiritualis, berorientasi akal dengan meningkatkan pengetahuan di dunia.

ABNA: Apakah Anda akan mengadakan konferensi pers sebelum Sidang dimulai?

Ayatullah Ramezani: Di ​​bidang media, disimpulkan bahwa peliputan berita akan dilakukan selama sidang ketujuh berlangsung. Media dalam negeri akan meliput upacara pembukaan, upacara penutupan dan pertemuan dengan pemimpin tertinggi, kantor berita internasional juga hadir untuk peliputan berita. Dalam pertemuan itu sendiri, Sekjen yang merupakan juru bicara Lembaga Internasional Ahlulbait as akan menjelaskan pandangan umum dan masyarakat dalam wawancara.

ABNA: Terima kasih telah memberi kami waktu berharga Anda.